faktor-faktor dominan yang menentukan return LQ 45 dengan APT. Misalkan ada sekitar 4 peubah bebas yang dianggap berpengaruh besar
sehingga digunakan untuk menentukan hal tersebut. Analisis faktor akan menentukan faktor-faktor apa saja dari ke 4 peubah tersebut yang
merupakan faktor-faktor dominan dalam menentukan return LQ 45. Analisis Faktor dapat dipandang sebagai perluasan analisis komponen
utama yang pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan sejumlah kecil faktor yang memiliki sifat-sifat:
- Mampu menerangkan semaksimal mungkin keragaman data,
- Faktor-faktor tersebut saling bebas, dan Tiap-tiap faktor dapat
diinterpretasikan.
F. Variabel-variabel Makroekonomi
Menurut Mankiw dalam Widayanti, 2007:14, makro ekonomi adalah studi mengenai perekonomian secara keseluruhan. Sedangkan menurut Case dan
Fair dalam Widayanti 2007:15, makroekonomi membahas agregat seperti konsumsi agregat dan investasi agregat, melihat tingkat harga keseluruhan dan
bukan harga individual. Perhatian utamanya inflasi, pertumbuhan keluaran, pendapatan nasional, dan pengangguran.
1. Inflasi
Menurut Sasana dalam Widayanti, 2007:19, Inflasi adalah Keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan barang dalam perekonomian
suatu negara secara keseluruhan. Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang berkaitan dengan dampaknya terhadap makro ekonomi agregat, pertumbuhan
34
ekonomi, keseimbangan eksternal, daya saing, tingkat bunga dan bahkan distribusi pendapatan. Inflasi juga sangat barperan dalam mempengaruhi
mobilisasi dana lewat lembaga keuangan formal. Tingkat harga merupakan opportunity cost
bagi masyarakat dalam memegang aset finansial. Semakin tinggi perubahan tingkat harga maka makin tinggi pula opportunity cost untuk
memegang aset finansial. Artinya masyarakat akan merasa lebih beruntung jika memegang aset dalam bentuk rill dibandingkan aset finansial jika tingkat
harga tetap tinggi. Jika asset finansial luar negeri dimasukkan sebagai salah satu pilihan aset, maka perbedaan tingkat inflasi dalam negeri dan
internasional dapat menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing menjadi overvalued dan pada gilirannya akan menghilangkan daya saing
komoditas Indonesia. Menurut Sukirno dalam Widayanti 2007:20, dalam ilmu ekonomi,
inflasi memang selalu terjadi. Kenaikan harga barang lebih baik daripada penurunan harga barang, karena akan memicu produsen untuk menghasilkan
lebih banyak barang. Yang harus dikendalikan adalah berapa besar nilai inflasinya, agar jangan sampai mengganggu daya beli masyarakat. Untuk
mengukur tingkat inflasi, indeks harga yang digunakan adalah indeks harga konsumen. Indeks harga konsumen adalah indeks harga dan barang-barang
yang selalu digunakan para konsumen. Akibatnya suatu perekonomian dalam masa inflasi terdapat kecendrungan di antara pemilik modal untuk
menggunakan uangnya dalam investasi bersifat spekulatif dan tingkat harga meningkat sehingga dapat mengurangi investasi. Hal ini menimbulkan
ketidakpastian mengenai keadaan ekonomi masa depan. Dalam ilmu ekonomi,
35
inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus- menerus kontinu. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses
menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang
dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-
mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya
harga. Inflasi merupakan permasalahan perekonomian dalam bidang moneter yang ditakuti oleh semua negara. Inflasi tidak akan memilih sasarannya
apakah itu negara maju atau pun negara berkembang. Perbedaannya hanya pada tingkat inflasi yang dialami. Pengertian inflasi sering didefinisikan
dengan kalimat yang berbeda-beda tetapi semuanya mempunyai makan sama yaitu membicarakan mengenai barang kebutuhan masyarakat yang harganya
naik secara terus menerus. Dengan kata lain inflasi diartikan sebagai suatu kecenderungan terjadinya kenaikan harga-harga umum secara terus menerus.
