variable tak bebas. Analisis dilakukan untuk dua periode waktu, yaitu sebelum krisis moneter Januari 1996-Juni 1997 dan saat krisis ekonomi.
Gancar Candra Premananto dan Muhammad Madyan meneliti mengenai Perbandingan Keakuratan Capital Asset Pricing Model dan Arbitrage
Pricing Theory Dalam Meprediksi Tingkat Pendapatan Saham Industri Manufaktur Sebelum dan Semasa Krisis Ekonomi yang menghasilkan bahwa
CAPM lebih akurat dalam memprediksi return saham dibandingkan dengan APT baik semasa krisis ataupun sebelum krisis.
I. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ho : CAPM Lebih Akurat dibanding APT dalam memprediksi return
saham LQ 45. Ha
: APT Lebih Akurat dibanding CAPM dalam memprediksi return saham LQ 45.
J. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini digunakan suatu kerangka pemikiran yang dimulai dari pencarian data – data saham terutama LQ 45 dan menentukan periode untuk
pengamatan dan pengambilan sampel. Setelah itu menentukan model untuk melakukan estimasi return saham LQ 45 dimana dalam penelitian ini adalah untuk
menentukan model CAPM dan APT semasa periode pengamatan. Kemudian menghitung pendapatan saham yang sesungguhnya dan menghitung pendapatan
48
pasar Rm dan menghitung Beta ß dengan menggunakan rumus market model yang meregresikan antara pendapatan saham yang sesungguhnya dengan
pendapatan pasar.
Setelah beta masing – masing perusahaan diperoleh kemudian barulah dibentuk sebuah model persamaan berdasarkan model CAPM dan menghitung
faktor – faktor makro ekonomi yaitu a, b1, b2, b3 dan b4 untuk model APT pada perusahaan yang masuk dalam LQ 45. Setelah semuanya ditentukan barulah
melakukan uji Normalitas data dan uji asumsi klasik Heterokedastisitas, Multikolinieritas, dan otokorelasi terhadap model yang diperoleh. Setelah tidak
ada pelanggaran terhadap asumsi – asumsi klasik maka dilanjutkan dengan menghitung pendapatan saham yang diharapkan dengan menggunakan model
yang dihasilkan. Langkah yang berikutnya adalah melakukan pengujian untuk menentukan
model yang paling signifikan dalam menjelaskan kinerja indeks LQ 45 dengan melakukan Uji Beda dua rata-Rata Mean Absolute Deviation MAD, Mean
Squred Error MSE, dan Mean Asolute Percent Error MAPE.
49
CAPM Variabel – variabel
Makro Ekonomi
Analisis Faktor Rf
Rm
Suku Bunga Inflasi
Kurs
Return Saham LQ 45 yang diharapkan
Pendapatan Saham LQ 45 yang sesungguhnya
Uang
Return Saham LQ 45 yang diharapkan
ß APT
Menentukan Model Untuk Mengestimasi Return Saham LQ 45
50
Uji Beda dua rata-Rata Mean Absolute Deviation MAD, Mean Squred Error
MSE, dan Mean Asolute Percent Error MAPE
Gambar. 2. 3 : Kerangka Pemikian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah perubahan tingkat bunga SBI untuk mencari return asset bebas resiko, IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan untuk mencai return pasar, perubahan tingkat inflasi, M1 untuk mengetahui pertumbuhan uang yang beredar, serta nilai tukar
mata uang rupiah terhadap dollar Amerika. Selain itu dalam penelitian ini yang menjadi variabel devenden adalah return saham perusahaan – perusahaan LQ-45
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari Januari 2006 sampai dengan Juli 2009. Semua data yang diambil adalah data bulanan seperti dalam penelitian
sebelumnya yang diteliti oleh Gancar Candra Premananto dan Muhammad Madyan 2004.
B. Metode Penentuan Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan metode non-probability sampling
yaitu dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling.
Ini merupakan suatu metode pengambilan sampel yang dilakukan dengan pertimbangan – pertimbangan tertentu, seperti karakter – karakter sampel
yang sudah diketahui. Adapun kriteria – kriteria sampel yaitu sebagai berikut : 1. Perusahaan – perusahaan yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek
Indonesia yang mempunyai data keuangan yang lengkap dan dapat diandalkan kebenarannya pada tahun 2006 – 2009.
51 51