Adab Silaturahmi Copy of AKHLAK GURU MAK XI EDIT BOGOR

226 Akhlak Kurikulum 2013 saling berbelas kasihan dan bersikap lembut kepada mereka, mengatur dan memelihara kondisi mereka, meski mereka jauh atau berbuat buruk. Imam an-Nawawi mengartikan silaturahmi sebagai berbuat baik kepada kerabat sesuai dengan kondisi orang yang menyambung dan yang disambung; bisa dengan harta, kadang dengan bantuan, kadang dengan berkunjung, mengucap salam, dan sebagainya. Allah SWT. ber firman dalam QS. An Nisa : 1 ܛقݟقجۡوقز ܛقݟۡݜقم قݎقݖقخقو لحقܯقحٰ قو لܳۡݍَن ݚقكم ݗُكقݐ قݖقخ يق َلٱ ُݗُكَبقر ْاݠُݐَتٱ ُسܛَلٱ ܛقݟُيقأٓ قي ق َ ܒٱ َنقإ ۚقعܛقحۡر ق ۡ لٱقو ۦقݝقب قنݠ ُ قءكܛقܵقت يق َلٱ ق َܒٱ ْاݠُݐَتٱقو ۚمءكܛقܵقنقو اميقثقك مݫܛقجقر ܛقݙُݟۡݜقم َܣقبقو ܛمܞيق قر ۡݗُكۡيقݖقع قن قك Artinya : “ Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya. Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” . QS. An Nisaa’ : 1

2. Adab Silaturahmi

Syekh Abdul Azis bin Żathi as-Sayyid Nada dalam kitab Mausuu’atul Aadaab al-Islamiyah merinci adab-adab silaturahim yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan sunah. Berikut adalah adab bersilaturahim : a Niat yang baik dan ikhlas ‘’Allah tak menerima amal kecuali dilakukan dengan ikhlas. Maka wajib bagi siapapun mengikhlaskan niatnya kepada Allah SWT. dalam menyambung tali silaturahim. Janganlah, seseorang bersilaturahim dengan tujuan riya,’’ ungkap Syekh Sayyid Nada. b Mengharap pahala Menurut Syekh Sayyid Nada, seorang Muslim bersilaturahim untuk menantikan dan mengejar pahala, sebagai mana yang telah Allah SWT. janjikan. Untuk itu, hendaknya seseorang yang bersilaturahim menunggu balasan yang setimpal dari manusia. 227 Buku Guru Kelas XI MA Keagamaan c Memulai silaturahim dari yang terdekat ‘’Semakin dekat hubungan rahim, maka semakin wajib menyambungnya,’’ ungkap Syekh Sayyid Nada. Perkara ini, kata dia, perlu diperhatikan setiap Muslim dalam menyambung tali silaturahim. d Mendahulukan silaturahim dengan orang yang paling bertakwa kepada Allah SWT. Syekh Sayyid nada, silaturahim juga dianjurkan kepada karib kerabat yang kafir dan tidak saleh, dengan tujuan untuk mengajak pada jalan kebenaran. e Mempelajari nasab dan mencari-cari kerabat yang bersambung kepada seseorang dari kerabat jauh Syekh Sayyid Nada, yang merasa cukup bersilaturahim dengan saudara- saudaranya saja, kemudian meninggalkan selain mereka. Ada pula sebagian orang yang bersilaturahim dengan orang yang ia kenal saja, tak begitu peduli terhadap karib kerabat jauhnya. Padahal, mereka sebenarnya juga berhak untuk disambung tali silaturahimnya. f Tak henti menyambung silaturahim dengan orang yang memutusnya Rasulullah saw menganjurkan agar Muslim tetap berupaya tali silaturahim dengan karib kerabatnya, walaupun mereka selalu berupaya memutusnya. Menurut Nabi saw, upaya orang tetap menyambung tali silaturahim akan senantiasa mendapat pertolongan dari Allah SWT.. g Memulai dengan bersedekah dan berbuat baik kepada kerabat yang membutuhkan h Menahan gangguan terhadap karib kerabat i Menumbuhkan rasa gembira pada karib kerabat Syekh Sayyid Nada, hendaknya seseorang saling mengunjungi satu sama lain, terutama pada hari Id dan pada saat-saat tertentu. B. ADAB BERGAUL DENGAN KEDUA ORANG TUA, GURU, ORANG YANG LEBIH TUA, TEMAN SEBAYA, ORANG YANG LEBIH MUDA DAN DENGAN LAWAN JENIS 1. Adab bergaul dengan kedua orangtua Dalam hal adab bergaul dengan kedua orangtua, terutama terhadap orang tua kita yang telah memelihara kita dan mengantarkan kita sehingga menjadi 228 Akhlak Kurikulum 2013 dewasa dan berguna dalam masyarakat. Karena itu sebelum kita menghormati orang-orang lain, terlebih dahulu kita harus menyanyangi kedua orangtua dengan penuh hormat. Adapun adab bergaul dengan kedua orangtua, adalah sebagai berikut ; a Menghormati keduanya dengan tidak memandang keduanya dengan pandangan yang tajam dan tidak meninggikan suara di hadapan mereka Miswar bin Makhromah dan Marwan megatakan bahwa jika para shahabat berbicara kepada Rasulullah saw sambil merendahkan suara dan mereka tidak memandang tajam kepadanya. Para shahabat di hadapan Nabi saw mereka hormati seperti orang tua mereka. Sehingga beradab kepada kedua orang tua dilakukan dengan cara seperti ini pula. b Tidak Mendahulukan untuk Berbicara kepada Kedua Orang Tua c Tidak Boleh Duduk di Hadapan Kedua Orang Tua yang Sedang Berdiri d Tidak mendahulukan dirinya sendiri sebelum kedua orang tua e Meminta ampunan untuk dirinya kepada kedua orang tua f Janganlah Seorang Anak Membalas Orang Tua yang Mencelanya Allah Ta’ala berfirman, ف كفُث ܛقݙُݟق ْݔُݐقت قݬقف “Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” .” QS. Al Isra’ 17 : 23 Ibnu Katsir mengatakan, “Janganlah engkau memperdengarkan pada keduanya kata-kata yang buruk. Bahkan jangan pula mendengarkan kepada mereka kata ‘uf’ menggerutu padahal kata tersebut adalah sepaling rendah dari kata-kata yang jelek”. g Seorang Anak Harus Betul-betul Menginginkan Kebaikan pada Orang Tuanya Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Beliau tidak henti-hentinya menasehati orang tuanya dengan perkataan yang lembut. Dia mencoba menasehati ayahnya dengan panggilan lembut yang dikenal oleh orang Arab yaitu ‘Yaa Abati’. 229 Buku Guru Kelas XI MA Keagamaan

2. Adab bergaul dengan guru