Uji Asumsi Klasik Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR Return On Asset (ROA), Non Performing Loan (NPL dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Suku Bunga Deposito Berjangka Satu Bulan Pada Bank Persero di Indonesia

72 kepemilikan bank persero juga ikut mengalami perubahan, dimana saham bank- bank persero telah menjadi bank publik melalui penjualan sebagian sahamnya melalui pasar modal divestasi antara lain: BNI, Mandiri, dan BRI. Nresna Iqlima, 2010:64.

B. Pengujian dan Pembahasan

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak Suliyanto 2011:67.Apabila sebaran data sudah berdistribusi normal, maka uji lanjut dengan menggunakan statistik parametrik bisa dilakukan. Sebaliknya, bila data tidak berdistribusi normal maka uji lanjut dengan menggunakan statistik parametrik tidak bisa dilakukan, tetapi menggunakan statistik non parametrik. Untuk menguji normalitas sebaran data bisa dilakukan dengan empat cara, yaitu Chi-Square, Lilifors dan Kormogorov Smirnov dan Skewness Kurtosis . Pada penelitian ini, Uji normalitas menggunakan jarque bera yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen, variabel independen maupun keduanya berdistribusi normal atau tidak. Model yang baik adalah yang memiliki distribusi data yang normal. Pada penelitian ini untuk 73 menguji normalitas dalam persamaan regresi adalah dengan dua cara: a. Membandingkan statistik Jarque-Bera JB dengan nilai X2 tabel. Jika nilai JB ≤ X2 tabel maka nilai residual terstandarisasi dinyatakan berdistribusi normal. b. Jika nilai probabilitas lebih besar dari nilai derajat kesalahan α = 0.05, maka penelitian ini tidak ada permasalahan normalitas atau dengan kata lain, data terdistribusi normal. Grafik 4.1 Hasil Uji Normalitas Bank Persero Dari grafik histogram diatas dapat dilihat bahwa nilai Jarque-Bera sebesar 6.608625 atau berada dibawah nilai tabel Chi Square yaitu sebesar 9,48773, maka diterima. Kesimpulannya adalah data terdistribusi dengan normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model 2 4 6 8 10 12 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 Series: Residuals Sample 2007M01 2011M12 Observations 58 Mean 7.33e-16 Median -0.163812 Maximum 2.153284 Minimum -1.337144 Std. Dev. 0.857568 Skewness 0.826828 Kurtosis 2.995293 Jarque-Bera 6.608625 Probability 0.036724 74 regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Pada penelitian ini, ada atau tidaknya multikolinieritas dapat diketahui atau dilihat dari koefisien korelasi masing-masing variabel bebas. Jika koefisien kolerasi diantara masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0,85 maka terjadi multikolinieritas Agus Widarjono, 2010 : 77 Multikolinieritas bisa dideteksi dengan melihat kolerasi linier antara variabel independen di dalam regresi. Sebagai aturan yang kasar rule of thumb, jika koefisien kolerasi cukup tinggi yaitu diatas 0,85 maka kita duga ada multikolinieritas dalam model. Sebaliknya jika koefisien kolerasi kurang dari 0,85 maka kita duga model tidak mengandung unsur multikolinieritas. Akan tetapi perlu kehati-hatian terutama pada data time series seringkali menunjukan kolerasi antar variabel independen cukup tinggi. Kolerasi tinggi ini terjadi karena data time series seringkali menunjukan unsur tren yaitu data bergerak naik dan turun secara bersamaan Agus Widarjono, 2010:77. 75 Tabel 4.1 Hasil Uji Multikolinieritas Bank Persero CAR ROA NPL BOPO CAR 1.000000 -0.331138 0.815997 0.368379 ROA -0.331138 1.000000 -0.646299 -0.466746 NPL 0.815997 -0.646299 1.000000 0.370541 BOPO 0.368379 -0.466746 0.370541 1.000000 Sumber data : Diolah Menggunakan Eviews 6.0 Berdasarkan tampilan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa tidak ada masalah dalam persamaan regresi berganda. hal ini dikarenakan nilai dari matrix kolerasi colleration matrix dari semua variabel adalah 0,85 Menurut Agus Widarjono, 2010 : 77.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas adalah suatu kondisi dimana terjadi ketidaksamaan varians dalam fungsi regresi. Data yang baik adalah data yang homoskedastisitas. Homoskedastisitas adalah kesamaan varians dalam model regresi. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas melalui Uji Park yaitu meregresi nilai logaritma dari kuadrat residual terhadap variabel independen. Apabila probabilitas signifikansi variabel independen lebih besar dari derajat kesalahan yaitu 5, maka dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Namun apabila probabilitas signifikansi kurang 76 dari derajat kesalahan 5, maka dalam model regresi ada indikasi terjadi heteroskedastisitas Winarno, 2009:5.12. Tabel 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Bank Persero Sumberdata : Diolah Menggunakan Eviews 6.0 Pada tampilan tabel 4.2 menunjukkan tingkat probabilitasbaik varibel konstanta dan variabel-variabel independen CAR, ROA, NPL dan BOPO bebas dari heteroskedastisitas yang ditunjukkandengan tingkat signifikansi 5. Dependent Variable: LOGRES2 Method: Least Squares Date: 071113 Time: 11:54 Sample: 2006M01 2011M12 Included observations: 71 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.428978 2.579834 0.553903 0.5815 CAR -0.195961 0.159817 -1.226163 0.2245 ROA -0.547022 0.539023 -1.014840 0.3139 NPL 0.066691 0.123295 0.540907 0.5904 BOPO 0.013486 0.016569 0.813945 0.4186 R-squared 0.094930 Mean dependent var -1.692581 Adjusted R-squared 0.040077 S.D. dependent var 2.008341 S.E. of regression 1.967685 Akaike info criterion 4.259412 Sum squared resid 255.5378 Schwarz criterion 4.418756 Log likelihood -146.2091 Hannan-Quinn criter. 4.322778 F-statistic 1.730630 Durbin-Watson stat 1.266212 ProbF-statistic 0.153726 77

