60
bagaimanapun alasannya tidak sepatutnya KUA menerapkan tarif, sekalipun itu untuk amil. Karena biaya sudah tercantum besarannya dalam PMA No. 24
Tahun 2014, dan sudah menjadi kewajiban KUA untuk melakukan pelayanan yang prima kepada masyarakat tanpa harus memberlakukan tarif lagi. Biaya
inilah yang selanjutnya dianggap sebagai gratifikasi karena tidak mempunyai payung hukum yang jelas.
61
BAB IV RESPON
PEMBANTU PEGAWAI
PENCATAT NIKAH
PASCA PERATURAN MENTERI AGAMA NOMOR 24 TAHUN 2014
A. Respon Pegawai KUA Pinang Lukman Hakim sebagai ketua KUA Pinang, mengatakan sebenarnya
sejak tahun 2007 P3N sudah dihapus, oleh karena itu P3N bukan di bawah organisasi KUA akan tetapi di Kelurahan. Menurutnya peran P3N setelah
Peraturan Menteri Agama No. 24 tahun 2014 hanya sebagai “Mitra Kerja” dalam pendaftaran pernikahan, P3N hanya sekedar menyerahkan dokumen-
dokumen peryaratan nikah. Menurutnya juga, pengetahuan masyarakat saat ini sudah maju, oleh sebab itu, sekarang sebenarnya P3N sudah tidak diperlukan
lagi karena sudah banyak masyarakat yang memaham proses prosedural pendaftaran pernikahan.
97
Adanya P3N memiliki dampak positif dan negatif, diantaranya yang sering terjadi adalah tidak lengkapnya data atau kesalahan pengisian data
sehingga memperlambat pembuatan buku nikah dan rawan manipulasi. Manipulasi yang pernah terjadi mengenai status jandaperawan, jejakaduda,
98
kemudian mengenai usia calon pengantin, status wali dan tarif yang begitu tinggi.
99
97
Wawancara dengan Bapak Lukman Hakim, M.Ag, Selaku Kepala KUA Pinang pada hari selasa tanggal 21 April 2015
98
Wawancara dengan Bapak Lukman Hakim, M.Ag, Selaku Kepala KUA Pinang pada hari selasa tanggal 21 April 2015
99
Wawancara dengan Bapak Barojih S.Ag, Selaku Penghulu di KUA Pinang pada hari rabu tanggal 22 April 2015
67
62
Dampak positifnya adalah membantu mensosialisasikan peraturan perundang-undangan kepada masyarakat, selain itu juga membantu penghulu
dalam melaksanakan upacara pernikahan seperti membantu memberikan khutbah pernikahan dan membaca do’a.
100
Jadi, menurut Lukman P3N itu memang diperlukan, walaupun tanpa P3N pelaksanaan pernikahan masih
dapat berjalan.
101
B. Respon Pegawai Kelurahan Mengenai Peraturan Kementrian Agama No. 24 Tahun 2014 Basuni,
selaku sekretaris kelurahan Kunciran Jaya menjelaskan tugas P3N adalah membantu masyarakat yang ingin mendaftarkan pernikahan. Basuni juga
menjelaskan, terkadang P3N menyerahkan uang kepada pihak Kelurahan karena Kelurahan membutuhkan kas juga. Jadi, wajar saja jika mereka P3N
minta uang lebih kepada masyarakat karena tugasnya mulia membantu seorang yang ingin daftar nikah.
102
Pendapat lain dari Yayat sebagai sekretaris kelurahan Pakojan, yang mengomentari peran P3N di wilayah pakojan, beliau membantah sebenarnya
amil itu diangkat oleh kelurahan untuk mengurus jenazah bukan mengurus pendaftaran pernikahan. Akan tetapi memang yang dia lihat di sini ada
100
Wawancara dengan Bapak M. Asepsaipun S. Ag, Selaku Penghulu di KUA Pinang pada hari rabu tanggal 22 April 2015
101
Wawancara dengan Bapak Lukman Hakim, M.Ag, Selaku Kepala KUA Pinang pada hari selasa tanggal 21 April 2015
102
Wawancara dengan Bapak Basuni S. Sos, Selaku sekretaris kelurahan Kunciran Jaya pada hari senin tanggal 27 April 2015
63
beberapa P3N yang aktif mendaftarkan masyarakat yang ingin menikah. jika mereka menarifkan biaya yang tinggi, seharusnya KUA yang lebih tegas
kepada P3N atau amil. Dan sebenarnya para P3N di sini mendapatkan honor Rp 400.000,- untuk 3 bulan dari APBD.
