Latar atau Setting Sudut Pandang atau Point of View

4.4 Latar atau Setting

Latar atau setting adalah waktu dan tempat terjadinya lakuan di dalam karya sastra atau drama. Latar atau setting novel SAZZ karya Maulana Syamsuri di sebuah desa yang terletak di kaki bukit Mandailing Natal. Waktu kejadian setiap hari yaitu pagi, siang, dan malam. Lokasi terjadinya lakuan cerita di sekolah ketika Bu Nauli mengajar anak-anak membaca puisi, Rumah Bu Nauli digambarkan dengan suasana yang tenang, damai, dan sejuk. Rumah Tiurma yang digambarkan dengan tokoh sembako di depan rumah dan tidak jauh dari rumah Bu Nauli. Pengarang juga berusaha menceritakan daerah-daerah di desa kaki bukit dengan mendeskripsikannya secara nyata sehingga pembaca dapat menggambarkan keadaan pedesaan tersebut. Itu dapat dilihat dari kutipan di bawah ini, “Sepanjang hari, sepanjang bulan, bahkan sepanjang tahun, desa yang terletak di kaki bukit itu selalu sepi dan senyap. Yang terdengar hanya kokok ayam jantan bersahut- sahutan, kicau burung di ranting pohon, lenguh sapi betina yang memanggil jantannya, kepak sayap kelelawar serta nyanyian jengkrik, derai angin yang membelai daun-daun pepohonan atau gemericik air sungai. Kadang-kadang terdengar suara perempuan di tengah sawah yang sedang menguning untuk mengusir burung. Sesekai terdengar nyanyian pemanjat pohon aren yang berlirik mantera-mantera agar tandan pohon aren yang berlirik mantera-mantera agar tandan enau itu banyak mengucurkan nira untuk bahan baku gula bargot.” SAZZ, 2005:1

4.5 Sudut Pandang atau Point of View

Sudut pandang adalah titik tolak pengarang sebagai penceritaan akuan yang berada dalam cerita atau penceritaan diaan yang berada di luar cerita. Sudut pandang pengarang dalam novel SAZZ berkedudukan sebagai orang ketiga yang serba tahu. Pengarang mengungkapkan novel SAZZ dengan mengetahui segala sesuatu yang terjadi, bahkan pikiran dan perasaan pelakunya yaitu Bu Nauli, Bang Lindung, Tiurma, dan Bang Pandapotan, dan dapat melihat tingkah laku mereka dari segala sudut. Dari segi penceritaan, pengarang juga memasukkan unsur budaya yang melekat pada tokoh-tokohnya dan menggambarkannya Universitas Sumatera Utara secara jelas.

4.6 Gaya Bahasa