d. Uji Autokolerasi

Untuk mendeteksi adanya autokorelasi, dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson. Uji D-W merupakan salah satu uji yang banyak dipakai untuk mengetahui ada tidaknya otokorelasi Winarno, 2009:5.27. Untuk mendeteksi tentang uji autokorelasi secara umum bisa diambil patokan Singgih, 2000:218: 1 Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif 2 Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak autokorelasi 3 Angka D-W diatas +2, berarti ada korelasi negatif. Autokolerasi terjadi ketika kesalahan pengganggunya saling kolerasi satu sama lainnya. Uji autokolerasi ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linier ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya . Jika terjadi kolerasi maka dinamakan ada problema autokolerasi dalam penelitian ini maka digunakan uji Durbin Watson DW. Pendapat lain dari Danang Sunyoto 2011:134 salah satu ukuran dalam menentukan adanya tidaknya masalah autokolerasi adalah dengan uji Durbin Watson DW dengan ketentuan sebagai berikut : 78 1 Terjadi autokolerasi positif jika nilai DW dibawah -2 DW -2 2 Tidak terjadi autokolerasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan =2 atau -2 DW , +2 3 Terjadi autokolerasi negatif jika nilai DW berada diatas +2 atau DW +2. Tabel 4.3 Hasil Uji Autokolerasi Bank Persero Dependent Variable: DEP Method: Least Squares Date: 071113 Time: 11:55 Sample: 2006M01 2011M12 Included observations: 72 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 9.529900 1.188145 8.020819 0.0000 CAR -0.319784 0.073983 -4.322392 0.0001 ROA -0.238679 0.247794 -0.963215 0.3389 NPL 0.377648 0.057077 6.616495 0.0000 BOPO 0.019531 0.007655 2.551413 0.0130 R-squared 0.708922 Mean dependent var 7.806389 Adjusted R-squared 0.691544 S.D. dependent var 1.640116 S.E. of regression 0.910902 Akaike info criterion 2.718152 Sum squared resid 55.59269 Schwarz criterion 2.876253 Log likelihood -92.85346 Hannan-Quinn criter. 2.781092 F-statistic 40.79462 Durbin-Watson stat 0.443480 ProbF-statistic 0.000000 Sumber : Data Diolah Menggunakan Eviews 6.0 Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa nilai Durbin Watson adalah sebesar 0.443480. nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5, 79 Jumlah sampel nya adalah 4 dan jumlah variabel independen adalan 4. Dari tabel 4.3 diatas di dapat nilai Durbin Watson adalah -2 0.443480 2, maka dapat disimpulkan tidak ada autokolerasi baik secara positif maupun secara negatif.

2. Analisis Regresi Berganda

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011

3 85 86

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Beban Operasi Terhadap Pendapatan Operasi, Net Interest Margin, Dan Loan To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Pada Bank Pembangunan Daerah

1 85 110

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Operational Efficiency Ratio, Financing To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Bank Mega Syariah Indonesia

2 41 105

Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, dan Net Interest Margin terhadap Return on Asset pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

0 62 107

Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Net Interest Margin Dan Bank Size Terhadap Return On Asset Pada Bank Bumn Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 54 99

Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia

0 33 104

Analisis Pengaruh Suku Bunga Kredit, Non Performing Loan Return On Asset dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Dollar tehadap Penyaluran Kredit Modal Kerja Bank Persero (Bank Persero periode 2007-2012)

1 30 151

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR Return On Asset (ROA), Non Performing Loan (NPL dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Suku Bunga Deposito Berjangka Satu Bulan Pada Bank Persero di Indonesia

2 11 128

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (Car) Dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Return On Equity (ROE) Pada PT Bank bjb Tbk

0 29 103

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan To Deposit Ratio (LDR), Biaya Operasional Dan Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Profitabilitas BPR

0 1 31