BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastra menjadikan masyarakat sebagai objek sastra dalam menampilkan
gambaran kehidupan. Maksudnya, sastra dijadikan cermin untuk memberi petunjuk dan menggambarkan kehidupan masyarakat, namun juga cermin balik bagi masyarakat atau
subjek kolektif. Sastra mencakup hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dengan orang-perseorang, antarmanusia, dan antarperistiwa yang terjadi dalam batin seseorang.
Wellek dan Austin 1989:109 menyatakan bahwa “sastra “menyajikan kehidupan” dan “kehidupan” sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial, walaupun karya sastra juga
“meniru” alam dan dunia subjektif manusia.” Dalam karya sastra, pengarang berusaha menggambarkan segala peristiwa yang dialami
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Karya sastra juga tidak terlepas dari rekaman peristiwa-peristiwa kebudayaan di dalam hidup manusia, yakni sastra dan kebudayaan
memiliki objek yang sama, yaitu manusia dan masyarakat, manusia sebagai fakta sosial, dan manusia sebagai makhluk kultural Ratna, 2005:14. Hasil realitas sosial menunjukkan karya
sastra berakar pada kultur tertentu di dalam lingkungan masyarakat. Keberadaan sastra yang demikian menjadikan ia dapat diposisikan sebagai dokumen sosiobudaya.
Salah satu hasil karya sastra yang diciptakan sastrawan adalah prosa fiksi. Prosa fiksi atau karya fiksi diistilahkan dengan prosa cerita, prosa narasi, narasi, atau cerita berplot.
Kisahan atau cerita yang dilakukan oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga
menjalin suatu cerita Aminuddin, 1987:66. Dalam penelitian ini, karya sastra yang akan
Universitas Sumatera Utara
diteliti adalah novel. Novel merupakan jenis prosa yang mengandung unsur tokoh, alur, latar rekaan yang
menggelarkan kehidupan manusia atas dasar sudut pandang pengarang dan mengandung nilai hidup, diolah dengan teknik kisahan dan ragaan yang menjadi dasar konvensi penulisan
Zaidan, 2007:136. Novel juga cerita yang menampilkan suatu kejadian luar biasa pada kehidupan pelakunya, yang menyebabkan perubahan sikap hidup atau menentukan nasibnya
Nursisto, 2000:112. Menurut Goldman “novel sebagai cerita mengenai pencarian yang terdegradasi akan nilai-nilai yang otentik nilai-nilai yang mengorganisasikan dunia novel
secara keseluruhan meskipun secara implisit, tidak eksplisit dan dilakukan oleh seorang hero yang problematik dalam dunia yang juga terdegradasi” dalam Faruk, 1994:29.
Novel sangat menarik untuk dikaji. Tidak hanya untuk dinikmati, dibaca, dan diapresiasikan, tetapi juga dapat untuk diteliti secara ilmiah. Novel yang akan diteliti adalah novel Seteguk
Air Zam-Zam SAZZ karya Maulana Syamsuri. Novel SAZZ merupakan hasil karya Maulana Syamsuri yang menceritakan masyarakat dan sosiobudaya suku Mandailing Natal Madina.
Novel yang menggambarkan kehidupan masyarakat Mandailing yang dipengaruhi agama khususnya agama Islam. Penceritaan kebudayaan yang luas mengenai suku Madina bertolak
belakang dengan latar belakang budaya pengarang. Pengarang yang seorang suku Jawa dan tinggal di Sumatera Utara atau Medan mampu menceritakan masyarakat, budaya, dan juga
alam Mandailing. Karena itu, novel SAZZ dijadikan sebagai suatu alat untuk diteliti melalui suatu pendekatan atau teori. Pendekatan atau teori itu berupa strukturalisme genetik
Goldmann. Strukturalisme genetik merupakan teori atau pendekatan yang lahir sebagai reaksi dari
pendekatan strukturalisme murni yang antihistoris dan kausal. Doktrin atau teori mengkaji asal-usul karya sastra yang pengarang dan kenyataan sejarahnya turut mengkondisikan karya
sastra saat diciptakan. Dalam teori struturalisme genetik terdapat kategori-kategori yang
Universitas Sumatera Utara
saling membangun. Kategori-kategori itu antara lain, fakta kemanusiaan, subjek kolektif, dan pandangan dunia.
Peneliti meneliti strukturalisme genetik yang terdapat dalam novel SAZZ. Penelitian mencakup seluruh aspek di dalam novel terutama struktur novel, fakta sosial atau fakta
kemanusiaan, masyarakat pemilik kebudayaan yang diceritakan pengarang, dan pandangan pengarang anggota masyarakat yang terikat pada status sosial tertentu dan secara tidak
langsung terlibat dalam karyanya. Keseluruhan aspek itu masih memiliki keterkaitan yang berasal dari satu teori.
Novel SAZZ menjadi penting untuk diteliti karena belum pernah diteliti. Dengan demikian, novel SAZZ diteliti untuk memberi manfaat kepada pembaca dalam memahami
keseluruhan dari novel berdasarkan subjek kolektif. Masalah pokok yang dibahas dalam karya ilmiah adalah “Bagaimanakah strukturalisme
genetik terhadap novel SAZZ karya Maulana Syamsuri?” Rumusan ini disertai dengan sejumlah unsur permasalahan, yakni a struktur karya sastra, yang mencakup tema, alur, latar,
dan lain-lain. b strukturalisme genetik yaitu bentuk fakta kemanusiaan, subjek kolektif, dan pandangan dunia pengarang dalam novel SAZZ.
1.2 Rumusan Masalah