51
6. Sudarmadi dan
Oswari, 2009
Pengaruh Capital
Adequacy Ratio, Return
On Assets dan Loan to Deposit
Ratio Terhadap Tingkat Suku
Bunga Deposito Berjangka 12
Bulan.
Teknik regresi linier berganda
-Variabel independen secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
-Secara parsial CAR berpengaruh
signifikan terhadap bunga deposito
12 bulan. -Secara parsial ROA dan
LDR tidak berpengaruh signifikan
terhadap bunga deposito 12
bulan. 7.
Yohanes Eko
Nugroho, 2010
Analisis Faktorfaktor
yang Mempengaruhi
Tingkat Suku Bunga Deposito
Berjangka Bank Umum di
Indonesia Teknik regresi
Linier Berganda
-Variabel independen secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
- Secara parsial variabel ROA
berpengaruh signifikan terhadap
bunga deposito. -Secara parsial variabel CAR
dan LDR tidak berpengaruh
signifikan
8. May
karlina Dewi, 2010
Analisis Pengaruh Capital
Adequacy Ratio Teknik regresi
linier berganda Hasil perhitungan secara
parsial terhadap tingkat suku
52 CAR,Loan To
Deposit LDRDan
Return On Asset Terhadap Suku
Bunga Deposito Berjangka Pada
Bank Central Asia, Tbk Tahun
2001-2010 bunga deposito sebagai
berikut: 1 CAR berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito
pada Bank Central Asia,Tbk, sehingga H1 ditolak.
2 LDR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
tingkat suku bunga deposito pada Bank Central Asia,Tbk,
sehingga H2 ditolak. 3 ROA berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito
pada Bank Central Asia,Tbk, sehingga H3 diterima.
9. Achmad
Kurniawan, 2012
Analisis Pengaruh CAR,
ROA, NPL terhadap tingkat
Suku Bunga Deposito
Berjangka Tiga Bulan Pada Bank
Teknik Analisis regresi
Berganda Terdapat pengaruh yang
signifikan CAR, ROA, NPL terhadap Suku Bunga
Deposito berjangka Tiga Bulan Pada Bank Persero di
Indonesia.
53 Persero di
Indonesia.
10. Nada
Dreca, 2012
Evaluation of Financial
Performance of Banking Sector:
Evidence from Bosnia and
Herzegovina, Croatia, Serbia
and Slovenia -
Kinerja keuangan pada penelitian ini diukur dengan
indikator yang dipilih, seperti return on asset
ROA, return on equity ROE, rasio kecukupan
modal CAR, pangsa kredit bermasalah NPL,
partisipasi deposito, aset dan pinjaman dalam Produk
Domestik Bruto PDB dari acara country.Data bahwa
sistem perbankan negara ini mengalami masalah di sektor
perbankan, sebagian besar dipengaruhi oleh utang yang
besar kepada IMF, situasi politik, krisis keuangan,
situasi internal dan faktor politik lainnya
Sumber : Kumpulan Penelitian Terdahulu
54
D. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Bank Indonesia
Bank Persero
Uji Model Regresi
Uji Asumsi Klasik 1.
Uji normalitas 2.
Uji Multikolinieritas 3.
Uji Heterskedastisitas 4.
Uji autokolerasi 5.
Uji Regresi Berganda
Uji F Adjusted R square
Uji T
Interpretasi
Kesimpulan
Independen X1 : CAR
X2 : ROA X3 : NPL
X4 : BOPO Dependen
Y : Suku Bunga Deposito
55 Berdasarkan kerangka berpikir tersebut maka dapat diperoleh model
konseptual dari penelitian ini sebagai berikut :
Gambar 2.2 Model Konseptual Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka 1 Bulan yang
dipengaruhi Variabel CAR, ROA, LDR, NPL
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori dan permasalahan yang ada, maka dapat diambil beberapa hipotesis sebagai berikut :
CAR
ROA
NPL
BOPO Tingkat Suku Bunga
Deposito Berjangka 1 Bulan
56 H1:
Diduga ada pengaruh negatif Capital Adequacy Ratio CAR terhadap suku bunga deposito berjangka 1 bulan.
H2: Diduga ada pengaruh negatif Return On Asset ROA terhadap
suku bunga deposito berjangka 1 bulan. H3:
Diduga ada pengaruh positif dari Non Performing Loan NPL terhadap suku bunga deposito berjangka 1 bulan.
H4: Diduga ada pengaruh positif dari Biaya Operasional Pendapatan
Operasional BOPO terhadap suku bunga deposito berjangka 1
bulan. H5:
Diduga secara simultan CAR, ROA, NPL dan BOPO terhadap suku bunga deposito berjangka 1 bulan.
57
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang merupakan data time series. Data yang diperlukan
merupakan data sekunder yaitu inflasi dan kinerja keuangan bank persero pada periode tahun 2006-2011 yang diperoleh dari data Statistik Ekonomi
Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Indonesia yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia.
Penelitian ini dilengkapi dengan hasil penelitian terdahulu dan dari reverensi dari bank lain yang relevan misalnya seperti jurnal dan
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Model dalam penelitian ini menggunakanan lima variabel yaitu Suku Bunga Satu bulan, Capital
Adequacy Ratio CAR, Return On Asset ROA, Non Performing Loan NPL, dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok bank yang termasuk dalam bank persero yang ada di Indonesia pada periode tahun 2006-2011.
