Struktur Karya Sastra Strukturalisme Genetik

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai preposisi- preposisi penelitian, maka harus memiliki konsep-konsep yang jelas. Menurut Malo dkk. 1985:47 “konsep-konsep yang dipakai dalam ilmu sosial walaupun istilah sama dengan yang digunakan sehari-hari, namun makna dan pengertiannya dapat berubah.”

2.1.1 Struktur Karya Sastra

Karya sastra memiliki stuktur. Struktur merupakan susunan, penegasan dan gambaran semua materi serta bagian elemen yang menjadi komponen karya sastra dan merupakan kesatuan yang indah dan tepat Abrams dalam Jabrohim ed, 2001:167. Struktur karya sastra itu merupakan suatu kesatuan yang bulat dengan unsur-unsur pembangunnya yang saling berjalinan Suwondo dalam Jabrohim ed, 2001:54. Struktur yang digunakan dalam novel SAZZ adalah unsur-unsur intrinsik. Unsur-unsur yang secara langsung membangun karya sastra. Mursal Esten 1978:20 mengatakan hal-hal yang berhubungan dengan struktur, seperti tema, alur plot, latar, tokoh dan penokohan, sudut pandang atau point of view, gaya bahasa dan amanat.

2.1.2 Strukturalisme Genetik

Strukturalisme genetik adalah teori atau pendekatan yang lahir sebagai reaksi dari pendekatan strukturalisme murni yang antihistoris dan kausal. Doktrin atau metode mengkaji asal-usul karya sastra yang pengarang dan kenyataan sejarahnya turut mengondisikan karya sastra saat diciptakan. Strukturalisme genetik menjadi teori yang mampu merekonstruksi Universitas Sumatera Utara masyarakat, fakta kemanusiaan atau sosial, pandangan dunia pengarang dan unsur-unsur yang membangun karya sastra seperti tema, alur atau plot, latar atau setting, tokoh dan penokohan, sudut pandang atau point of view, dan gaya bahasa. Goldmann membangun kategori-kategori yang saling bertalian satu sama lain. Kategori-kategori itu antara lain: 2.1.2.1 Fakta kemanusiaan Fakta kemanusiaan atau fakta sosial adalah segala hasil aktivitas atau perilaku manusia baik yang verbal maupun yang fisik, yang berusaha dipahami oleh ilmu pengetahuan. Fakta itu dapat berwujud aktivitas sosial, politik, maupun kreasi kultural seperti filsafat, seni rupa, seni musik, seni patung, dan seni sastra. Fakta kemanusiaan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu fakta individu dan fakta sosial. 2.1.2.2 Subjek kolektif Subjek kolektif merupakan subjek fakta sosial. Istilah yang diberikan untuk menggantikan istilah masyarakat dalam kajian strukturalisme genetik. Subjek yang mengatasi individu, yang di dalamnya individu hanya merupakan satu kesatuan, satu kolektivitas. Subjek kolektif dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu subjek individual dan subjek transindividual. Subjek individual merupakan subjek fakta individual yang melakukan aktivitas berdasarkan emosi atau naluri libidinal. Subjek transindividual adalah subjek yang mengatasi individu, yang di dalamnya individu hanya merupakan bagian dan bukanlah kumpulan individu-individu yang berdiri sendiri, melainkan merupakan satu kesatuan, satu kolektivitas, misalnya revolusi sosial, politik, ekonomi, dan karya-karya kultural yang besar, merupakan fakta sosial historis. Individu yang dapat diciptakan dari subjek transindividual. Subjek transindividual menjadi subjek karya sastra yang besar sebab karya sastra Universitas Sumatera Utara semacam itu merupakan hasil aktivitas yang objeknya sekaligus alam semesta dan kelompok manusia Goldmann dalam Faruk, 1999:15. 2.1.2.3 Pandangan dunia Pandangan dunia merupakan Istilah yang cocok bagi kompleks menyeluruh dari gagasan-gagasan, aspirasi-aspirasi, dan perasaan-perasaan, yang menghubungkan secara bersama-sama anggota-anggota suatu kelompok sosial tertentu dan yang mempertentangkannya dengan kelompok-kelompok sosial yang lainnya Goldmann dalam Faruk, 1999:16 . Pandangan dunia ini dibagi berdasarkan kesadaran yang nyata dan kesadaran yang mungkin untuk mengkaji novel SAZZ.

2.1.3 Karya Sastra