Busana dan Aksesoris Tari Halibambang Musik Iringan Tari Halibambang Ragam Gerak Tari Halibambang

4 5 diayunkan ke arah depan dalam hitungan 1x4, kemudian berganti kaki kiri melangkah dan tangan kembali ke posisi awal dalam hitungan 1x4. 1.kaki kanan melangkah ke depan 2.diikuti dengan mengayun- kan tangan ke depan. 3.badan merendah tangan proses di- ayun ke bawah 4.tangan diayun ke bawah posisi tangan sudah di samping 5.posisi tangan sudah di samping kanan kiri. 4 Giser 1 kaki bergeser ke kanan 1x4 hitungan dan kembali ke kiri 1x4 hitungan, saat bergeser kaki membentuk segitiga tumit bertemu tumit, jari kaki bertemu jari kaki, posisi tangan berada di samping kanan lurus sejajar dengan bahu, bersamaan dengan kaki yang bergeser pergelangan tangan kanan digerakkan ke atas dan ke bawah, dan arah hadap badan ke depan, dilakukan juga sebaliknya saat kaki bergeser ke arah kiri. 5 Sesayak 1 2 3 4 5 6 Inti dari gerakan ini adalah kaki kanan melangkah ke arah samping kanan, tangan diayunkan bersamaan dengan langkah kaki dalam hitungan 1x4 dengan posisi badan merendah, kemudian kaki bergerak kembali menghadap ke arah depan diikuti bersamaan dengan pergelangan tangan yang digerakkan ke atas dan ke bawah dalam hit 1x4 1.kaki kanan 7 melangkah ke kanan. 2.badan menghadap ke sudut 3.badan menghadap ke samping 4.badan merendah menghadap ke samping kaki kiri berjinjit 5.badan proses menghadap sudut 6.badan menghadap sudut 7. badan mengahadap depan 6 Melayang 1 2 3 4 5 6 Inti dari gerakan ini adalah posisi badan tegap, kaki melangkah berputar, dengan posisi tangan kanan direntangkan selebar 75 derajat dan tangan kiri direntangkan dan saaat beputar pergeralangan tangan di- gerakkan ke atas dan ke bawah, arah hadap mengikuti arah putaran. 1.kaki kanan diarahkan ke kanan, kedua tangan diagonal 7 8 2.proses menghdap sudut 3.menghadap sudut 4.proses menghadap belakang 5.kaki bergeser ke arah depan dengan tangan di samping badan 6.menghadap sudut 7.proses menghadap depan 8.menghadap depan 7 Jong Simpuh 1 2 3 Inti dari gerakan ini adalah posisi tangan direntangkan ke samping, kemudian posisi kaki dan badan ditekuk turun perlahan menyentuh lantai dengan arah hadap ke depan. 1.proses turun 2.badan merendah sambil proses turun 3.lutut menyentuh lantai 8 Jong Sembah 1 2 3 5 6 7 Inti dari gerakan ini adalah tangan yang direntangkan di satukan bersamaan dengan kaki yang membentuk duduk sila, kemudian badan merunduk ke arah depan. 1.badan mulai merunduk ke depan kedua tangan proses sembah kaki disilangkan 2.proses duduk sila 3.duduk di atas kaki sila 4.duduk sila 5.kipas sembah dengan badan proses merunduk 6.proses merunduk 7.duduk sila dengan badan dan kepala merunduk 9 Timbang- an 1 2 3 Inti dari gerakan ini adalah berputar dengan posisi tangan direntangkan ke samping, posisi badan merendah, saat berputar pergelangan tangan bergerak ke 4 5 6 7 8 atas dan ke bawah pada setiap hitungan ganjil, dan arah hadap mengikuti arah putaran 1.kaki kanan melangkah ke kiri badan menghadap sudut 2.proses menghadap samping 3.proses menghadap belakang 4.menghadap belakang 5.proses menghadap samping 6.menghadap samping 7.menghadap sudut 8.menghadap depan 10 Ngelap 1 2 3 4 inti dari gerakan ini adalah posisi kaki jongkok, badan tetap tegap, arah hadap ke