Tujuan dan Manfaat Penguatan

29 b. Umumnya anggota geng terdiri dari kelompok jenis kelamin yang sama c. Geng pada anak laki-laki seringkali terlibat dalam perilaku sosial yang kurang baik, misalnya mencuri mangga. Perilaku negatif semacam ini tidak terjadi pada geng perempuan. d. Geng anak-anak biasanya memiliki pusat pertemuan yang jauh dari pengawasan orang tua dan kelompok sering memakai atribut yang sama misalnya baju atau sepeda. Desmita 2010 mengemukakan bahwa interaksi teman sebaya pada masa kanak akhir terjadi dalam grup atau kelompok sehingga periode ini sering disebut usia kelompok. Pada masa ini, anak tidak lagi puas bermain hanya dengan anggota keluarga atau bermain sendiri di rumah. Anak memiliki keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok. Senada dengan pendapat tersebut Monty P. Satiadarma dan Fidelis E. Waruwu 2003 mengatakan bahwa anak-anak cenderung bermain dalam kelompok. Kelompok yang dipilih biasanya memiliki kesamaan baik dalam hal usia, minat, jenis kelamin, dan lain sebagainya. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pada masa anak-anak akhir, anak banyak melakukan interaksi dengan teman sebaya dalam kelompok. Kelompok teman sebaya ini biasanya memiliki persamaan baik minat, usia, jenis kelamin, dan sebagainya. Karena interaksi yang cukup banyak dengan teman sebaya tersebut, penerimaan yang diterima anak dari kelompok teman sebaya sangat penting bagi anak. 30

D. Pengaruh Penguatan Reinforcement terhadap Kepercayaan Diri

Pervin, dkk. 2010: 380 mengemukakan bahwa anak-anak menjadi percaya diri melalui penguatan tindakan. Sang anak dikuatkan segera setelah menyelesaikan tindakan yang baik, dengan imbalan material seperti makanan maupun imbalan sosial seperti pujian. Memuji anak atas kebenaran yang mereka lakukan memberikan motivasi untuk membangun kekuatan-kekuatan mereka dan kepercayaan diri untuk menangani kelemahan-kelemahannya Chalke, 2009: 152. Penghargaan dan pujian adalah teknik yang membantu anak-anak merasa berharga dan spesial. Anak-anak yang dicintai secara tulus dan sering diberi penghargaan akan merasa spesial, berharga, dan memiliki kepercayaan diri untuk menjelajahi tantangan yang lebih besar, yang pada gilirannya rasa percaya diri tersebut dapat memperluas perkembangan kepribadian mereka lebih lanjut John Kehoe dan Nancy Fischer, 2006: 86. Irawati Istadi 2007: 91 berpendapat bahwa hal-hal positif yang dimiliki anak harus sering dipuji, diingat-ingat dan disampaikan pada anak juga orang lain untuk menumbuhkan kepercayaan diri anak terhadap citra positif dirinya. Imbalan dan sanksi merupakan bentuk pendidikan, kontrol sosial, dan pembinaan perilaku yang paling menonjol. Imbalan membantu mengokohkan dan memperkuat perilaku yang lurus dan memperbaiki perilaku yang kurang baik Ahmad Ali Budaiwi, 2002: 17. Menurut Budaiwi, ketika perilaku baik dari anak-anak diberi balasan dan diimbangi dengan kebaikan dan penerimaan maka hal tersebut akan menebarkan kepercayaan diri pada anak dan