Kesepakatan MEA terkait Bidang Jasa Kesehatan

kompetitif untuk menarik Foreign Direct Investment FDI serta mendukung realisasi ASEAN Economic Community. Melalui ASEAN Comprehensive Investment Agreement ACIA yang mulai berlaku tanggal 29 Maret 2012, ASEAN mencoba mewujudkan elemen-elemen tersebut di atas. ACIA bertujuan untuk menciptakan lingkungan investasi di ASEAN yang bebas, fasilitatif, transparan, dan kompetitif. Empat pilar utama ACIA, yaitu liberalisasi, proteksi, promosi, dan fasilitasi. ACIA merupakan hasil proliferasi dari ASEAN Investment Guarantee Agreement ASEAN IGA dan the Framework Agreement on ASEAN Investment Area AIA Framework Agreement. Implementasi ACIA merupakan fokus kerja sama ASEAN di bidang investasi. Pertemuan ke-45 AEM di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam pada Agustus 2013 telah mengesahkan Protocol to Amend the ASEAN Comprehensive Investment Agreement ACIA. Protokol tersebut bertujuan untuk mengimplementasikan amandemen terhadap ACIA Schedule dan mendelegasikan tanggung jawab melakukan amandemen dari AEM kepada ASEAN Investment Area AIA Council. 33

E. Kesepakatan MEA terkait Bidang Jasa Kesehatan

Sejak awal pembentukannya, ASEAN secara intensif menyepakati berbagai kesepakatan dalam bidang ekonomi. Diawali dengan kesepakatan Preferential Tariff Arrangement PTA pada tahun 1977. Kesepakatan yang cukup menonjol dan menjadi cikal bakal visi pembentukan AEC AEC pada tahun 2015 adalah disepakatinya Common Effective Preferential Tariff – ASEAN Free Trade 33 http:www.kemlu.go.idPagesAsean.aspx?IDP=19l=id. diakses tanggal 28 April 2015 Area CEPT-AFTA pada tahun 1992 dengan target implementasi semula tahun 2008, kemudian dipercepat menjadi tahun 2003 dan 2002 untuk ASEAN-6. Pada tahun 1995, ASEAN mulai memasukkan bidang jasa dalam kesepakatan kerjasamanya yang ditandai dengan ditandatanganinya ASEAN Framework Agreement on Services AFAS. Selanjutnya pada tahun 1998 disepakati pula kerjasama dalam bidang investasi ASEAN Investment Area AIA. Pada tahun 1997, para Kepala Negara ASEAN menyepakati ASEAN Vision 2020 yaitu mewujudkan kawasan yang stabil, makmur dan berdaya-saing tinggi dengan pembangunan ekonomi yang merata yang ditandai dengan penurunan tingkat kemiskinan dan perbedaan sosial ekonomi. ASEAN Summit, Kuala Lumpur, Desember 1997. Kemudian pada tahun 2003, kembali pada pertemuan Kepala Negara ASEAN disepakati 3 tiga pilar untuk mewujudkan ASEAN Vision 2020 yang dipercepat menjadi 2015 yaitu: 1 ASEAN Economic Community, 2 ASEAN Political-Security Community , 3 ASEAN Socio-Cultural Community ASEAN Summit, Bali, Oktober 2003. Pada tahun 2004, ASEAN mulai bekerjasama dengan negara di luar ASEAN dalam bidang ekonomi, yang pertama dengan China ASEAN-China FTA dalam sektor barang Goods. Pada tahun 2005, spirit integrasi ekonomi ASEAN semakin ditingkatkan dengan menambah sektor prioritas Priority Integration Sector PIS yaitu untuk secara aggresif diliberalisasikan pada tahun 2010 dan jasa logistik pada tahun 2013. Satu tahun kemudian yaitu tahun 2006, disepakati ASEAN-Korea FTA Goods. Pada bulan Januari 2007, para Kepala Negara sepakat mempercepat pencapaian AEC dari tahun 2020 menjadi tahun 2015. Pada tahun yang sama ditandatangani ASEAN Charter and AEC Blueprint, ASEAN-China FTA Services, dan ASEAN-Korea FTA Services. Selanjutnya pada tahun 2008, AEC Blueprint mulai diimplementasikan dan