13
oleh sel kanker. Diduga bahwa reseptor estrogen dan progesteron yang secara normal terdapat di epitel payudara, mungkin berinteraksi dengan promotor pertumbuhan,
seperti transforming growth factor α berkaitan dengan faktor pertumbuhan epitel,
platelet-derived growth-factor dan faktor pertumbuhan fibroblast yang dikeluarkan oleh sel kanker payudara, untuk menciptakan suatu mekanisme autokrin
perkembangan tumor.
8,13
Faktor lingkungan. Pengaruh lingkungan diisyaratkan oleh insiden kanker payudara yang berbeda-beda dalam kelompok yang secara genetis homogen dan perbedaan
geografik dalam prevalensi. Faktor lingkungan lain yang penting adalah estrogen eksogen, iradiasi, nutrisi, konsumsi alkohol, merokok dan pemaparan kumulatif
dalam jangka waktu lama terhadap kontaminan seperti heterosiklik amina maupun pestisida.
8
2.3.2. Penatalaksanaan dan Prognosa
Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah terapi
imunologi antibodi.
13
Prognosis pada setiap kanker payudara berdasarkan stadium penderita dimana angka ketahanan hidup lima tahun pada stadium I sebesar 87 ,
stadium II 75 , stadium III 75 dan pada stadium IV sebesar 1,3 .
22
2.4. Potensi Benzo αpyrene terhadap Karsinogenesis
Benzopyrene adalah senyawa organik dengan rumus C20H12. Secara struktural merupakan pentasiklik hidrokarbon bewarna yang berkaitan dengan pyrene oleh fusi
Universitas Sumatera Utara
14
dari kelompok phenylene. Dua spesies isomerik adalah benzo[α]pyrene dan benzo[e]
pyrene. Senyawa terkait termasuk cyclopentapyrene, dibenzopyrene, indenopyrene dan naphthopyrene. Benzopyrene berbahaya karena interkalasi ke dalam DNA,
mengganggu proses transkripsi.
23
Gambar.2.3. Struktur molekul benzoalphapyrene.
23
Benzo αpyrene dijumpai pada asap kendaraan bermotor, asap pabrik, asap rokok,
asap pembakaran arang, asap hasil kebakaran hutan, asap minyak goreng, aspal petroleum, beberapa pelarut komersial, creosote bahan pengawet kayu, dan juga
hasil pirolisis karbohidrat, asam amino, serta asam lemak.
9,24
Benzo αpyrene yang
terdapat pada makanan terjadi akibat adanya proses pengolahan teknologi yang menggunakan suhu tinggi seperti pemanggangan dan penggorengan, maupun akibat
kontaminasi atau polusi dari udara.
9
Pada daging panggang babi dan sapi terkandung benzo
αpyrene sebesar 1,4 - 4,5ppb, sate kambing 23ppb, ikan asap Jepang 37 ppm dan pada minyak goreng bekas 1,4 - 4,5ppb. Proses pemanggangan
dengan oven menghasilkan produk olahan dengan kandungan senyawa PAH yang terendah, sedangkan pemasakan dengan microwave tidak menghasilkan senyawa
PAH yang karsinogenik.
11
Hingga saat ini belum ada informasi ilmiah tentang batasan tingkat kontaminasi senyawa PAH atau benzo
αpyrene yang membahayakan
Universitas Sumatera Utara
15
manusia. Anjuran batas kandungan PAH oleh The Occupational Safety and Health Administration OSHA membatasi 0,2mgm
3
PAH. OSHA Permissible Exposure Limit PEL 5mgm
3
PAH untuk mineral oil, sedangkan National Institute for Occupational Safety and Health NIOSH menganjurkan jumlah PAH maksimal 0,1
mgm
3
udara untuk daerah tempat kerja dengan waktu kerja 10 jamhari dan 40 jamminggu.
25
Agency for Toxic Subtancesand Disease Registry ATSDR merekomendasikan
nilai MRL
benzo αpyrene pada manusia sebesar
0,01ppmkgBBhari.
10
Secara in vivo, benzo αpyrene telah terbukti dapat menyebabkan tumor pada setiap
model hewan percobaan, baik melalui jalur makanan, pernapasan, maupun kontak pada permukaan kulit. Inisiasi proses karsinogenik dari benzo
αpyrene bahkan dapat terjadi pada bagian jaringan yang jauh dari titik asal paparannya.
9
Benzo αpyrene
merupakan karsinogen komplet mengandung inisiator dan promotor tetapi lebih aktif sebagai inisiator tumor.
10
Benzo αpyrene telah digunakan sebagai kontrol positif
untuk berbagai karsinogenisitas dan mutagenisitas bioassay.
23
Banyak senyawa-senyawa aromatik termasuk PAH dan benzoαpyrene yang bersifat
karsinogenik. Hal ini berdasarkan sifatnya yang hidrofobik dan tidak memiliki gugus metil atau gugus reaktif lainnya untuk dapat diubah menjadi senyawa yang lebih
polar. Akibatnya senyawa PAH sangat sulit diekskresi dari dalam tubuh dan biasanya terakumulasi pada jaringan hati, ginjal, maupun adiposa atau lemak tubuh. Dengan
struktur molekul yang menyerupai basa nukleat adenosin, timin, guanin, dan sitosin, molekul PAH dapat dengan mudah menyisipkan diri pada untaian DNA. Akibatnya
Universitas Sumatera Utara
16
fungsi DNA akan terganggu dan apabila kerusakan ini tidak dapat diperbaiki dalam sel, maka akan menimbulkan penyakit kanker .
11
Gambar 2.4. Ilustrasi sifat karsinogenesis senyawa PAH.
11
Pada tikus percobaan, konsumsi benzo αpyrene dengan dosis 120ppmkgBBhari
dapat menyebabkan kematian dengan lama konsumsi kurang dari 14 hari. Lebih lanjut, konsumsi benzo
αpyrene sebesar 10ppmkgBBhari akan menyebabkan gangguan sistem reproduksi pada induk hewan dan gangguan pertumbuhan pada anak
yang dilahirkan. Karena itulah benzo αpyrene dikategorikan sebagai senyawa
genotik karsinogen dan digunakan sebagai senyawa acuan dalam menentukan faktor potensi relatif senyawa-senyawa PAH lainnya sebagai penyebab kanker. Di dalam
tubuh, benzo αpyrene juga dapat berinteraksi dengan hemoglobin Hb, yang
merupakan protein pengangkut oksigen pada sel darah merah. Karena itu keberadaan benzo
αpyrene dalam tubuh dapat dideteksi melalui darah atau urin.
10,11
Universitas Sumatera Utara
17
2.5. Mekanisme Karsinogenesis