Implikasi MEA terhadap Pengaturan Penanaman Modal Asing Sektor

terbuka untuk penanam modal asing. Terdapat sektor-sektor bidang usaha tertentu berdasarkan UU 252007 termasuk dalam bidang usaha atau jenis usaha tertutup dan terbuka dengan persyaratan. Mengenai hal ini diatur dan dijelaskan lebih lanjut dalam Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang Daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang Terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal.

D. Implikasi MEA terhadap Pengaturan Penanaman Modal Asing Sektor

Usaha Rumah Sakit di Indonesia Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. 148 Era globalisasi telah menciptakan tantangan bagi semua jenis industri untuk berkompetisi, termasuk industri dibidang layanan kesehatan. Seiring dengan meningkatnya pendapatan masyarakat maka kebutuhan akan layanan kesehatan yang prima semakin meningkat, ini mendorong tumbuhnya rumah sakit baru dengan pesat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Layanan Masyarakat Ekonomi Asean tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, pengacara, akuntan, dan lainnya. MEA mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan yang sebelumnya menghalangi perekrutan tenaga kerja asing. MEA akan lebih membuka peluang tenaga kerja asing untuk mengisi berbagai jabatan serta profesi di Indonesia yang tertutup atau minim tenaga asingnya. 148 Pasal 1 angka 3 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal kesehatan sudah menjadi industri yang menguntungkan dan menarik investor untuk menanamkan modalnya. Pertumbuhan rumah sakit ini menimbulkan kompetisi competition yang semakin ketat dan pelanggan customer semakin mempunyai pilihan yang selektif, dan ini merupakan tantangan yang akan mempengaruhi keberlanjutan organisasi.Tantangan seperti ini menghadapkan para pelaku pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit baik pihak pemerintah maupun swasta pada dua pilihan, yaitu masuk dalam arena kompetisi dengan melakukan perubahan dan perbaikan atau keluar arena kompetisi tanpa dibebani perubahan dan perbaikan. Oleh karena itu diperlukan alternatif strategi bersaing yang tepat agar rumah sakit mampu bersaing dengan kompetitor lainnya. Kondisi lingkungan usaha demikian mengharuskan rumah sakit meningkatan kualitas dan mutu layanan agar tetap sukses, baik ditingkat operasional, manajerial maupun strategi. Dengan meningkatnya jumlah kelas menengah di Indonesia maka tuntutan layanan kesehatan menjadi semakin tinggi yang mendorong tumbuhnya rumah sakit swasta dan menjadikan sektor layanan kesehatan menjadi industri yang berorientasi profit dan harus bersaing dengan ketat. Data lain menunjukan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia khususnya kelas menengah keatas belum puas dengan kualitas dan layanan yang diberikan rumah sakit. Hal ini terlihat dari tahun ketahun jumlah pasien yang berobat ke luar negeri khususnya Singapura, Penang Malaysia semakin meningkat. Kualitas layanan tidak terlepas dari kinerja Tenaga dokter spesialis, sarana dan prasarana peralatan medis dan tenaga kerja pendukungnya serta sistem kerja yang harus dikelola secara efektif dan efisien untuk memenangi persaingan. Dengan berlakunya era Masyarakat Ekonomi Asean MEA mulai tahun 2015 maka kompetisi makin terbuka yang menjadi tantangan pengelola rumah sakit di Indonesia. 149 MEA tentunya akan memengaruhi berbagai sektor usaha di Indonesia, termasuk sektor kesehatan. Namun, organisasi profesi Ikatan Dokter Indonesia IDI menolak jika sektor kesehatan Indonesia menjadi komoditas bisnis ASEAN. IDI menolak pelayanan kesehatan Indonesia dijadikan komoditas bisnis ASEAN. Pemerintah harus sepenuhnya memegang kendali perbaikan sistem kesehatan nasional. Pasar bebas ASEAN dikhawatirkan dapat membuat pihak asing mengembangkan bisnis di sektor kesehatan di Indonesia. Padahal, sistem kesehatan di Indonesia masih banyak mengalami masalah. Sebelumnya, IDI berharap MEA di sektor kesehatan ditunda hingga sistem kesehatan nasional berjalan baik. Salah satu permasalah di Indonesia, yaitu tidak meratanya distribusi dokter di sejumlah daerah. Sejumlah dokter menumpuk di kota-kota besar. Menurut Ario, pemerintah harus mendukung penuh dalam pembangunan sistem kesehatan hingga sumber daya manusia yang mampu bersaing. Pemerintah pun perlu melakukan terobosan kreatif untuk memperbaiki sistem kesehatan di semua lini. Pemerintah juga harus menyiapkan langkah strategis untuk mengejar ketertinggalan teknologi. Cara kreatif untuk menanggulangi masalah kesehatan. Melihat problem atau keadaan kesehatan di daerah yang berbeda-beda, tidak bisa menggunakan cara-cara yang seragam melihat kondisi geografis di Indonesia. 150 149 http:www.indonesianqualityaward.orgbaldrige-berdasarkan-sektorhealth- caremanajemen-rumah-sakit-menghadapi-era-masyarakat-ekonomi-asean-th-2015. diakses tanggal 1 Mei 2015 150 http:health.kompas.comread20150421071800123IDI.Tolak.Layanan.Kesehatan.D iperdagangkan.di.ASEAN, diakses tanggal 2 Mei 2015 Indonesia bisa mengikuti MEA jika status kesehatan rakyat telah kuat. Pemerintah, seharusnya melibatkan masyarakat untuk memperkuat status kesehatan. Pasar bebas di sektor kesehatan bukan bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran rakyat, melainkan hanya untuk berbisnis. Pelayanan kesehatan tidak bisa diperdagangkan. Perdagangan bebas ideologinya kapitalisme, pelayanan kesehatan ideologinya sosialisasi.

E. Upaya Pemerintah Indonesia dalam Menghadapi Liberalisasi Investasi