Metode Pendekatan Kerangka Metode Penelitian

responden. 19 Dalam hal ini, penulis melakukan wawancara dengan metode wawancara tak terstruktur open-ended, yaitu wawancara dengan pertanyaan yang bersifat terbuka dimana responden dapat secara bebas menjawab pertanyaan tersebut. 20 Wawancara dilakukan secara mendalam dengan beberapa pelaku perkawinan campuran dalam Persatuan Masyarakat Perkawinan Campuran Indonesia MPCI terkait hak milik WNI akibat perkawinan tersebut serta BPN RI selaku pelaksana dari pada Peraturan Perundang-undangan yang mengatur tentang kepemilikan tanah bagi WNI dan Ahli Hukum Keluarga terkait kepemilikan harta bersama dalam perkawinan, dengan harapan agar didapati suatu informasi dan data yang lebih mendalam, jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.

6. Metode Analisa Data

Berdasarkan sifat penelitian ini yang bersifat deskriptif analitis, maka metode analisis data yang dipergunakan adalah pendekatan kualitatif terhadap data primer dan data sekunder, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh penulis untuk menentukan isi dan makna dari aturan hukum yang dijadikan rujukan dalam menyelesaikan permasalahan hukum yang menjadi objek penelitian. 21 19 Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta : Sinar Grafika, 1996, Ed. I, Cet. II, h. 57. 20 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, h. 233. 21 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, h. 107.

E. Sistematika dan Teknik Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 lima bab dengan teknik penulisan yang mengacu kepada buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : Bab pertama, merupakan bagian pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab kedua, membahas mengenai Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, kewarganegaraan, perkawinan dan kedudukan anak menurut Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006, kedudukan suami dan isteri dalam perkawinan campuran, dan harta benda dalam perkawinan campuran. Bab ketiga, bab ini akan memuat tentang profil Masyarakat Perkawinan Campuran Indonesia serta fakta terkait harta benda perkawinan dalam harta bersama akibat perkawinan campuran. Bab keempat, pada bab ini penulis akan menguraikan faktor penghalang kepemilikan tanah suami atau isteri WNI dalam harta bersama akibat perkawinan campuran serta kepastian hukum kepemilikan tanah bagi suami atau isteri WNI akibat perkawinan campuran. Bab kelima, bab penutup yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian serta saran bagi Perumus Undang-Undang, Pemerintah, Ahli Hukum dan WNI.