Tehnik Pengumpulan Data Metodologi Penelitian 1. Tipe Penelitian

G. Metodologi Penelitian 1. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif mengenai peranan anak perempuan dalam keluarga pada masyarakat etnik Karo di desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo. Metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran mendalam bagaimana peranan anak perempuan dan anak laki-laki dalam keluarga, bagaimana proses pendidikan dan pengajaran yang diberikan orangtua terhadap anak perempuan dan anak laki-laki serta mendeskripsikan atau menggambarkan bagaimana akibat pendidikan dan pengajaran yang diberikan orangtua terhadap anak perempuan dan anak laki-laki dalam keluarga pada masyarakat etnik Karo.

2. Tehnik Pengumpulan Data

Teknik penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara dan observasi partisipasi. Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai peranan anak perempuan dan anak laki- laki dalam keluarga, bagaimana cara pendidikan dan pengajaran yang diberikan orangtua terhadap anak perempuan dan anak laki-laki, serta bagaimana akibat pendidikan dan pengajaran yang diberikan orangtua terhadap anak perempuan dan anak laki-laki. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara sebagai acuan dan dibantu Universitas Sumatera Utara alat tulis untuk mencatat hasil wawancara dan menggunakan alat perekam seperti tape rocorder untuk merekam hasil wawancara sehingga menghindari kelupaan peneliti dalam menulis laporan nantinya, tentunya dengan seijin informan. Sebagai informan, peneliti tidak membatasinya tergantung dari data yang telah didapat, jika data yang dibutuhkan kurang maka peneliti akan melakukan penelitian kembali untuk melengkapinya. Informan disini adalah penduduk desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo. Namun disini peneliti mengadakan pengkategorian informan menjadi tiga kategori yaitu informan pangkal, informan kunci, dan informan biasa. Informan pangkal dalam penelitian ini adalah kepala desa. Peneliti memilih kepala desa sebagai informan pangkal karena beranggapan bahwa kepala desa lebih tahu siapa-siapa saja atau keluarga-keluarga siapa saja yang memiliki anak perempuan dan anak laki-laki dan mengetahui siapa-siapa saja yang bersuku etnik Karo. Peneliti juga beranggapan bahwa kepala desa memiliki kartu keluarga dari setiap keluarga yang ada di desa Lingga tersebut. Dari sini nantinya peneliti mengadakan pengkategorian informan kunci. Dalam penelitian tidak hanya dibutuhkan informan pangkal saja tetapi informan kunci juga. Informan kunci adalah pihak-pihak atau keluarga yang mempunyai anak laki-laki dan anak perempuan. Dari informan kunci ini akan diperoleh informasi yang lebih jelas tentang bagaimana peranan anak perempuan dan anak laki-laki dalam keluarga, Universitas Sumatera Utara bagaimana pendidikan dan pengajaran yang diberikan orangtua terhadap anak perempuan dan anak laki-laki serta bagaimana akibat pendidikan dan pengajaran yang diberikan orangtua terhadap anak perempuan dan anak laki-laki. Peneliti mengadakan pengkategorisasian pertumbuhan anak dalam dua kategori yaitu yang berusia 6-12 tahun dan 12-18 tahun. Karena menurut Papalia dan Old dalam Hawadi usia 6-12 tahun dikenal pula sebagai masa sekolah. Anak-anak telah mampu menerima pendidikan formal dan menyerap berbagai hal yang ada di lingkungannya. Masa remaja yaitu usia 12-18 tahun, saat anak mencari indentitas dirinya dan banyak menghabiskan waktunya dengan teman sebayanya serta berupaya lepas dari kungkungan orang tua 2001: 3-4. Selain informan pangkal dan informan kunci dalam penelitian ini juga dibutuhkan informan biasa. Informan biasa dapat diambil dari keluarga yang tidak memiliki anak perempuan atau sebaliknya tidak memiliki anak laki-laki. Informan ini diperlukan untuk mendapatkan informasi mengenai apa pengaruh tidak memiliki anak perempuan atau apa pengaruh tidak memiliki anak laki-laki. Supaya deskripsi ini menjadi lebih jelas maka peneliti membuat life history dari dua informan yaitu satu yang mewakili usia 6-12 tahun dan yang satunya lagi mewakili usia 12-18 tahun. Salah satu yang mewakili informan usia 12-18 tahun harus berhenti sekolah karena alasan ekonomi, supaya saudaranya yang laki-laki tidak berhenti sekolah, selain itu ia juga harus menjaga adik-adiknya yang kecil di rumah agar orangtuanya tidak terganggu bekerja diladang. Sambil menjaga adiknya ia terpaksa Universitas Sumatera Utara menyelesaikan pekerjaan rumahnya seperti menyuci, membersihkan rumah, memasak, agar ketika orangtuanya pulang dari ladang mereka hanya tinggal mandi dan makan malam. Jika sebagian pekerjaan rumah tidak selesai maka ia akan dimarahi orangtuanya. Hal di atas juga hampir sama dengan yang dialami informan usia 6- 12 tahun, sepulang dari sekolah ia terpaksa menyelesaikan semua pekerjaan rumah, setelah itu pergi keladang untuk mengambil sayur- sayuran untuk dijual di Jambur. Jambur ini biasanya digunakan masyarakat desa Lingga tersebut untuk tempat upacara adat seperti upacara perkawinan, upacara kematian, upacara masuk rumah baru, dan tempat-tempat musyawarah, namun untuk hari-hari biasa atau tepatnya pada sore hari digunakan tempat berjualan. Selesai dari berjualan anak tersebut langsung pulang dan memasak makan untuk malam hari. Jika anak ini bermain-main dan belum menyelesaikan pekerjaannya maka saudara laki-lakinya akan marah bahkan tidak segan-segan akan memukul saudara perempuannya. Adapun tujuan peneliti membuat life history ini adalah agar permasalahan gender atau pendiskriminasian terhadap anak perempuan pada masyarakat etnik Karo dapat di deskripsikan atau di gambarkan dengan jelas. Selain wawancara penelitian ini juga akan menggunakan teknik observasi partisipasi untuk mendapatkan gambaran prilaku atau aktivitas- aktivitas anak perempuan di dalam keluarga, bagaimana prilaku orangtua terhadap anak perempuan dan anak laki-laki dalam keluarga dan gambaran tentang akibat pengajaran yang diberikan orangtua terhadap Universitas Sumatera Utara anak perempuan dan anak laki-laki. Dalam hal ini, peneliti akan mencoba untuk menjadi bagian dari keluarga atau kelompok mereka, yakni dengan cara tinggal di lingkungan sekitar mereka sehingga kehadiran peneliti di dalam keluarga atau kelompok mereka tidak merasa terganggu. Disini peneliti akan ikut berpartisipasi yaitu bergabung dan membantu semua kegiatan yang dilakukan anak perempuan dalam keluarga, namun kegiatan ini hanya akan dilakukan selama tidak mengganggu kenyamanan daripada informan.

