Perkembangan Anak Usia Dini
48 c. Perkembangan Jasmani
Menurut Soemiarti Padmonodewo 2003: 24-27 saat anak berumur 3-6 tahun terdapat ciri yang jelas berbeda dengan ciri saat
masih bayi. Perbedaan terletak pada penampilan, proporsi tubuh, berat, panjang badan serta keterampilan yang dimiliki. Dengan bertambahnya
usia perbandingan antar bagian tubuh akan berubah. Gerakan anak prasekolah lebih terkendali dan terorganisasi dalam pola-pola. Seperti
menegakan tubuh saat berdiri. Perkembangan lain yang terjadi pada anak usia 3-6 tahun adalah gigi yang tumbuh mencapai 20 buah. Otot
dan sisem tulang akan terus berkembang. Kepala dan otak mereka telah mencapai ukuran orang dewasa. Jaringan syaraf juga mulai
berkembang sesuai pertumbuhan otak. Pertumbuhan jasmani sangat dipengaruhi asupan gizi, kesehatan, dan lingkungan fisik. Kerampilan
motorik halus dan kasar sangat pesat kemajuannya. Keterampilan motorik kasar merupakan koordinasi sebagian besar otot tubuh
misalnya berlari. Sedangkan motorik halus adalah koordinasi bagian kecil dari tubuh, terutama tangan misalnya menggunting dan bermain
puzzle. d. Perkembangan Emosi Dan Sosial
Menurut Soemiarti
Padmonodewo 2003:
30-32 perkembangan
emosi berhubungan
dengan seluruh
aspek perkembangan anak. Pada usia prasekolah emosi anak lebih rinci,
bernuansa atau lebih terdeferensiasi. Masing-masing anak menunjukan
49 ekspresi yang berbeda-beda sesuai dengan suasana hati mereka yang
dipengaruhi oleh
pengalaman yang
diperoleh sepanjang
perkembangannya. Kepribadian orang terdekat sangat berpengaruh terhadap perkembangan sosial maupun emosional. Anak prasekolah
dituntut untuk menyesuaikan diri dengan keluarga, sekolah, dan teman sebaya. Kedekatan anak dengan pengasuh pertama ketika masih bayi
sangat penting dalam mengembangkan emosinya. Perkembangan
sosial biasanya
dimaksudkan sebagai
perkembangan tingkah laku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang ada di lingkungannya. Kemampuan sosial seorang
anak merupakan hasil belajar bukan sekedar hasil kematangan saja. Perkembangan sosial diperoleh anak dari kematangan dan kesempatan
belajar dari berbagai respon lingkungan terhadap anak. Tatanan sosial yang sehat mampu mengembangkan perkembangan konsep dan yang
positif, keterampilan sosial dan kesiapan untuk belajar secara formal. Kegiatan bermain dalam taman kanak-kanak merupakan bentuk
pengembangan aspek sosial anak. Menurut Fawzia yang dikutip oleh Bachri, 2005: 3 dalam perkembangan emosi dan sosial terdapat tiga
tujuan yaitu mengetahui tentang diri sendiri dan hubungannya dengan orang lain, bertanggung jawab untuk dirinya sendiri dan untuk orang
lain, dan bertingkah laku sesuai dengan perilaku proposional yaitu dengan berempati dan mau berbagi.
50 Menurut Snowman dalam Padmonodewo
2003: 33-35 terdapat ciri-ciri emosi anak TK yaitu; 1 Umumnya anak memiliki
satu atau dua sahabat, tetapi sahabat ini mudah berganti. Mereka dapat dengan cepat menyesuaikan diri Sahabat yang dipilih biasanya sama
jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang sahabat yang terdiri dari jenis kelamian yang berbeda. 2 Kelompok bermainnya cenderung
kecil dan tidak terorganisasi secara baik, oleh karena itu kelompok tersebut cepat berganti-ganti. 3 Anak yang lebih muda seringkali
bermain bersebelahan dengan anak yang lebih tua. 4 Pola bermain anak prasekolah sangat bervariasi fungsinya sesuai dengan kelas sosial
dan gender. Sedangkan untuk ciri emosional anak TK adalah 1 Anak TK cenderung mengekpresikan emosinya secara bebas dan terbuka.
Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut. 2 Sikap iri hati pada anak prasekolah sering terjadi. Mereka seringkali
memperebutkan perhatian guru.