Perumusan Masalah Pembatasan Masalah

balok juga menjadi salah satu kendala dalam perencanaan struktur terhadap ketahanan gempa. Hal ini mungkin akan menyebabkan perencana salah menafsirkan gaya gempa rencana yang sesuai dengan ketentuan SNI karena penggunaan faktor reduksi gempa, R, yang terlalu tinggi padahal jenis detail struktur dengan menggunakan sambungan lap splice pada daerah sendi plastis dapat menghilangkan hampir seluruh sifat daktilitas yang ada pada struktur. Hal ini dapat mengakibatkan kemungkinan komponen struktur menjadi tidak aman untuk menahan beban gempa yang seharusnya direncanakan. Selain sambungan balok kolom juga terdapat penggunaan panjang kait yang kurang panjang pada sengkang ikat dan letak kait yang tidak memenuhi peraturan SNI.

1.4. Perumusan Masalah

Dalam tugas akhir ini, penulis akan melakukan evaluasi kinerja bangunan yang menggunakan sambungan lewatan pada ujung kolom yang merupakan daerah yang paling berpotensi untuk mengalami deformasi plastis pada saat beban gempa terjadi untuk dibandingkan dengan kinerja bangunan yang menggunakan sambungan lewatan pada bagian tengah kolom yang diyakini akan memberikan kinerja yang lebih baik. Kinerja bangunan ini akan dinyatakan dalam bentuk perpindahan rencana target displacement yang akan dihitung berdasarkan pedoman FEMA-356 dan dalam bentuk titik kinerja performance point yang akan dihitung berdasarkan pedoman ATC-40. Metode analisis yang akan digunakan dalam tugas akhir ini adalah metode analisis nonlinear statik seperti yang tertera di dalam pedoman FEMA-356 dan ATC-40. Perpindahan rencana akan dihitung dengan menggunakan metode koefisien coefficient method yang direkomendasikan di dalam FEMA-356 sedangkan titik kinerja akan ditentukan dengan menggunakan metode spektrum kapasitas capacity spectrum yang direkomendasikan di dalam ATC-40. Analisis beban dorong pushover analysis terhadap bangunan gedung yang Universitas Sumatera Utara akan di analisis perlu dilakukan untuk memperoleh kurva kapasitas capacity curve yang akan diperlukan di dalam analisis dengan metode spektrum kapasitas. Parameter dan koefisien yang diperlukan pada analisis dengan kedua metode ini akandiadopsi dari FEMA- 440 yang merupakan parameter yang telah direkomendasikan kembali sebagai revisi untuk peningkatan tingkat keandalan analsisi dengan menggunakan metode statik nonlinier.

1.5. Pembatasan Masalah

Agar analisis dan pembahasan masalah dalam tugas akhir ini tidak terlalu luas, maka perlu dilakukan beberapa pembatasan masalah sebagai berikut: a. Pemodelan struktur berupa rangka beton bertulang terbuka tiga dimensi. b. Pemodelan gedung tiga dimensi dengan ukuran tiap bentang untuk arah x dan y sepanjang 8 m. c. Bangunan yang dianalisis adalah bangunan bertingkat 12 dengan elevasi tiap lantai 3.5 m. d. Mutu beton yang digunakan adalah mutu beton f c ’ = 30 MPa dan mutu baja yang digunakan adalah mutu baja dengan tegangan leleh f y = 420 Mpa ASTM A615 Gr.60. e. Analisa beban gempa untuk merencanakan ukuran komponen struktur dengan mengasumsikan: 1. Bangunan terletak di Medan 2. Bangunan berdiri di atas tanah sedang kelas situs SD. 3. Fungsi gedung adalah bangunan perkantoran. 4. Beban gempa rencanaberdasarkan pada peraturan RSNI3 03-1726-201x, berdasarkan peta respon spektra dengan probabilitas terlampaui 2 dalam 50 tahun. f. Analisis yang digunakan dalam studi ini adalah analisis statik nonlinier berupa analisis beban dorong statik yang akan dilakukan dengan menggunakan bantuan program SAP2000 untuk mendapatkan kurva kapasitas dan titik kinerja dari bangunan yang Universitas Sumatera Utara dianalisis. g. Properti sendi plastis untuk kolom dan balok yang akan digunakan dalam analisis beban dorong akan didasarkan kepada nilai yang direkomendasikan di dalam FEMA-356. h. Kinerja bangunan akan ditentukan berdasarkan pedoman yang tercantum di dalam FEMA- 356 dan ATC 40.

1.6. Maksud dan Tujuan Penelitian