BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan yang telah dilakukan oleh penulis, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam Pertemuan KTT di Bali Tahun 2003 menyepakati pembentukan
Komunitas Ekonomi Asean AEC yang diwujudkan pada tahun 2020. AEC bertujuan untuk menciptakan pasar tunggal dan basis produksi yang
ditandai dengan bebasnya aliran barang dan jasa, investasi, tenaga kerja terampil dan perpindahan barang modal secara lebih bebas, namun pada
Tahun 2007, dalam KTT ke-12 ASEAN di Cebu, Hanoi. Para pemimpin menegaskan komitmen kuat mereka untuk mewujudkan masyarakat
ASEAN dan mempercepat target waktunya menjadi tahun 2015. Adapun dalam cetak biru MEA memuat 4 kerangka kerja atau pilar MEA, yaitu :
a ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional dengan
elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenanga kerja terampil, dan aliran modal yang lebih bebas.
b ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi,
dengan elemen peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, ha katas kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan, dan e-
commerce
.
c ASEAN sebagai kawasan dengan perkembangan ekonomi yang merata
dengan elemen pengembangan usaha kecil dan menengah, dan
prakarsa integrasi ASEAN untuk negara-negara CLMV yang termuat dalam Initiative for ASEAN Integration.
d ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan
perekonomian global dengan elemen pendekatan koheren dengan ekonomi di luar kawasan, dan meningkatkan peran serta dalam jejaring
produksi global.
2. Aspek hukum penanaman Modal di Indonesia diatur dalam UU.No 25
2007 tentang Penanaman Modal dalam Negeri , Peraturan Pelaksanaannya dan Peraturan Sektoral terkait dengan adanya investasi. Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 1992 Persyaratan Pemilikan Saham dalam Perusahaan Penanaman Modal Asing, Peraturan Kepala Badan Koordinasi
No.5 th 2013 Tentang Pedoman dan Tata Cara Perizinan dan Nob Perizinan Penanaman Modal, Peraturan Presiden No.39 Tahun 2014
tentang Daftar Bidang Usaha Tertutup dan Bidang Usaha Terbuka dengan Persyaratan dibidang Penanaman Modal. Undang-Undang ini mencakupi
semua kegiatan penanaman modal langsung di semua sektor misalnya penanaman Modal pada bidang Usaha Rumah Sakit, dan termasuk
Aktivitas Perekonomian ASEAN yang ditandai oleh kompetisi antarbangsa yang semakin ketat sehingga kebijakan penanaman modal
harus didorong untuk menciptakan daya saing perekonomian nasional guna mendorong integrasi perekonomian Indonesia menuju perekonomian
global.
3. Implikasi MEA terhadap penanaman modal asing sektor usaha rumah sakit
memiliki kondisi yang memungkinkan agar pengembangan sektor jasa dapat dibuka seluas-luasnya khususnya sektor usaha rumah sakit.
Implikasi menghadapi pasar bebas Masyarakat Ekonomi Asean MEA berupa mendorong peningkatan sarana kesehatan di daerah, baik rumah
sakit dan puskesmas serta pelayanan dan ilmu pengetahuan para dokter dan tenaga medis secara lebih optimal. Guna menghadapi MEA
penanaman modal asing sektor usaha rumah sakit, pihaknya akan terus berbenah sekaligus meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan baik
formal maupun melalui kegiatan kependidikan dan pelatihan Diklat.
B. Saran