Dan dan dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel 1 kelompok
58 Bank yaitu Bank Persero. Antara lain adalah Bank Rakyat Indonesia
BRI , Bank Tabungan Negara BTN, Bank Negara Indonesia dan Bank Mandiri.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara : 1. Studi kepustakaan, yaitu memperoleh dari berbagai literatur, jurnal-
jurnal yang telah dipublikasikan, penelitian terdahulu dan dari berbagai sumber lainnya.
2. Data sekunder, yaitu merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara
diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Penelitian ini menggunakan data time series bulanan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia
periode tahun 2006-2011. Data – data tersebut diperoleh dari:
a. Statistik Ekonomi Perbankan Indonesia SEKI b. Statistik Perbankan Indonesia SPI
D. Metode Analisis Data
Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu dengan menggunakan regresi berganda. analisis regresi merupakan salah satu alat
analisis yang menjelaskan tentang akibat yang ditimbulkan oleh satu atau lebih variabel bebas dan variabel terikat tidak bebas sudarmanto,
2005 . Dengan menggunakan software eviews 6.0 setelah semua data-
59 data terkumpul maka selanjutnya data-data tersebut dianalisis dengan uji
asumsi klasik dan uji hipotesis. 1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik ini dilakukan sebagai parameter untuk mengukur apakah data yang digunakan ini bersifat blue atau tidak.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi
normal atau tidak Suliyanto 2011:67.Apabila sebaran data sudah berdistribusi normal, maka uji lanjut dengan menggunakan
statistik parametrik bisa dilakukan. Sebaliknya, bila data tidak berdistribusi normal maka uji lanjut dengan menggunakan statistik
parametrik tidak bisa dilakukan, tetapi menggunakan statistik non parametrik. Untuk menguji normalitas sebaran data bisa dilakukan
dengan empat cara, yaitu Chi-Square, Lilifors dan Kormogorov Smirnov dan Skewness Kurtosis
. Pada penelitian ini, Uji normalitas menggunakan jarque
bera yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen, variabel independen maupun keduanya
berdistribusi normal atau tidak. Model yang baik adalah yang memiliki distribusi data yang normal. Pada penelitian ini untuk
menguji normalitas dalam persamaan regresi adalah dengan dua cara:
60 a.
Membandingkan statistik Jarque-Bera JB dengan nilai X2 tabel. Jika nilai JB ≤ X2 tabel maka nilai residual
terstandarisasi dinyatakan berdistribusi normal. Jika nilai probabilitas lebih besar dari nilai derajat
kesalahan α = 0.05, maka penelitian ini tidak ada permasalahan normalitas atau dengan kata lain, data terdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas merupakan hubungan linier antara variabel independen didalam regresi berganda. Agus Widarjono,
2010:75. Ada beberapa metode untuk mendeteksi ada tidaknya
masalah multikolinieritas dalam suatu model regresi berganda. multikolinieritas bisa dideteksi dengan melihat kolerasi linier
antara variabel independen di dalam regresi. Sebagai aturan yang kasar rule of thumb, jika koefisien kolerasi cukup tinggi yaitu
diatas 0,85 maka kita duga ada multikolinieritas dalam model. Sebaliknya jika koefisien kolerasi kurang dari 0,85 maka kita duga
model tidak mengandung unsur multikolinieritas. Akan tetapi perlu kehati-hatian terutama pada data time series seringkali
menunjukan kolerasi antar variabel independen cukup tinggi. Kolerasi tinggi ini terjadi karena data time series seringkali
menunjukan unsur tren yaitu data bergerak naik dan turun secara bersamaan Agus Widarjono, 2010:77.
61
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi yang tidak sama konstan. Sebaliknya, jika varian variabel
pada model regresi memiliki nilai yang sama konstan maka disebut dengan homoskedastisitas. Yang diharapkan pada model
regresi adalah yang homoskedastisitas Suliyanto, 2011: 95. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan uji park
utuk menguji masalah heteroskedastisitas data.. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas melalui Uji Park
yaitu meregresi nilai logaritma dari kuadrat residual terhadap variabel independen. Apabila probabilitas signifikansi variabel
independen lebih besar dari derajat kesalahan yaitu 5, maka dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi
homoskedastisitas. Namun apabila probabilitas signifikansi kurang dari derajat kesalahan 5, maka dalam model regresi ada indikasi
terjadi heteroskedastisitas Winarno, 2009:5.12.
d. Uji Autokolerasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
62 autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji
Durbin-Watson D-W, dengan tingkat kepercayaan = 5. Apabila D-W terletak antara -2 sampai +2 maka tidak ada
autokorelasi Santoso. 2002 : 219. Pendapat lain untuk mendeteksi tentang uji autokorelasi
secara umum bisa diambil patokan Singgih, 2000:218: 1 Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif
2 Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak autokorelasi
3 Angka D-W diatas +2, berarti ada korelasi negatif. Pendapat lain dari Danang Sunyoto 2011:134 salah satu
ukuran dalam menentukan adanya tidaknya masalah autokolerasi adalah dengan uji Durbin Watson DW dengan ketentuan sebagai
berikut : 1 Terjadi autokolerasi positif jika nilai DW dibawah -2
DW -2 2 Tidak terjadi autokolerasi, jika nilai DW berada
diantara -2 dan =2 atau -2 DW , +2 3 Terjadi autokolerasi negatif jika nilai DW berada diatas
+2 atau DW +2
63
2. Analisis Regresi Berganda