103
C. Respon Pembantu Pegawai Pencatat Nikah Terkait dengan prosedural pernikahan di KUA Pinang, KUA
berharap orang yang bersangkutan untuk lebih mandiri dalam pengurusan pernikahannya dengan datang ke KUA tidak diwakilkan kepada orang lain.
Prosedur sebenarnya yang harus diikuti oleh calon pengantin adalah pembuatan surat pengantar nikah di RTRW untuk ke kantor desa atau
kelurahan. Selanjutnya calon pengatin ke Kantor Desa atau Kelurahan dengan membawa surat pengantar yang sudah di dapatkan dari RTRW untuk
membuat Model N1, Model N2, Model N3, Model N4 dan Model N6 untuk jandaduda ditinggal mati, selanjutnya setelah itu calon pengantin diarahkan
ke KUA untuk melakukan pendaftaran nikah dengan membawa syarat-syarat yang sudah ditentukan.
104
Menurut Penulis kurangnya sosialisasi oleh KUA Pinang adalah faktor utama yang membuat masyarakat lebih mempercayai P3N, bahkan ada
juga yang berangkapan bahwa amil itu adalah petugas resmi dari KUA.
103
Wawancara dengan Yayat S. Sos, Selaku sekretaris kelurahan Pakojan pada hari selasa tanggal 28 April 2015
104
Wawancara dengan Bapak Lukman Hakim, M.Ag, Selaku Kepala KUA Pinang pada hari selasa tanggal 21 April 2015
64
Sehingga menimbulkan kebiasaan dalam masyarakat bahkan sudah menjadi tahapan wajib yang harus dilalui bagi seseorang yang ingin menikah.
Hal di atas sesuai dengan yang dijelaskan Zainuddin Ali dalam bukunya “Sosiologi Hukum” bahwa semakin besar peran sarana pengendalian
sosial selain hukum agama dan adat istiadat, semakin kecil peran hukum. Kecenderungan masyarakat terhadap tokoh yang“dituakan” sangatlah besar
sehingga muncul ketidak percayaan diri dalam menentukan sesuatu dan lebih memilih meminta petunjuk atau pendapat kepada tokoh tersebut, termasuk
ketidak percayaan diri mengurusi sistem prosedural di lembaga Negara dan lebih memerintahkan kepada yang lebih mengerti dan dipercaya, dalam hal ini
amil atau P3N yang dianggap lebih mengerti. Teori ini sesuai dengan fakta yang penulis temukan di lapangan bahwa masyarakat tidak percaya diri untuk
mengurus segala sesuatu yang berkenaan dengan proses prosedural yang harus dilalui.
Berdasarkan pasal 3 PMA No. 11 Tahun. 2007 dapat diambil pengertian bahwa tugas Penghulu dan Pembantu PPN: Mewakili PPN
dalam pemeriksaan persyaratan, pengawasan dan pencatatan peristiwa nikahrujuk, pendaftaran cerai talak, cerai gugat, dan melakukan bimbingan
perkawinan, setelah mendapat mandat dari PPN.
105
Namun terdapat perbedaan yang tegas antara Pembantu PPN di Jawa dan Luar Jawa dalam pelaksanaan kewenangannya. Pembantu PPN di Jawa
hanya menerima dan memeriksa persyaratan peristiwa Nikah tanpa memiliki
105
Peraturan Menteri Agama No. 11 Tahun 2007 Tentang Pencatat Nikah, Pasal 3 ayat 2