76
Bapak Mulyadi menjelaskan mengenai proses prosedural pembayar pendaftaran
pernikahan, awalnya melalui Bapak amil dan kemudian Bapak amil menyerahkan ke KUA. Bapak amil mulyadi
mendapatkan honor Rp 300.000 setiap 3 bulan dari kelurahan. Mengenai respon terhadap Peraturan Menteri Agama No. 24 Tahun 2014 bahwa
Bapak mulyadi menjalankan.
135
D. Analisis Peran P3N dan Respon Terhadap Peraturan Menteri Agama Nomor 24 Tahun 2014
Melihat dari penjelasan yang sudah dipaparkan di atas, penulis dapat menganalisis peran P3N di Kecamatan Pinang, Tangerang. P3N di
Kecamatan Pinang, Tangerang masih berperan aktif di masyarakat sekitar. Namun dalam peraturan sebenarnya untuk daerah perkotaan sudah ditiadakan
lagi P3N karena KUA daerah perkotaan itu bisa dijangkau oleh masyarakat. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Yayat selaku sekretaris
Kelurahan Pakojan, beliau mengatakan bahwa diangkatnya P3N pada awalnya hanya untuk mengurus jenazah warga yang meninggal. Jadi, bisa disimpulkan
bahwa sebenarnya P3N itu diangkat oleh Kelurahan setempat untuk menjadi amil. Akan tetapi yang terjadi P3N di Kecamatan Pinang masih mengurusi
tentang proses administrasi pendaftaran pernikahan. Pada Surat Inspektur Jenderal Kementrian Agama RI Nomor:
1JINVSTLRPS. 01.500782013 tentang penataan dan batasan kewenangan
135
Wawancara dengan Bapak Mulyadi, Selaku Pembantu Pegawai Pencatat Nikah di kelurahan Pakojan pada hari Selasa tanggal 28 April 2015
77
P3N ditegaskan bahwa P3N yang melanggar atau mengabaikan tugas pokok dan fungsinya termasuk melibatkan diri dalam politik praktis dapat dikenakan
sanksi pemberhentian. Akan tetapi yang terjadi di masyarakat, P3N mengurus semua mulai dari RT hingga KUA, jadi masyarakat hanya menerima beres.
Sehingga ada beberapa P3N yang menaruh berkas-berkas yang seharusnya ada di kelurahan tetapi ada dirumahnya, seperti N1,N2,N3,N4 dan N5. Seharusnya
dokumen-dokumen tersebut langsung diserahkan kepada Kelurahan, sehingga tidak ada potensi kesalahan dan manupulasi data.
Dampak masih berlakunya P3N pasca Peraturan Menteri Agama No. 24 tahun 2014, menurut pengamatan penulis terjadinya peningkatan tarif
biaya pernikahan, yang sebelumnya pada Peraturan Menteri Agama No 71 tahun 2009 menarifkan Rp 30.000,- akan tetapi realisasi yang terjadi di
masyarakat menjadi sekitar Rp 800.000-100.000,- Kemudian setelah adanya Peraturan Menteri Agama No 24 tahun 2014 P3N menaikkan tarif menjadi
sekitar Rp 1.250.000-1.700.000. Tujuan utama dibuatnya Peraturan Menteri Agama No. 24 Tahun 2014 untuk zona integritas KUA bebas gratifikasi dan
korupsi. Meskipun P3N sudah tidak diperlukan akan tetapi menurut
sebagian besar P3N, menyatakan penghapusan tersebut membuat P3N kecewa kepada pemerintah, karena mereka merasa sudah mengabdi diri kepada
Departemen Agama khususnya mereka yang sudah lama menjabat menjadi P3N. Mereka yang hanya mengambil keuntungan sedikit, merasa sangat
dipermasalahkan.