3. Analisa Data

Dokumen yang terkait

Program Pemberdayaan Perempuan Kursus Wanita Karo Gereja Batak Karo Protestan (Kwk-Gbkp) Pada Perempuan Pengungsi Sinabung Kecamatan Payung Kabupaten Karo

2 51 132

KEBERADAAN MUSIK DALAM ACARA RITUAL PERUMAH BEGU PADA MASYARAKAT KARO DI DESA GAMBER KECAMATAN SIMPANG EMPAT KABUPATEN KARO.

1 8 22

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PELESTARIAN RUMAH ADAT KARO SEBAGAI CAGAR BUDAYA DI DESA LINGGA KECAMATAN SIMPANG EMPAT KABUPATEN KARO.

0 2 22

PROSES PELAKSANAAN UPACARA MENGANGKAT TULANG BELULANG (NGURKURI TULAN-TULAN) DALAM MASYARAKAT BATAK KARO DI DESA LINGGA KECAMATAN SIMPANG EMPAT KABUPATEN KARO.

0 2 15

Evaluasi Pengembalian Dana Pengembangan Usaha Agribisnis (PUAP) di Kecamatan Simpang Empat (Kasus: Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo)

0 0 14

Evaluasi Pengembalian Dana Pengembangan Usaha Agribisnis (PUAP) di Kecamatan Simpang Empat (Kasus: Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo)

1 2 1

Evaluasi Pengembalian Dana Pengembangan Usaha Agribisnis (PUAP) di Kecamatan Simpang Empat (Kasus: Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo)

0 0 6

Evaluasi Pengembalian Dana Pengembangan Usaha Agribisnis (PUAP) di Kecamatan Simpang Empat (Kasus: Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo)

1 1 23

Evaluasi Pengembalian Dana Pengembangan Usaha Agribisnis (PUAP) di Kecamatan Simpang Empat (Kasus: Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo)

0 0 3

KABUPATEN KARO( Studi Kasus : Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo)

0 3 11