ASEAN Charter mulai berlaku 16 December 2008. Pada waktu yang sama, ASEAN-Japan CEP mulai berlaku. Pada tahun 2009 ditandatangani ASEAN Trade in Goods Agreement ATIGA; ASEAN Comprehensive Investment Agreement ACIA ASEAN-Australia- New Zealand FTA, ASEAN-India FTA Goods, ASEAN-Korea FTA Investment, ASEAN-China FTA Investment dan AEC Scorecard. Adapun kesepakatan MEA terkait bidang jasa kesehatan adalah: 1. ASEAN Economic Community AEC ASEAN Economic Community atau AEC merupakan kesepakatan yang dilakukan negara anggota ASEAN untuk menjauhkan negara-negara ASEAN dari keterbatasan hubungan ekonomi antar negara ASEAN. Dengan diberlakukannya ASEAN Economic Community yang disepakati bersama oleh semua negara di wilayah Asia Tenggara maka secara otomatis liberalisasi akan terjadi hampir di semua sektor, termasuk di bidang kesehatan. Sektor kesehatan selalu menjadi topik yang sering dibicarakan. Mulai dari perkembangan teori, praktek, alat-alat medis, dan juga sumber daya manusia. Karena, tingkat kesehatan penduduk menjadi salah satu penilaian dunia untuk sebuah negara yang sejahtera. Indonesia, sebagai negara berkembang memiliki tantangan yang lebih kompleks untuk menyelesaikan berbagi permasalahan dalam bidang kesehatan. Derajat kesehatan yang dimiliki masih dalam proses mencapai target nasional. Padahal dalam AEC tahun 2015 menjadi tahun final untuk mencapai kesejahteraan pada bidang kesehatan. Pada AEC tahun 2015 mendatang akan memfokuskan pada peningkatan tenaga terampil. Artinya bagi kita berada pada bidang jasa khususnya kesehatan, harus mampu melihat peluang tersebut. Untuk meningkatkan tenaga kesehatan yang terampil itulah, kita harus membuka kesempatan untuk membangun dan melatih para tenaga kesehatan, dan mempromosikan tenaga kesehatan yang sesuai standar dan kualifikasi yang bagus, serta memfasilitasi mobilitas para tenaga kesehatan dan pertukaran informasi. Indonesia harus mampu melaksanakan akselerasi diri agar siap dalam menghadapi AEC 2015, dan yang perlu diperhatikan dalam bidang kesehatan di antaranya, 1 ketersediaan sumber daya manusia bidang kesehatan yang baik dan berkualitas belum memenuhi kebutuhan, 2 ketersediaan alat-alat kesehatan yang berstandar internasional belum semuanya terpenuhi, 3 sulitnya akses dan pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Isi kesepakatan AEC yaitu untuk melakukan integrasi terhadap ekonomi negara-negara ASEAN dengan membentuk pasar tunggal dan basis produksi bersama dan arus bebas tenaga kerja terampil. salah satu pilar dari 10 visi mewujudkan ASEAN Community. Kesepuluh pilar kesepakatan ASEAN Community tersebut adalah outward looking, economic integration, harmonious environment, prosperity, caring societies, common regional identity, living in peace, stability, democratic, dan shared cultural heritage. 34 2. ASEAN Framework Agreement on Services AFAS AFAS memberikan tuntunan bagi negara-negara ASEAN untuk meningkatkan Akses Pasar secara progresif dan menjamin Perlakuan Nasional yang setara bagi para penyedia jasa di kawasan ASEAN. Seluruh isi kesepakatan 34 Ikbal Umbar, “Siap Tidak Siap harus siap Indonesia menuju Asean Economic Community”, https:ikbalumhar.wordpress.com20140711siap-tidak-siap-harus-siap-indonesia- menuju-asean-economic-community-aec-2015.html, diakses tanggal 28 April 2015 dalam AFAS konsisten dengan kesepakatan internasional bagi perdagangan jasa yang