Dilihat dari asalnya, tekanan inflasi dapat dibedakan atas domestic pressures
berasal dari dalam negeri dan external pressures berasal dari luar negeri. Tekanan yang berasal dari dalam negeri dapat diakibatkan oleh
adanya gangguan dari sisi penawaran dan permintaan serta kebijakan yang diambil oleh instansi lain di luar BI, misalnya kebijakan penghapusan subsidi
pemerintah, kenaikan pajak, dan lain-lain. Gangguan dari sisi penawaran dapat timbul apabila terjadi musim kering yang mengakibatkan gagal panen,
terjadinya bencana alam, gangguan distribusi tidak lancar dan adanya
36
kerusuhan-kerusuhan sosial yang berakibat terputusnya pasokan dari luar daerah. Gangguan dari sisi permintaan dapat terjadi apabila otoritas moneter
menerapkan kebijakan uang longgar. Inflasi dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu inflasi
ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10 setahun; inflasi sedang antara 10-30
setahun; berat antara 30-100 setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100 setahun.
Untuk mengukur pertumbuhan inflasi dapat digunakan formula sebagai berikut:
pinflasi = inflasi t – inflasi t-1 inflasi t-1
Keterangan: P inflasi = perubahan tingkat inflasi
inflasi t = tingkat inflasi pada periode ke-t inflasi t-1 = tingkat inflasi pada periode sebelum ke-t
Dari segi penyebab awal inflasi, inflasi dibagi menjadi tiga, yaitu: a.
Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat. Inflasi semacam ini disebut demand pull inflation.
b. Inflasi yang timbul karena kenaikan ongkos produksi secara terus
menerus. Inflasi ini disebut dorongan ongkos atau cost push inflation.
37
c. Inflasi permintaan dan penawaran, inflasi ini disebabkan kenaikan
permintaan di satu sisi dan penurunan penawaran di sisi lain. Kejadian ini akan menjadi penyebab timbulnya karena orang yang menginginkan
barang bertambah sedangkan orang yang menjual barang berkurang. 2.
Suku Bunga SBI
Suku bunga adalah biaya yang harus dibayar oleh peminjam atas pinjaman yang diterima dan merupakan imbalan bagi pemberi pinjaman atas
investasinya. Tingkat suku bunga digunakan pemerintah untuk mengendalikan tingkat harga ketika tingkat harga tinggi dimana jumlah uang yang beredar di
masyarakat banyak, konsumsi masyarakat yang tinggi diantisipasi oleh pemerintah dengan menetapkan tingkat bunga yang tinggi. Dengan tingkat
suku bunga yang tinggi diharapkan uang yang beredar berkurang karena masyarakat akan menginvestasikan uangnya di tabungan pada bank yang
menggunakan tingkat suku bunga tersebut sebagai alat untuk mengendalikan
jumlah uang beredar Widayanti, 2007:17.
Adapun cara untuk menghitung suku bunga SBI adalah sebagai
berikut :
pSBI = SBI rate t 12
Keterangan: pSBI rate = perubahan suku bunga BI rate
SBI rate t = suku bunga BI rate periode ke-t
38
Sertifikat Bank Indonesia SBI merupakan instrumen investasi jangka pendek kurang dari satu tahun yang diterbitkan oleh Bank Indonesia,
yang fungsi utamanya adalah untuk menjaga stabilitas moneter Indonesia. Dengan menerbitkan SBI yang dilakukan melalui mekanisme lelang, maka
BI dapat menyerap likuiditas uang yang beredar di masyarakat, sehingga nilai tukar rupiah dapat dikendalikan. Biasanya pembeli SBI itu mayoritas
adalah kalangan investor asing dan korporasi, seperti dana pensiun, asset management
, asuransi, dan lain-lain. Dampak dari tingkat bunga yang tinggi adalah menurunnya harga saham karena dengan meningkatnya suku bunga,
maka masyarakat akan lebih memilih investasi dalam bentuk tabungan atau deposito daripada menginvestasikan pada saham.
