Return On Asset ROA Non Performing Loan NPL

35 langsung akan menyebabkan corporate value dari perbankan menurun di pasar bursa. Agregasi dari hal ini akan menyebabkan sentimen yang kurang baik pada pasar yang secara umum akan membawa perekonomian kearah resesi .

9. Return On Asset ROA

Menurut Dendawijaya 2003:120 ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan. Dalam menjalankan atau setiap kegiatan tertentu harapan yang pertama kali diinginkan adalah memperoleh keuntungan atau profitabilitas. Yang dimaksud dengan profitabilitas atau rentabilitas adalah kemampuan suatu bank dalam memperoleh laba O.P. Simorangkir, 2004:152. Dalam bukunya, Frederic Mishkin 2007:232 menyatakan bahwa because owners of a bank must know wheter their bank is being managed well, they need good measures of bank profitability. A basic measure of bank profitability is Return On Asset ROA. Atau Frederic Miskhin 2007:232 menyatakan bahwakarena pemilik bank harus tahu wheter bank mereka sedang dikelola dengan baik, mereka perlu langkah-langkah yang baik dari profitabilitas bank. Sebuah ukuran dasar profitabilitas bank adalah Return On Asset ROA. 36 Menurut Lukman Dendawijaya 2005:118 menjelaskan ”Rentabilitas adalah alat untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang ber sangkutan”. Analisis ROA mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan kekayaan total asset yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan setelah disesuaikan dengan biaya – biaya yang mendananai aset tersebut.

10. Non Performing Loan NPL

Menurut Riyadi 2006:160, non performing loan NPL gross merupakan rasio yang menunjukkan jumlah pembiayaan yang tergolong dalam kolektibilitas 3 sampai dengan 5. Jika NPL suatu bank selalu tinggi maka akan mempengaruhi permodalan bank tersebut karena dengan NPL yang tinggi akan membuat bank mempunyai kewajiban untuk memenuhi PPAP yang terbentuk. Menurut Dahlan Siamat 2005:361 NPL dapat diartikan sebagai pinjaman yangmengalami kesulitan pelunasan akibat faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal diluar kemampuan debitur. Sedangkan menurut Darmawan dalam Artwienda 2009:21 NPL merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur 100 Asset Total Bersih Laba ROA   37 kemampuan bank dalam mengcover risiko kegagalan pengembalian oleh debitur. Persyaratan yang ketat dalam kebijakan kredit akan mengurangi kemungkinan terjadinya kredit bermasalah, namun tidak akan menghilangkan timbulnya masalah-masalah seperti terjadinya default atau penunggakan pembayaran. Menurut surat edaran Bank Indonesia Nomor 330DPNPt tanggal 14 Desember 2001 besarnya NPL dihitung sebagai berikut : Menurut Mabruroh dalam artwienda 2009:22 NPL berpengaruh negatif terhadap perubahan laba. Semakin tinggi NPL maka semakin menurun perubahan laba. Dan Dendawijaya 2003 mengungkapkan dimana adanya kredit bermasalah yang semakin besar dibandingkan dengan aktiva produktifnya dapat mengakibatkan kesempatan untuk memperoleh pendapatan income dari kredit yang diberikan, sehingga mengurangi laba bank. Bank Indonesia sebagai regulator perbankan di Indonesia telah mengeluarkan peraturan Surat Edaran Bank Indonesia No. 623DPNP tanggal 31 Mei 2004 yang menetapkan NPL maksimim 5. Semakin rendah NPL semakin bagus karena jumlah kredit yang bermasalahmacet pada bank tersebut semakin kecil begitupun NPL = x 100 38 sebaliknya semakin tinggi NPL suatu bank maka akan semakin besar kredit yang bermasalahmacet pada bank tersebut.

11. Biaya Operasional Pendapatan Operasional

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011

3 85 86

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Beban Operasi Terhadap Pendapatan Operasi, Net Interest Margin, Dan Loan To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Pada Bank Pembangunan Daerah

1 85 110

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Operational Efficiency Ratio, Financing To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Bank Mega Syariah Indonesia

2 41 105

Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, dan Net Interest Margin terhadap Return on Asset pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

0 62 107

Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Net Interest Margin Dan Bank Size Terhadap Return On Asset Pada Bank Bumn Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 54 99

Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia

0 33 104

Analisis Pengaruh Suku Bunga Kredit, Non Performing Loan Return On Asset dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Dollar tehadap Penyaluran Kredit Modal Kerja Bank Persero (Bank Persero periode 2007-2012)

1 30 151

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR Return On Asset (ROA), Non Performing Loan (NPL dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Suku Bunga Deposito Berjangka Satu Bulan Pada Bank Persero di Indonesia

2 11 128

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (Car) Dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Return On Equity (ROE) Pada PT Bank bjb Tbk

0 29 103

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan To Deposit Ratio (LDR), Biaya Operasional Dan Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Profitabilitas BPR

0 1 31