ditetapkan dalam GATS-WTO. Keberadaan AFAS mendorong negara- negara ASEAN untuk membuat komitmen melebihi apa yang diberikan dalam GATS. Guna mempercepat liberalisasi perdagangan jasa di ASEAN, para menteri ekonomi ASEAN ASEAN Economic Ministers atau AEM menandatangani Protokol untuk Mengamandemen AFAS pada tanggal 2 September 2003 di Phnom Penh, Kamboja. Isi pokok dari protokol tersebut adalah dimungkinkannya penerapan formula “ASEAN minus X” dalam pelaksanaan komitmen jasa di antara negara-negara anggota. Dengan formula tersebut, negara-negara ASEAN yang siap untuk meliberalisasikan satu sektor jasa tertentu dapat tetap melakukannya tanpa berkewajiban untuk memberikan manfaat tersebut ke negara- negara yang tidak turut serta. Sebagai tindak lanjut penandatanganan kesepakatan dan dalam rangka pencapaian tujuan AFAS, rangkaian perundinganpun segera dilaksanakan. Empat putaran perundingan telah dilakukan sejak 1 Januari 1996, dan tiap putaran telah menghasilkan paket-paket komitmen yang disusun dalam sektorsubsektor yang disepakati dan moda suplai. Pada Pertemuan Kelompok Kerja Jasa Kesehatan tidak dihasilkan kesepakatan khusus dan masih membahas Improved Offers dari beberapa negara yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam untuk Paket Komitmen AFAS ke-7. 35 Dalam upaya meningkatkan kerja sama ekonomi melalui liberalisasi perdagangan di sektor jasa, negara anggota ASEAN telah menyepakati dan 35 http:www.pksi.depkeu.go.idpub.asp?id=13.html, diakses tanggal 28 April 2015 mengesahkan ASEAN Framework Agreement on Services AFAS pada tanggal 15 Desember 1995 di Bangkok,Thailand. Untuk menindaklanjuti kesepakatan tersebut, telah dibentuk Coordinating Committee on Services CCS yang memiliki tugas menyusun modalitas untuk mengelola negosiasi liberalisasi jasa dalam kerangka AFAS yang mencakup 8 delapan sektor, yaitu: Jasa Angkutan Udara dan Laut, Jasa Bisnis, Jasa Konstruksi, Jasa Telekomunikasi, Jasa Pariwisata, Jasa Keuangan, Jasa Kesehatan dan Jasa Logistik. 36 3. Mutual Recognition Agreement MRA Pada tingkat ASEAN, liberalisasi sektor jasa dikenal dengan AFAS Asean Framework Area of Services, termasuk di dalamnya adalah jasa kesehatan, secara progresif Progressive liberalization mulai diberlakukan tahun 2008. MRA merupakan perkembangan terbaru dalam kerja sama perdagangan jasa ASEAN yang ditujukan untuk mempermudah pergerakan penyedia jasa profesional di kawasan ASEAN. Dengan adanya MRA, para negara penandatangan kesepakatan saling memberikan pengakuan atas kualifikasi para penyedia jasa profesional yang berasal dari negara-negara tersebut. Salah satu perkembangan yang relatif baru dalam integrasi ASEAN di bidang jasa adalah Pengaturan Saling Pengakuan Mutual Recognition Arrangements MRA. ASEAN Framework Agreement on Services AFAS menegaskan pentingnya MRA dalam keseluruhan integrasi bidang jasa. Secara umum MRA Mutual Recognition Arrangement diartikan sebagai suatu kesepakatan saling pengakuan terhadap produk-produk tertentu antar dua 36 http:www.kemlu.go.idPagesAsean.aspx?IDP=19l=id.html, diakses tanggal 28 April 2015 atau beberapa negara untuk mempermudah kegiatan perdagangan – impor maupun ekspor – tanpa melalui dua atau beberapa kali pengujian. Dalam konteks kerja sama jasa ekonomi ASEAN, MRA merupakan kesepakatan untuk mengakui kualifikasi pendidikan dan pengalaman seorang profesional. MRA digunakan untuk memudahkan