3. Kurs Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar
Menurut Sadono Sukirno dalam Fauzan 2007, kurs nilai tukar atau valas adalah suatu nilai yang menunjukkan mata uang dalam negeri yang
diperlukan untuk mendapatkan suatu unit mata uang asing. Sedangkan menurut Husnan dalam Fauzan 2007, menyatakan bahwa kurs valas di
Indonesia biasanya dinyatakan sebagai berapa rupiah yang diperlukan oleh bank untuk membeli satu untuk mata uang kurs beli dan berapa rupiah yang
akan diterima kalau menjual satu unit mata uang asing kurs jual. Untuk menghitung kurs adalah dengan menggunakan rumus
sebagai berikut: pKurs = Kurs tengah t – Kurs tengah t-1
Kurs tengah t-1 Keterangan:
pKurs = perubahan kurs
39
Kurs tengah t = kurs tengah periode ke-t Kurs tengah t-1 = kurs tengah sebelum periode ke-t
Nilai sebuah mata uang, yakni nilai tukarnya terhadap mata uang lain, tergantung pada daya tarik mata uang tersebut di pasar. Jika permintaan
akan sebuah mata uang tinggi, maka harganya akan naik relatif terhadap mata uang lainnya. Akan tetapi, perubahan dalam kondisi politik suatu negara atau
menurunnya perekonomian akibat laju inflasi yang tinggi dan defisit perdagangan, dapat juga mengakibatkan nilai sebuah mata uang yang stabil
jatuh, karena para investor lebih memilih menukarkan uangnnya ke mata uang lain yang dianggap lebih stabil. Yang dimaksud dengan kurs valuta asing
adalah perbandingan nilai tukar mata uang suatu negara dengan negara lain. Kurs valuta asing adalah perbandingan nilai tukar mata uang suatu negara
dengan negara lain. Nilai kurs terbagi menjadi dua, yaitu kurs jual dan kurs beli. Kurs jual adalah harga jual valuta asing atau bank atau money changer.
Kurs beli adalah kurs yang diberlakukan bank apabila bank membeli valuta asing.
4.
Jumlah Uang Yang Beredar
Sejak pertama peradaban manusia mengenal uang sebagai alat bantu pembayaran, hingga saat ini telah terjadi evolusi dalam system
pembayaran Samuelson, 2006:36. Perkembangan cara masyarakat untuk melakukan pembayaran dalam transaksi ekonomi akan mempengaruhi makna
uang di masa-masa yang akan datang. Menurut Iskandar Putong 2003:157 Uang beredar terdiri atas tiga jenis yaitu:
40
a. Uang kartal, logam dan kertas yang ada di tangan masyarakat di luar
bank umum dan siap dibelanjakan, setiap saat dikeluarkan oleh bank sentral.
b. Uang giral, yaitu uang di rekening giro demand deposits yang diciptakan
oleh bank-bank umum atau dikenal BPUG Bank umum Pencipta Uang Giral.
c. Uang kuasi, yaitu uang dalam bentuk tabungan saving deposits dan
deposito berjangka time deposit yang dikeluarkan oleh bank-bank umum. Adapun jenis-jenis uang beredar di Indonesia terdiri dari dua
macam: a.
Uang beredar dalam arti sempit M1 yaitu kewajiban sistem moneter bank sentral dan bank umum terhadap sektor swasta domestic
penduduk meliputi uang kartal C dan uang giral D. b.
Uang beredar dalam arti luas M2 disebut juga Likuiditas Perekonomian yaitu kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik meliputi
M1 ditambah uang kuasi T. Untuk menghitung jumlah uang yang beredar dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
pJUB = JUB t – JUB t-1 JUB t-1
Keterangan: pJUB = perubahan jumlah uang yang beredar
JUB t = jumlah uang yang beredar periode ke-t JUB t-1 = jumlah uang yang beredar sebelum periode ke-t
41
Menurut Iskandar Putong 2003:155 Mekanisme penciptaan uang yaitu, Terdiri dari tiga pelaku, yaitu: bank sentral, bank umum dan sektor
swasta domestik. Interaksi terjadi antara penawaran uang oleh sistem moneter dan permintaan uang oleh sektor swasta domestik. Penciptaan uang primer
oleh otoritas moneter. Uang primerinti M0 adalah uang kartal dan simpanan giro bank umum. Disebut primer inti karena jenis uang ini merupakan inti
atau biang dalam proses penciptaan uang beredar C, D, dan T. Uang kartal adalah uang primer tetapi tidak semua uang primer adalah uang kartal. Uang
memiliki peranan yang berarti dalam perekonomian, perkembangan perekonomian dapat diamati dari dua sektor yang saling terkait yaitu sektor riil
pasar barang dan jasa dan sektor moneter pasar uang. Aliran uang sebanding dengan aliran barang dan jasa.
G. Metode Autoregressive Integrated Moving Average ARIMA