Menilai Bahaya Bahan Mudah Terbakar, Reaktif, dan

79 Menilai Bahaya dan Risiko di Laboratorium 7 uap cukup sehingga penghirupan menjadi rute penting masuknya bahan kimia ke tubuh. Nilai LC 100 dan LD 100 juga berguna, yang didei nisikan sebagai konsentrasi atau dosis terendah yang menyebabkan kematian hewan uji. Secara umum, semakin tinggi LD 50 atau LC 50 , semakin rendah toksisitas bahan kimia. 7.3.2 Durasi dan Frekuensi Pemaparan Efek racun bahan kimia terjadi setelah pemaparan tunggal akut, intermittent berulang, atau berulang dalam waktu yang lama kronis. Zat beracun akut menyebabkan kerusakan sebagai akibat pemaparan tunggal berdurasi pendek. Hidrogen sianida, hidrogen suli da, dan nitrogen dioksida adalah contoh racun akut. Sebaliknya, zat beracun kronis menyebabkan kerusakan setelah pemaparan berulang atau berdurasi lama atau menyebabkan kerusakan yang hanya menjadi bukti setelah masa laten yang panjang. Racun kronis mencakup seluruh karsinogen, racun reproduktif, dan logam berat tertentu serta senyawanya. Banyak racun kronis yang sangat berbahaya karena masa laten yang panjang. Efek kumulatif pemaparan rendah terhadap zat semacam itu mungkin tidak tampak selama bertahun-tahun. Banyak bahan kimia yang berbahaya baik secara akut maupun kronis tergantung tingkat dan durasi pemaparan. 7.3.3 Jalur Pemaparan Pemaparan terhadap bahan kimia di laboratorium terjadi melalui penghirupan, kontak dengan kulit atau mata, pencernaan, dan injeksi. Pertimbangkan masing-masing jalur berbeda berikut ini saat mengevaluasi bahaya racun bahan kimia. Lihat Lampiran F.1. Menilai Jalur Pemaparan Bahan Kimia Beracun untuk mendapat informasi lebih lanjut tentang penilaian risiko pemaparan yang terkait dengan bahan kimia beracun. 7.4 Menilai Risiko Racun Bahan Kimia Laboratorium Tertentu Langkah pertama dalam menilai risiko eksperimen terencana antara lain mengidentii kasi bahan kimia mana yang akan digunakan yang berpotensi zat berbahaya. Bagian ini menjelaskan bagaimana cara menilai risiko yang terkait dengan kelas bahan kimia beracun tertentu. Bahan kimia yang digunakan di laboratorium dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelas zat beracun berbeda. Banyak bahan kimia memiliki lebih dari satu jenis Nitrogen dioksida, gas kuning- cokelat, sangat beracun jika terhirup. 80 7 Menilai Bahaya dan Risiko di Laboratorium kandungan racun. Selanjutnya kelas zat beracun paling umum yang ditemukan di laboratorium. 7.4.1 Racun Akut Toksisitas akut adalah kemampuan bahan kimia untuk menyebabkan efek berbahaya setelah pemaparan satu kali. Bahan beracun akut dapat menyebabkan efek racun lokal, efek racun sistemik, atau keduanya. Kelas racun ini meliputi bahan kimia korosif, iritan, dan alergen pemeka. Bahan kimia yang paling umum dengan tingkat toksisitas akut tinggi yang ditemui di laboratorium antara lain akrolein; • nikel karbonil; arsina; • nitrogen dioksida; klorin; • osmium tetraoksida; diazometana; • ozon; diborana gas; • fosgen; dimetil merkuri; • natrium azida; dan hidrogen sianida; • natrium sianida dan hidrogen l uorida; garam sianida lainnya. metil l uorosulfonat; Tangani senyawa ini menggunakan prosedur tambahan yang diuraikan pada Bab 9, Bagian 4. Saat merencanakan eksperimen, temukan apakah racun akut harus ditangani secara khusus sebagai senyawa berbahaya dengan mempertimbangkan jumlah total zat yang akan digunakan; sifat i sik zat msl., Apakah mudah menguap? Apakah cenderung membentuk debu?; jalur pemaparan potensialnya msl., Apakah siap diserap melalui kulit?; dan keadaan penggunaannya dalam eksperimen yang diajukan msl., Apakah zat akan dipanaskan? Apakah unsur itu cenderung menghasilkan aerosol?. Mungkin akan membantu jika memutuskan cara penanganan racun akut berdasarkan konsultasi dengan manajer laboratorium atau CSSO. Lihat Lampiran F.2. Menilai Risiko Terkait dengan Racun Akut untuk informasi lebih lanjut tentang cara menentukan tingkat bahaya toksisitas akut dan kemungkinan dosis letal untuk manusia.