.Menurut Undang – Undang nomor 4 tahun 1979, anak terlantar diartikan sebagai
anak yang orang tuanya karena suatu sebab, tidak mampu memenuhi kebutuhan anak sehingga anak menjadi terlantar.
Berdasarkan pendapat tersebut, penulis menyimpulkan bahwa putus sekolah adalah predikat yang diberikan pada mereka yang keluar sekolah sebelum
menyelesaikan jenjang pendidikan, dengan kata lain tidak menyelesaikan pendidikanya pada jenjang tertentu dan hal tersebut memungkinkan banyak
penyimpangan yang terjadi yang akan menghambat perkembangan anak. Sidiq 2010:187 berpendapat gagal dalam pendidikan menjadi salah satu
fak tor yang menurunkan moral di kalangan remaja. Rifa’i 2011:202
menambahkan masalah putus sekolah kususnya pada jenjang pendidikan rendah, kemudian tidak bekerja atau berpenghasilan tetap, dapat merupakan beban
masyarakat bahkan sering menjadi pengganggu ketentraman masyarakat. Hal ini diakibatkan kurangnya pendidikan atau pengalaman intelektual, serta tidak
memiliki keterampilan yang dapat menopang kehidupannya sehari-hari. Lebih- lebih bila mengalami frustasi dan merasa rendah diri tetapi bersikap over-
compentation, bias menimbulkan gangguan-gangguan dalam masyarakat berupa perbuatan kenakalan yang bertentangan dengan norma sosial yang positif.
2.5 Kerangka berpikir
Pada masa remaja, setiap orang mengalami perkembangan, tidak terkecuali pada remaja putus sekolah. Remaja yang putus sekolah mengalami
tahap perkembangan yang mungkin berbeda dari perkembangan remaja pada umumnya, hal tersebut dikarenakan peran sekolah yang tidak lagi berfungsi
semestinya. Pendidikan informal, yakni keluarga dan masyarakat mempunyai andil yang cukup besar dalam perkembangan nilai sosial remaja. Di dusun
Surakan, remaja putus sekolah pada daerah tersebut mempunyai kegiatan yang heterogen.
38
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang di kaji yaitu peran lingkungan pendidikan informal dalam perkembangan nilai sosial remaja putus sekolah, maka
pendekatan penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut pernyataan Moleong 2012:6 Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah
Peneliti ingin memahami interaksi yang terjadi kemudian mendeskripsikan mengenai peran lingkungan pendidikan informal dalam perkembangan nilai sosial
remaja putus sekolah, oleh karena itu penulis memilih pendekatan deskriptif kualitaif. Pendekatan deskriptif kualitatif dipilih karena sesuai dengan tujuan
kegiatan penelitian yang diharapkan dapat berjalan secara alami serta memperolah data-data yang objektif dan mendalam.
3.2 Latar Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah objek penelitian dimana kegiatan penelitian itu
dilakukan. Penentuan lokasi dimaksudkan untuk mempermudah dan memperjelas objek yang menjadi sasaran penelitian, sehingga permasalahan tidak meluas.
Penentuan lokasi penelitian dimaksudkan untuk mempermudah atau memperjelas