perpindahan tenaga kerja profesional antar negara-negara ASEAN, khususnya dalam rangka integrasi pasar dengan tetap mempertahankan kekhususan masing-masing negara. Hingga saat ini terdapat delapan kesepakatan MRA di bidang jasa yang telah ditandatangani oleh Negara Anggota ASEAN, yaitu MRA on Engineering Services, MRA on Nursing Services, MRA on Architectural Services, Framework Arrangement for Mutual Recognition on Surveying Qualification, MRA on Tourism Professional, MRA on Accountancy Services, MRA on Medical Practitioners, dan MRA on Dental Practitioners. 37 Kesepakatan dalam bentuk kerjasama antara negara yang satu dengan yang lain telah dilaksanakan termasuk juga kesepakatan dalam bidang kesehatan. Sebagai contoh 10 negara ASEAN termasuk didalammnya Indonesia telah melaksanakan Mutual Recognition Arrangement MRA yang selanjutnya MRA ini nantinya akan berpotensi menjadi Movement of Natural Person MNP yang hal ini berarti tenaga kerja dari Negara ASEAN termasuk Indonesia dengan bebas akan dapat bekerja di Negara ASEAN. 38 37 Alex Hardiansyah, “Kerjasama ASEAN dalam berbagai Bidang”, http:malexxbrown.blogspot.com201212kerjasama-asean-dalam-berbagai-bidang.html, diakses tanggal 29 April 2015 38 Dini Kesrawati, “Sosialisasi tenaga kerja kesehatan ke keluar negeri”, http:dinkes.jogjaprov.go.idberitadetil_berita652-sosialisasi-tenaga-kerja-kesehatan-ke-luar- negeri, html, diakses tanggal 29 April 2015 Hingga kini ASEAN telah menyepakati 8 Delapan MRA, yaitu : a MRA on Engineering Services, yang ditandatangani pada tanggal 9 Desember 2005 di Kuala Lumpur, Malaysia. b MRA on Nursing Service, yang ditandatangani pada tanggal 8 Desember 2006 di Cebu, Filipina. c MRA on Framework arragement Arrangement for the Mutual Recognition of Surveying Qualifications, yang keduanya ditandatangani pada tanggal 19 November 2006 di Singapura. 39 d MRA on Accountancy Services yang ditandatangani pada tanggal 26 Febuari 2009 e MRA on medical Practitioners yang ditandatangani pada tanggal 26 Febuari 2009, Cha-am, Thailand f MRA on dental practitioners yang ditandatangani pada tanggal 26 Febuari 2009 di Cha-am, Thailand g MRA on Touristm Professional yang ditandatangani pada tanggal 9 januari 2990 di Hanoi,Vietnam h MRA on architectural Services yang ditandatangani pada tanggal 19 November 2007 di Singapura Hingga kini, beberapa negara ASEAN telah menyampaikan notifikasi keikutsertaannya dalam MRA tersebut di atas. Setiap aspek jasa di era globalisasi mempunyai perjanjian termasuk aspek pelayanan kesehatan sehingga menteri perdagangan tiap Negara ASEAN membuat perjanjian untuk praktik kedokteran 39 http:www.pksi.depkeu.go.idpub.asp?id=13.html, diakses tanggal 29 April 2015 http:apindo-kab-mempawah.blogspot.com2014115-komponen-dasar-mutual- recognition.html di era globalisasi berupa ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Medical Practitioners MRA yang bertujuan memfasilitasi mobilitas para dokter di Negara ASEAN dan pertukaran informasi , meningkatkan kerja sama antar tenaga dokter di ASEAN, mempromosikan praktik kedokteran sesuai standar dan kualifikasi serta membuka kesempatan untuk membangun dan melatih para dokter di negara ASEAN. 40 40 Adhyanshary, “Tantang Kesehatan dalam AFTA”, http:adhyanshary.blogspot.com 201002 tantangan-kesehatan-dalam-afta-2010.html. diakses tanggal 29 April 2015

BAB III ASPEK HUKUM PENANAMAN MODAL DI INDONESIA