Aktivitas Belajar Landasan Teori

2. Kemampuan mempersiapkan bahan pengajaran. 3. Kemempuan merencanakan media dan sumber. 4. Kemampuan merencanakan penilaian terhadap prestasi siswa. Perencanaan dalam pembelajaran dapat bermanfaat bagi guru sebagai kontrol terhadap dirinya sendiri agar dapat memperbaiki cara pengajarannya b. Melaksanakan Proses Belajar-Mengajar Fasilitatory of learning Yang dimaksud dengan proses belajar-mengajar adalah proses berlangsungnya belajar-mengajar di kelas yang merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan pengajaran adalah pelaksanaan strategi- strategi yang telah diracang untuk mencapai tujuan pengajaran Lefrancois dalam Suryosubroto, 2009: 30. Kegiatan dalam pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut. 1. Menguasai bahan yang direncanakan dan disesuaikan. 2. Mengelola proses belajar-mengajar. 3. Mengelola kelas. 4. Menggunakan metode dan sumber. 5. Melaksanakan interaksi belajar-mengajar. 6. Melaksanakan penilaian terhadap hasil pembelajaran. 7. Mengadministrasikan kegiatan belajar-mengajar. c. Mengevaluasi Evaluasi of Learning Evaluasi merupakan penentuan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan usaha dan tindakan atau kegiatan untuk menilai hasil belajar. Penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajari dengan tujuan yang telah ditetapkan Suryosubroto, 2009: 44. Penilaian dalam proses belajar-mengajar meliputi hal-hal sebagai berikut. a. Evaluasi formatif Evaluasi formatif adalah penilaian yang dilakukan guru setelah satu pokok bahasan selesai dipelajari oleh peserta didik Arikunto, 2008: 50. b. Evaluasi sumatif Evaluasi sumatif adalah penilaian yang diselenggarakan oleh guru setelah satu jangka waktu tertentu Arikunto, 2008: 53. c. Pelaporan hasil penilaian Setelah memberi evaluasi formatif maupun sumatif, setiap akhir caturwulan atau akhir semester setiap guru harus mengelola nilai akhir dan memasukannya dalam buku rapor. d. Pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan Program perbaikan nilai dan pengayaan sangat diperlukan dalam rangka pelaksanaan pola belajar tuntas. Ketuntasan belajar adalah pencapaian taraf penguasaan minimal yang telah ditetapkan bagi setiap unit bahan pelajaran, baik secara perseorangan atau kelompok Suryosubroto 2009: 47, sedangkan bentuk pelaksanaan pengayakan dapat berupa membaca mempelajari bahan pelajaran baru atau penyelesaian tugas pekerjaan rumah PR.

2.1.4 Metode Pembelajaran

Salah satu tugas sekolah adalah memberikan pengajaran kepada anak didik. Mereka harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan dari sekolah, di samping mengembangkan pribadinya. Pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada siswa yang merupakan proses pembelajaran proses belajar-mengajar itu dilakukan oleh guru di sekolah dengan menggunakan cara atau metode-metode tertentu. Metode pembelajaran adalah cara-cara pelaksanaan daripada proses pengajaran, atau soal bagaimana teknis sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada murid-murid di sekolah Surakhmad dalam Suryosubroto, 2009: 141. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode, di antaranya, anak didik, tujuan, situasi, fasilitas, dan guru Winarno Surakhmad dalam Djamarah dan Zain, 2010: 77.

2.1.5 Metode Drill atau Latihan

Seorang peserta didik perlu memiliki ketangkasan atau keterampilan dalam sesuatu, misalnya dalam lari cepat, atletik, berenang atau berkebun. Sebab itu di dalam proses belajar-mengajar, perlu diadakan latihan untuk menguasai keterampilan tersebut. Salah satu teknik penyajian pelajaran untuk memenuhi tuntutan tersebut ialah teknik latihan atau drill. Menurut Roestiyah 2008: 125 teknik latihan atau drill merupakan suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar di mana peserta didik melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan agar peserta didik memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Latihan yang praktis, mudah dilakukan, serta teratur melaksanakannya dapat membina anak dalam meningkatkan penguasaan keterampilan itu, bahkan mungkin peserta didik dapat memiliki ketangkasan itu dengan sempurna. Hal ini menunjang peserta didik berprestasi dalam bidang tertentu.