2. Uji Asumsi Klasik
Untuk mendapatkan hasil estimator linear yang terbaik dan tidak bias pada model regresi berganda, maka diperlukan pengujian asumsi klasik.
Adapun hasil dari uji asumsi klasik adalah sebagai berikut:
a. Uji Multikolenieritas
1 Uji Multikolinearitas APT
Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen.. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Diagnosis untuk mengetahui adanya
multikolinieritas adalah menentukan nilai Variance Inflaction Factor VIF dan Tolerance. Batas tolerance value adalah 0.10 dan VIF 10.
Hasil perhitungan nilai tolerance dan VIF dapat dilihat pada lampiran market model
saham LQ-45 bahwa semua variabel dapat diketahui nilai tolerance
nya diatas 0,10 dan VIF dibawah 10, sehingga dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas.
2 Uji Multikolinearitas CAPM
Berdasarkan lampiran model CAPM saham LQ-45 dapat dilihat bahwa semua variabel tidak terjadi multikolinearitas, karena nilai
tolerance 0.10 dan nilai VIF 10. sehingga variable-variabel
independent pada model CAPM terhindar dari multikolinearitas.
91
b. Uji Autokorelasi
Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi
dalam penelitian ini maka digunakan uji Durbin Watson DW. Untuk pengujian Durbin Watson DW digunakan ketentuan bahwa du D-W 4-
du.
Tabel 4.20 Pengujian Durbin Watson D-W Pada Market Model CAPM
Saham LQ-45 2006-2009
No Nama Perusahaan Kode
du D-W
4-du 1
Astra Agro Lestari Tbk AALI
1.100 1.884
2.900 2
Aneka Tambang Persero Tbk ANTM
1.100 1.703
2.900 3
Astra Internasional Tbk ASII
1.100 2.413
2.900 4
Bank Central Asia Tbk BBCA 1.100 2.323 2.900
5 International Nickel Ind. Tbk
INCO 1.100
2.071 2.900
6 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
1.100 2.315
2.900 7
Indal Kiat Pulp Paper Tbk INKP
1.100 2.057
2.900 8 Indosat
Tbk ISAT 1.100 2.069 2.900
9 Kalbe Farma
Tbk KLBF 1.100 2.382 2.900
10 Bank Pan Indonesia Tbk
PNBN 1.100
2.236 2.900
11 Semen Cibinong Tbk
SMCB 1.100
2.447 2.900
12 Telekomunikasi Indonesia Tbk
TLKM 1.100
1.884 2.900
13 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
PTBA 1.100
2.573 2.900
14 United Tractors Tbk
UNTR 1.100
2.396 2.900
15 Bank Negara Indonesia Tbk
BBNI 1.100
1.727 2.900
16 Bank Rakyat Indonesia Tbk BBRI
1.100 2.644
2.900 17
Berlian Laju Tanker Tbk BLTA 1.100 2.310 2.900
18 Bank Mandiri Tbk
BMRI 1.100
1.869 2.900
19 Bakrie Brothers Tbk
BNBR 1.100
2.018 2.900
20 Bank Internasional Indonesia
BNII 1.100
2.301 2.900
21 Bumi Resources Tbk
BUMI 1.100
1.172 2.900
22 Bakrieland Development Tbk ELTY
1.100 2.219
2.900 23
Kawasan industri Jababeka Tbk KIJA
1.100 2.097
2.900 24
Perusahaan Gas Negara Tbk PGAS
1.100 2.256
2.900 25
Semen Gresik Tbk SMGR
1.100 2.150
2.900 26 Timah
Tbk TINS 1.100
1.541 2.900 27 Aqua
Misissi Tbk
AQUA 1.100
2.424 2.900
92
Pada tabel 4.20 diketahui nilai Durbin Watson D-W pada return saham perusahaan LQ-45 dengan market model akan dibandingkan dengan
nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5, jumlah sampel n 48 dan jumlah variable independen k adalah 5 yaitu return saham masing-
masing perusahaan. Maka dari tabel tersebut secara keseluruhan nilai return saham perusahaan LQ-45 dengan market model didapatkan nilai du D-W
4-du. Hal berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif pada 27 return saham LQ-45 dengan pada market model.
Tabel 4.21 Pengujian Durbin Watson D-W pada Model APT
Perusahaan LQ-45 2004-2007
No Nama Perusahaan Kode
du D-W
4-du 1
Astra Agro Lestari Tbk AALI
1.100 1.710
2.900 2
Aneka Tambang Persero Tbk ANTM
1.100 1.553
2.900 3
Astra Internasional Tbk ASII
1.100 1.910
2.900 4
Bank Central Asia Tbk BBCA 1.100 2.188 2.900
5 International Nickel Ind. Tbk
INCO 1.100
1.844 2.900
6 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
1.100 1.694
2.900 7
Indal Kiat Pulp Paper Tbk INKP
1.100 1.936
2.900 8 Indosat
Tbk ISAT 1.100 2.054 2.900
9 Kalbe Farma
Tbk KLBF 1.100 1.754 2.900
10 Bank Pan Indonesia Tbk
PNBN 1.100
1.847 2.900
11 Semen Cibinong Tbk
SMCB 1.100
1.485 2.900
12 Telekomunikasi Indonesia Tbk
TLKM 1.100
1.962 2.900
13 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
PTBA 1.100
1.628 2.900
14 United Tractors Tbk
UNTR 1.100
2.018 2.900
15 Bank Negara Indonesia Tbk
BBNI 1.100
1.713 2.900
16 Bank Rakyat Indonesia Tbk BBRI
1.100 1.993
2.900 17
Berlian Laju Tanker Tbk BLTA 1.100 1.548 2.900
18 Bank Mandiri Tbk
BMRI 1.100
1.915 2.900
19 Bakrie Brothers Tbk
BNBR 1.100
1.354 2.900
20 Bank Internasional Indonesia
BNII 1.100
2.214 2.900
21 Bumi Resources Tbk
BUMI 1.100
1.478 2.900
22 Bakrieland Development Tbk ELTY
1.100 1.586
2.900 23
Kawasan industri Jababeka Tbk KIJA
1.100 1.771
2.900 24
Perusahaan Gas Negara Tbk PGAS
1.100 1.707
2.900 25
Semen Gresik Tbk SMGR
1.100 1.815
2.900 26 Timah
Tbk TINS 1.100
1.230 2.900 27 Aqua
Misissi Tbk
AQUA 1.100
2.114 2.900
93
Pada tabel 4.21 diketahui nilai Durbin Watson D-W pada return saham perusahaan LQ-45 dengan model APT akan dibandingkan dengan nilai
tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5, jumlah sample n 43 dan jumlah variabel independen k adalah 2 yaitu return saham masing-masing
perusahaan. Maka dari tabel tersebut secara keseluruhan nilai return saham perusahaan LQ-45 dengan model APT didapatkan nilai du D-W 4-du. Hal
berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif pada 27 return saham LQ-45 dengan model APT.
c. Uji Heterokedastisitas