depan, dan posisi tangan kanan diayunkan lurus ke depan dan tangan kiri tetap berada di samping, pergelangan tangan bergerak ke kanan kiri, diikuti kepala dilakukan 5 6 7 pada 3 arah yaitu depan, kanan, depan, kiri kembali lagi depan 1.duduk jongkok, tangan kanan proses ke depan 2.proses tangan 3.proses tangan 4.tangan kanan di depan tangan kiri samping 5.kipas dikibaskan ke kanan di- ikuti kepala 6.kipas ke kiri 7.kipas ke kanan 11 Injak Lado 1 2 3 4 Inti dari gerakan ini adalah kaki kanan dan kiri yang bergerak membentuk huruf L secara bergantian, dengan posisi badan merendah, dan tangan direntangkan ke samping kemudian pergelangan tangan begerak ke atas dan ke bawah bersamaan dengan gerakan kaki yang membentuk huruf L 5 6 7 8 1.badan merendah, tumit kaki kanan proses bergerak ke depan 2.tumit bergerak ke depan 3.tumit proses bergerak ke belakang 4.tumit bergerak ke belakang 5.tumit kaki kiri proses bergerak ke depan 6.tumit bergerak ke belakang 7.tumit proses ke belakang 8.tumit ke belakang 12 Salimpat 1 2 3 4 5 Inti dari gerakan ini adalah posisi awal kaki di- silangkan dan berputar di tempat, dengan tangan direntangkan , arah hadap mengikuti putaran dan tangan kanan perlahan naik saat putaran selesai awal tangan kanan kembali ke posisi awal. 1.kaki kanan melangkah ke sudut 2.proses memutar 3.menghadap belakang 4.menghadap samping 5.menghadap depan 13 Tolak Tebing 1 2 inti dari gerakan ini adalah menyilangkan kaki kanan dankiri ke depan diikuti tangan kanan kiri dan kanan yang membentuk seperti huruf L. 1.tangan kiri ke depan, tangan kiri lurus samping badan, kaki kanan ke depan 2.tangan kiri ke depan, tangan kiri lurus samping badan, kaki kanan Tabel 2.2 Urutan Ragam Gerak Tari Halibambang dengan Hitungan No Nama Ragam Gerak Hitungan 1 a. Lapah Tebeng b. Lapah Injing 1 x 4 1 x 4 2 a. Gubu Gaghang b. Kaki Giser, Seluang Mudik . Gubu Gaghang d. Kaki Giser, Seluang Mudik . Gubu Gaghang . Kaki Giser, Seluang Mudik . Gubu Gaghang 2 x 8 1 x 8 2 x 8 1 x 8 2 x 8 1 x 8 2 x 8 3 . Kaki Sesayak, Tangan Seluang Mudik Kanan b. Kaki Sesayak, Tangan Seluang Mudik Kiri . Kaki Sesayak, Tangan Seluang Mudik Kanan 1 x 8 1 x 8 1 x 8 Ragam gerak tari halibambang yang digunakan dalam penelitian ini, menggunakan ragam gerak tari halibambang yang sudah dikreasikan, tetapi tidak keluar dari ragam gerak tari halibambang yang asli. d. Melayang 1 x 8 4 a. Jong Simpuh + Timbangan b. Jong Sembah . Kibas Depan d. Kibas Proses ke Timbangan . Kibas Depan . Jong Sembah . Kibas Proses ke Timbangan 1 x 4 1 x 8 1 x 4 1 x 4 1 x 4 1 x 8 1 x 4 5 . Ngelap b. Kibas Depan . Kibas Kiri d. Kibas Depan . Kibas kanan . Kibas Depan . Kibas Sampai Proses Naik 1 x 4 1 x 4 1 x 8 1 x 8 1 x 8 1 x 8 1 x 8 6 . Timbangan b. Melayang Kanan . Melayang Kiri d. Kaki Injak Lado, Tangan Timbangan 1 x 4 1 x 8 1 x 8 2 x 8 7 . Tangan Melayang Kanan, Kaki Salimpat b. Tangan Melayang Kiri, Kaki Salimpat . Tangan Timbangan, Kaki Salimpat 1 x 8 1 x 8 1 x 8 8 a. Jong Simpuh b. Jong Sembah . Kibas Depan d. Kibas sampai Proses Timbangan . Kibas Depan . Sembah . Kibas sampai Proses Timbangan h. Timbangan Proses Naik 1 x 4 1 x 8 1 x 4 1 x 4 1 x 4 1 x 4 1 x 4 1 x 8 9 . Tangan Timbangan, Kaki Salimpat b. Melayang kanan . Melayang Kiri d. Melayang Depan 1 x 8 1 x 8 1 x 8 1 x 8

