5. Keadaan Penduduk
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat dikemukakan tabel sebagai berikut :
TABEL II KOMPOSISI PENDUDUK BERDASARKAN JENIS KELAMIN
NO JENIS KELAMIN
FREKUENSI PERSENTASE
1 Pria
1456 49,28
2 Wanita
1499 50,72
Jumlah 2955
100,00
Sumber : Kantor Kecamatan Simpang Empat Tahun 2005
Sementara itu komposisi penduduk dilihat berdasarkan agamanya diperoleh tabel sebagai berikut :
TABEL III KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT AGAMA
NO AGAMA
FREKUENSI PERSENTASE
1 Islam
196 KK 22,50
2 Kristen
651 KK 74,75
3 DLL
24 KK 2,75
Jumlah 871 KK
100,00
Sumber : Kantor Kecamatan Simpang Empat
Universitas Sumatera Utara
Dari frekuensi tabel III diatas menunjukkan bahwa komposisi berdasarkan agama didesa Lingga mayoritas agama Kristen dimana
didesa ini terdapat 3 tiga bangunan gereja yakni GBKP Gereja Batak Karo Protestan, Gereja Khatolik, dan GPDI Gereja Pantekosta Di
Indonesia. Didesa ini juga terdapat satu bangunan Mesjid, selain kedua agama ini di desa ini juga terdapat sebuah kepercayaan yang disebut oleh
mayarakat desa Lingga agama Pemena, di mana agama ini merupakan kepercayaan awal yang menyembah arwah para leluhur, namun seiring
perkembangan jaman agama ini lama kelamaan hilang, dan sekarang hanya tinggal beberapa rumah tangga saja yang percaya kepada agama
ini. Hubungan antara satu agama dengan agama yang satunya dapat dikatakan harmonis di mana hal ini dapat kita lihat dari masih kuatnya
sikap tolong menolong dalam mengerjakan pekerjaan diladang atau ketika satu keluarga mengalami kemalangan atau musibah.
Pendidikan merupakan unsur penting dalam kehidupan setiap orang. Pendidikan yang diperoleh seseorang khususnya pendidikan
formal sangat besar pengaruhnya terhadap cara berpikir seseorang dalam menjalankan aktifitas hidupnya sehari-hari. Orang yang memiliki tingkat
pendidikan yang lebih tinggi umumnya memiliki pola berpikir yang lebih maju dibandingkan dengan orang yang memiliki pendidikan yang lebih
rendah. Bila dilihat keadaan pendidikan berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat dalam tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
TABEL IV JUMLAH PENDUDUK MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN
NO TINGKAT PENDIDIKAN
FREKUENSI PERSENTASE 1
Belum sekolah 275
11,98 2
Tidak tamat SD 188
8,20 3
Sekolah Dasar 849
37,00 4
SLTP Sederajat 464
20,21 5
SMU Sederajat 453
19,74 6
Perguruan Tinggi 66
2,87 jumlah
2295 100,00
Sumber : Kntor Kecamatan Simpang Empat
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa keadaan penduduk di desa Lingga dilihat dari tingkat pendidikan tergolong cukup baik bahkan
terdapat 66 orang yang sampai kepada perguruan tinggi. Namun jika dibandingkan dengan keadaan jaman pada saat ini bisa dikatakan di desa
ini masih sangat tertinggal dengan pendidikan di mana dapat kita lihat bahwa di desa ini hanya terdapat 3 tiga bangunan Sekolah Dasar, dan
itupun keadaannya dapat dikatakan kurang memadai. Sementara untuk tingkat yang lebih tinggi seperti sekolah lanjutan pertama SLTP dan
sekolah menengah umum SMU masyarakat atau anak-anak pergi bersekolah di Kabanjahe ibukota kabupaten. Sedangkan untuk tingkat
perguruan tinggi mereka umumnya menuntut ilmu di kota Medan dan kota lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu di desa ini juga masih terdapat anak-anak yang tidak mengecap atau merasakan pendidikan. Hal ini dikarena berbagai hal, ada
yang memang tidak mau sekolah, ada karena alasan ekonomi yang rendah. Tetapi kebanyakan diakibatkan karena kurangnya kesadaran
akan arti pentingnya pendidikan bagi kehidupan yang akan datang. Secara umum kehidupan masyarakat didesa Lingga bersifat
agraris. Hasil pertanian merupakan sumber penghidupan yang utama bagi kebanyakan penduduk tersebut. Hampir setiap orang ikut terlibat dalam
usaha pertanian, bahkan tidak sedikit diantara mereka yang bertani sambil berdagang. Hasil dari pertanian seperti kentang, jagung, cabe, kol, jeruk
dan lain-lain biasanya dibawa kepasar dan didagangkan di sana, tetapi ada sebagian dari mereka tidak membawanya kepasar tetapi dijual
kepada agen dan harganya tentunya lebih murah. Biasanya hasil tanaman yang dijual kepada agen hanya yang sedikit tidak mencapai puluhan kilo
karena menurut masyarakat desa Lingga jika dijual kepasar ongkosnya saja tidak kembali.
Selain bertani dan berdagang masyarakat desa lingga juga mempunyai pekerjaan lain yaitu membuat keranjang yang digunakan
untuk tempat jeruk dikirim keluar kota, seperti ke Jakarta, Bandung, Lampung, dan lain-lain. Keranjang ini dibuat dari pohon bambu, dan
kebanyakan yang mengerjakan pekerjaan ini adalah laki-laki, sementara perempuan kebanyakan beraktivitas bertani dan berdagang. Biasanya
para perempuan yang bertani dipagi hari, setelah jam 3 tiga sore mereka
Universitas Sumatera Utara
pergi berdagang ke pasar, dan setelah pukul 7 tujuh malam mereka baru kembali kerumah.
Didesa Lingga juga banyak yang bekerja di institusi-institusi baik itu negeri maupun swasta. Sebagian pegawai negeri yang ada di desa
Lingga bekerja di kantor Kecamatan, kantor Bupati, guru baik itu guru negeri maupun swasta, puskesmas, dan lain-lain, dan yang bekerja di
institusi-institusi swasta misalnya seperti pegawai rumah sakit, penjaga toko, penjaga wartel, penjaga konter pulsa, dan lain-lain. Biasanya
pegawai-pegawai ini bekerja di ibu kota Kabupaten, berangkat pagi hari dan pulang pada sore hari, karena jarak dari kota Kabanjahe ke desa
Lingga tidak jauh maka kebenyakan dari pegawai- pegawai ini pulang balik dari desa Lingga ke kota Kabanjahe.
Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah tabel yang menunjukkan penduduk berdasarkan mata pencaharian.
TABEL V KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT MATA PENCAHARIAN
NO MATA PENCAHARIAN
FREKUENSI PERSENTASE
1 Bertani
1259 50,01
2 Pedagang
659 26,20
3 Pegawai Negeri Swasta
259 10,29
4 DLL
340 13,50
Jumlah 2517
100,00
Sumber : Kantor Kecamatan Simpang Empat
Universitas Sumatera Utara
B. Sistem Organisasi Sosial 1. Sistem Organisasi Sosial Dan Sistem Kekerabatan