25
Buku Guru Kelas XI MA Keagamaan
yang  selamat  adalah  yang  yang  menghadap  Allah  dengan  hati  dalam kondisi “salīm”. Yaitu hati yang selamat dari penyakit, bersih dan baik.
B.  Membandingkan kedudukan nafsu, akal dan qalbu
Dari penjelasan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa nafsu, akal dan qalb memiliki  makna  serupa,  yaitu  susuatu  yang  lembutlaṭīfah.  Sesuatu  yang  tidak
bisa diindra namun mempunyai daya pengaruh penentu baik-buruknya seseorang. Sehingga jika hati baik maka prilaku anggota lahirpun akan baik. Jika hati buruk
maka prilaku anggota lahirpun buruk.
Kedudukan  antara  hati  dengan  anggota  badan  ibarat  seperti  raja  dengan rakyatnya.  Aqal  ibarat  menterinya,  dan  nafsu  polisinya  tentara.  Jika  polisi
bertindak  tidak  mengikuti  perintah  raja  dan  pertimbangan  menteri  maka  akan melahirkan perbuatan melenceng dari semestinya, dan semena-mena.
Demikian juga nafsu kesenangan jika dilepaskan dari petunjuk akal dan arahan hati maka akan melahirkan prilaku tercela dan merugikan.
Nafsu  diciptakan  Allah  SWT.  bagai  manusia  untuk  melangsungkan kehidupannya. Manusia diberi nafsu makan, minum, sexual dan sebagainya agar
anggota badan bisa berfungsi dan sehat serta melangsungkan keturunan. Demikian juga diberi nafsu marah agar dapat menjaga kehidupan dan harga dirinya. Manusia
tidak bisa lepas dari nafsu, karena dengan nafsu manusia bisa bertahan hidup, dan dengan menggunakan nafsu juga manusia beramal ibadah. Karena itu nafsu tidak
boleh  dihilangkan  sama  sekali,  juga  tidak  boleh  dibebaskan  sebebas-bebasnya. Namun  penggunaannya  nafsu  mesti  harus  sesuai  dengan  petunjuk  akal  dan
pertimbangan hati. Nafsu tidak boleh menguasai seseorang.
Dengan akal seseorang mampu  mendapatkan ilmu pengetahuan, menemukan kebenaran  dan  kesalahan,  membedakan  kebaikan  dan  keburukan,  menghitung
kemaslahatan dan kemaḍaratan. Namun untuk menentukan tindakan benar dari yang salah, baik dari yang buruk, dan maslahah dari yang mafsadah maka perlu
pertimbangan hati yang jernih. Karena itu tugas setiap orang adalah bagaimana menjaga hati selalu dalam kondisi jernih, bersih dan bebas dari kotoran.
Setiap perbuatan maksiat atau dosa seseorang akan berdampak bekas hitam pada hati. Jika kemaksiatan tersebut berlangasung terus-menerus maka hati benar-
benar menjadi hitam pekat. Jika hati menjadi hitam maka tidak bisa menerima kebenaran, sulit mengendalikan hawa nafsu dan berat untuk melakukan kebajikan.
Hati seperti inilah yang digambarkan Allah sebagai hati yang terkunci dan buta.
26
Akhlak Kurikulum 2013
٤ قنݠُܞقܵۡكقي ْاݠُنقك ܛَم ݗقݟقبݠُݖُق ٰق ق  قناقر ۜۡݔقب ۖ َ ق
Sekali-kali tidak demikian, Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.
al-Muṭaffifīn :14. Orang  yang  hanya  menuruti  kesenangan  hawa  nafsunya,  akan  serakah  dan
tidak akan merasa puas. Inilah sumber malapetaka. Ia akan mudah jatuh kepada kemaksiatan  dan  dosa.  Sedangkan  orang  yang  banyak  dosa  hatinya  menjadi
kotor,  hitam  dan  tertutup.  Hati  yang  tertutup  akan  tumpul  tidak  peka  terhadap perasaan  dan  kebenaran,  sehingga  menyebabkan  jauh  dari  Allah  SWT.  Orang
yang berbuat dosa juga disebabkan kebodohan dan tidak mau menggunakan akal sehatnya. Orang yang tidak menggunakan akal sehatnya mudah sekali melakukan
kesalahan dan dosa. Dengan demikian jelaslah hubungan antara nafsu, akal dan hati dalam kehidupan ini. Satu sama lain serupa dan saling terkait. Maka orang
yang beruntung adalah mereka yang mampu mengendalikan nafsunya dengan akal yang sehat dan hati yang jernih. Sedangkan nafsu yang terkendali akan memancar
ke angota badan sehingga membuahkan prilaku akhlakul karimah.
PROSES PEMBELAJARAN
A.  Pendahuluan