2.3 Tunarungu

Secara medis tunarungu berarti kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan dan mal- dis- non-fungsi dari sebagian atau seluruh alat-alat pendengaran. Secara pedagosis tunarungu ialah kekurangan atau kehilangan pendengaran yang mengakibatkan hambatan dalam perkembangan sehingga memerlukan bimbingan dan pendidikan khusus Sastrawinata, 1997: 10.

2.3.1 Ciri Khas Anak Tunarungu

a. Ciri khas dalam segi fisik 1. Cara berjalannya kaku dan agak membungkuk. 2. Gerakan matanya cepat. 3. Gerakan kaki dan tangannya sangat cepat dan lincah. 4. Pernafasannya pendek dan agak terganggu Sastrawinata, 1975: 15-16. b. Ciri khas dalam segi intelegensi Intelegensi pada anak tunarungu ditentukan dengan sifat ketunaanya karena sesuai dengan sifat ketunaannya pada umunya anak tunarungu sukar dapat menangkap pengertian yang abstrak, sabab untuk dapat menangkap pengertian abstrak diperlukan pemahaman yang baik akan bahasa lisan maupun bahasa tulisan Sastrawinata, 1975: 16. c. Ciri khas dalam segi emosi Emosi anak tunarungu selalu bergolak karena kekurangan pemahaman akan bahasa lisan atau tulisan sering kali menyebabkan anak tunarungu menafsirkan sesuatu yang negatif atau salah dan hal ini sering mengakibatkan tekanan pada emosinya, misalnya resah, gelisah, dan marah. Hal tersebut dapat menghambat perkembangan pribadinya dengan menampilakan sikap menutup diri, bentindak secara agresif, atau sebaliknya menampakan kebimbangan dan keragu-raguan Sastrawinata, 1975: 16. d. Ciri khas dalam segi sosial Kehidupan sosial dapat dilihat dari lingkungan hidup di mana anak berinteraksi, yaitu interaksi individu dengan individu, individu dengan kelompok, dengan keluarga dan dengan lingkungan masyarakat yang lebih luas. Berdasarkan kepentingan anak tunarungu, seluruh anggota keluarga, guru dan anggota masyarakat di sekitarnya hendaknya mempelajari dan memahami keadaannya dan mereka harus mencegah faktor-faktor negatif yang dapat menghambat perkembangan kepribadian anak tunarungu Sastrawinata, 1975: 17. e. Ciri khas dalam segi bahasa 1. Miskin kosakata. 2. Sulit mengartikan ungkapan-ungkapan bahasa yang mengandung kiasan. 3. Sulit mengartikan kata-kata yang abstrak. 4. Kurang menguasai irama dan gaya bahasa Sastrawinata, 1975: 17.

2.3.2 Klasifikasi Anak Tunarungu

Ketajaman pendengaran seseorang diukur dan dinyatakan dalam satuan bunyi deci-Bell disingkat dB. Penggunaan satuan terebut untuk membantu dalam interpretasi hasil tes pendengaran dan mengelompokan dalam jenjangnya. Ditinjau dari kepentingan tujuan pendidikannya, secara terinci anak tunarungu dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut. 1. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 20-30 dB slight losses. 2. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 30-40 dB mild losses. 3. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 40-40 dB moderate losses. 4. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 60-75 dB severe losses. 5. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 675 dB ke atas profoundly losses Efendi, 2006: 59-61.

2.3.3 Penerapan Metode Pembelajaran Tari pada Siswa Tunarungu

Metode Penyampaian Materi Tari di SLB-B menurut Agustiningrum 2013: 10-11 adalah: a penyampaian materi dengan mempergunakan bahasa simbol sehari- hari bagi anak tuna rungu-wicara. Percakapan yang biasa dilakukan dalam pembelajaran sehari-hari bagi siswa-siswi tuna rungu-wicara adalah percakapan bahasa Indonesia dengan sistem isyarat yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktur Pendidikan Luar Biasa. Bahasa tersebut dinamakan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia SIBI, berwujud tatanan yang sistematis tentang seperangkat isyarat jari, tangan dan berbagai gerak yang melambangkan kosakata Bahasa Indonesia. SIBI dilakukan dalam pembelajaran seni tari khususnya sebagai pengantar materi dan instruksi-instruksi yang diinginkan oleh guru pengajar, misalnya apabila guru mengucapkan salam, menanyakan kondisi siswa-siswi, menyuruh mengulang materi dan beberapa hal lain yang terkait materi pembelajaran, b penyampaian materi dengan mempergunakan bahasa isyarat untuk menyimbolkan aba-aba tertentu dalam penyampaian tari. Dalam seni tari terdapat beberapa simbol kosakata yang melambangkan gerak tertentu yang penggunaan istilah tersebut hanya digunakan dalam bahasa tari. Contoh dari simbol kosakata tersebut adalah trisig, kengser, panggel dan beberapa istilah lainnya. Untuk memudahkan penyampaian materi guru pengajar membuat beberapa istilah agar mempermudah penyampaian materi. Simbol yang dipergunakan mirip dengan SIBI yang intinya mempergunakan jari dan tangan untuk mengganti bahasa verbal atau menyimbolkan pernyataan tertentu, c penyampaian gerak dengan metode pengenalan gerak dasar tari. Pembelajaran seni tari di SLB-B juga melakukan beberapa kegiatan yang sama seperti pembelajaran tari bagi siswa-siswi yang tidak berkebutuhan khusus. Kesamaan tersebut nampak pada metode yang dipakai, yaitu metode pengenalan gerak dasar tari. Pengenalan gerak dasar adalah tahapan pembelajaran yang dilakukan diawal pelajaran yang berfungsi untuk mengenalkan gerak- gerak dasar yang dilakukan dalam pembelajaran seni tari bagi siswa-siswi tuna rungu-wicara SLB-B. Pengenalan Gerak tersebut meliputi: 1 gerak-gerak dasarposisi tubuh, tangan, kaki, kepala, 2 gerak-gerak dasar dalam bentuk sekaran, d penyampaian materi melalui metode imitasi adalah metode yang dilakukan dalam pembelajaran tari dengan cara guru memberi contoh gerakannya dan siswa menirukan gerakan yang dicontohkan guru. Biasanya metode Imitasi terkait dengan metode pengenalan gerak dasar.

2.4 Program Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olah raga, kesenian,