9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kemampuan Membaca Pada Anak TK
Menurut Crawlet dan Mountain dalam Rahim, 2008: 2 membaca pada hakekatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal karena
dalam membaca tidak hanya melafalkan tulisan-tulisan, melainkan melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Membaca sebagai
proses visual karena membaca adalah aktivitas menterjemahkan simbol- simbol bunyi huruf kedalam kata-kata lisan. Membaca sebagai proses
berfikir karena dalam membaca melibatkan aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi dan pemahaman kreatif.
Membaca sangat penting bagi kehidupan manusia Prasetyono, 2008: 26. Dengan membaca
maka kita dapat mengetahui banyak hal.
1. Kemampuan Anak dalam Membaca
Kemampuan membaca merupakan bagian dalam aspek bahasa. Pada usia dini pertumbuhan bahasa sangat pesat, perbendaharaan kata
semakin meluas Seefeldt Wasik, 2008: 73. Kemampuan membaca yang diberikan pada anak usia dini akan mempengaruhi seberapa siap anak
memperoleh manfaat dari pelajaran membaca secara formal. Kemampuan membaca terus dikembangkan sepanjang hidup dan pengalaman membaca
pada anak usia TK meletakan dasar penting bagi perkembangan membaca di masa depan Seefeldt Wasik, 2008: 323. Menurut Montessori
dalam Sunartyo, 2006: 44 anak baru bisa belajar membaca setelah anak
10 bisa menulis dengan baik, anak belajar membaca dengan mendengarkan
bunyi dari simbol huruf lalu mengulanginya. Perkembangan bahasa merupakan salah satu pertanda penting
dalam perkembangan membaca karena bahasa menjadi sarana untuk perkembangan baca dan tulis anak. Menurut Seefeldt Wasik 2008
ketika anak berusia tiga tahun anak memiliki perbendaharaan kata 900 sampai 1000 kata dan sekitar 90 dari yang dikatakan anak dapat
dipahami. Anak suka sekali berbicara dan mereka senang ketika orang lain mendengarkannya. Anak mulai mengajukan banyak sekali pertanyaan,
untuk struktur kalimat, anak dapat menggunakan kalimat yang tersusun dengan baik sesuai aturan bahasa. Namun anak masih sulit menyusun
kalimat sangkalan. Sedangkan untuk usia empat tahun perkembangannya bahasanya sangat pesat yaitu 4000 sampai 6000 kata. Anak mulai
berbicara dalam satu kalimat yang terdiri dari lima sampai enam kata. Namun penggunaan kata yang dipakai pada kalimat terkadang kurang
tepat. Untuk anak usia lima tahun perbendaharaan kata semakin meluas yaitu 5000 sampai 8000 kata. Sedangkan untuk struktur kalimat menjadi
semakin rumit. Anak usia ini juga semakin senang berbicara. Mereka juga belajar untuk mendengarkan orang lain berbicara dan jarang memotong
pembicaraan orang yang sedang berbicara. Agar keterampilan berbahasa dan membaca tertanam pada diri
anak maka terdapat dua pengalaman yang harus dimiliki yaitu anak harus berbicara dan mendengarkan orang lain dan mereka perlu membaca