Tatacara dan Persyaratan Pendirian Rumah Sakit yang didalamnya

Rumah Sakit tersebut harus Warga Negara Indonesia. Pasal 26 Ayat 2 Undang- Undang Nomor 44 Tahun 2009 berbunyi : Izin Rumah Sakit penanaman modal asing atau penanaman modal dalam negeri diberikan setelah mendapat rekomendasi dari instansi yang melaksanakan urusan penanaman modal asing atau penanaman modal dalam negeri. Jadi untuk perusahaan tersebut dapat didirikan di Indonesia maka harus mengacu kepada peraturan Peraturan yang mengatur tentang Pendirian Perusahaan pada umumnya, dan dikaitkan dengan peraturan tentang Pasar Modal, kemudian dihubungkan lagi dengan Undang- Undang tentang Rumah Sakit. 117

C. Tatacara dan Persyaratan Pendirian Rumah Sakit yang didalamnya

terdapat Modal Asing Modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing, danatau badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing. 118 Negara berkembang membutuhkan modal asing untuk meningkatkan keuangan daerahnya, keuangan daerah menurut penjelasan Pasal 156 ayat 1 UU Dalam pendirian suatu rumah sakit dibutuhkan modal yang tidak sedikit jumlahnya, untuk dapat mendirikan suatu rumah sakit tidak menutup kemungkinan adanya kerjasama antara para investor asing maupun lokal. Penanaman modal yang sumber modalnya berasal dari luar negeri merupakan suatu upaya untuk meningkatkan nilai penanaman modal. 117 https:www.facebook.comBungoLawyersClubposts645697008817937.html, diakses tanggal 1 Mei 2015 118 Pasal 1 angka 8 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal No.32 Tahun 2004 menyatakan semua hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang dan segala berupa uang dan barang yang dapat dijadikan milik daerah yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban. 119 Pemerintah mendukung adanya globalisasi di bidang kesehatan ini karena diharapkan pembangunan di bidang kesehatan semakin baik dengan adanya modal Investasi sangat berperan dalam pembangunan negara. Kehadiran investor asing tidak mungkin dihindari. Pemerintah harus memperhatikan keamanan negara agar kenyamanan investasi dapat dijaga, karena keamanan suatu negara adalah sarana penting untuk menumbuhkan kepercayaan dan keyakinan agar para investor datang untuk menanamkan modalnya di Indonesia, faktor keamanan adalah syarat utama dari kepercayaan investor asing mau menanamkan modalnya di Indonesia. Banyak keuntungan yang diperoleh oleh suatu negara jika ada penanam modal yang mempercayakan modalnya di investasi di negara tersebut, selain meningkatkan kepercayaan pada negara yang menerima investasi juga meningkatkan pendapatan negara itu sendiri. Dalam bidang kesehatan penanaman modal oleh pihak asing juga sudah mulai berkembang pesat, ini dapat dilihat mulai banyaknya berdiri rumah sakit yang bertaraf internasional dengan tenaga-tenaga medis yang tidak sedikit berasal dari luar negeri, berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, selanjutnya disebut UU No. 44 Tahun 2009 pada Pasal 1 angka 1 menyebutkan Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 119 Muhamad Djumhana, Pengantar Hukum Keuangan Daerah, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2007, hlm 1. asing yang masuk ke Indonesia, pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan di masyarakat agar tercipta masyarakat yang sehat sehingga tingkat kesejahteraan penduduk dapat ditingkatkan, dengan banyaknya rumah sakit yang berdiri akan mempermudah masyarakat untuk cepat mendapatkan pelayanan kesehatan, selain itu pembangunan di bidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan pembangunan dalam bidang investasi, berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan. 120 Rumah Sakit dapat didirikan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau swasta. 121 Rumah Sakit yang didirikan oleh swasta harus berbentuk badan hukum yang kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang perumahsakitan. 122 Persyaratan lokasi harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit. 123 Persyaratan bangunan harus memenuhi : persyaratan administratif dan persyaratan teknis bangunan gedung pada umumnya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut. Bangunan Rumah Sakit harus dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang paripurna, pendidikan dan 120 Pasal 1 ayat 1 Undang-undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit 121 Pasal 1 ayat 2 Undang-undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit 122 Pasal 7 ayat 3 Undang-undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit 123 Pasal 8 ayat 1 Undang-undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pelatihan, serta penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. 124 Prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus memenuhi standar pelayanan, keamanan, serta keselamatan dan kesehatan kerja penyelenggaraan Rumah Sakit. 125 Prasarana harus dalam keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik. 126 Pengoperasian dan pemeliharaan prasarana Rumah Sakit harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya. 127 Pengoperasian dan pemeliharaan prasarana Rumah Sakit harus didokumentasi dan dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan. 128 Persyaratan sumber daya manusia yaitu Rumah Sakit harus memiliki tenaga tetap yang meliputi tenaga medis dan penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga manajemen Rumah Sakit, dan tenaga nonkesehatan. 129 Jumlah dan jenis sumber daya manusia harus sesuai dengan jenis dan klasifikasi Rumah Sakit. 130 Rumah Sakit harus memiliki data ketenagakerja yang melakukan praktik atau pekerjaan dalam penyelenggaraan Rumah Sakit. 131 Rumah Sakit dapat mempekerjakan tenaga tidak tetap dan konsultan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan. 132 124 Pasal 9 Undang-undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit 125 Pasal 11 ayat 2 Undang-undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit 126 Pasal 11 ayat 3 Undang-undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit 127 Pasal 11 ayat 4 Undang-undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit 128 Pasal 11 ayat 5 Undang-undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit 129 Pasal 12 ayat 1 Undang-undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit 130 Pasal 12 ayat 2 Undang-undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit 131 Pasal 12 ayat 3 Undang-undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit 132 Pasal 12 ayat 4 Undang-undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Rumah Sakit dapat mempekerjakan tenaga kesehatan asing sesuai dengan kebutuhan pelayanan. 133 Pendayagunaan tenaga kesehatan asing hanya dilakukan dengan mempertimbangkan kepentingan alih teknologi dan ilmu pengetahuan serta ketersediaan tenaga kesehatan setempat. 134 Pendayagunaan tenaga kesehatan asing hanya dilakukan bagi tenaga kesehatan asing yang telah memiliki Surat Tanda Registrasi dan Surat Ijin Praktik. 135 Perijinan adalah salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan bersifat pengendalian yang dimiliki oleh masyarakat. 136 Ini artinya bahwa dengan dimilikinya ijin maka seseorangbadan hukum perdata dapat melakukan tindaka- tindakan tertentu tetapi tetap dalam pengawasan dari pemerintah. Mengenai pendirian rumah sakit diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 147MENKESPER2010 tentang Perijinan Rumah Sakit, dalam peraturan ini mengatur mengenai tata cara mendirikan rumah sakit baik itu oleh pemodal dalam negeri maupun pemodal asing. Rumah sakit yang akan didirikan harus mendapatkan ijin mendirikan rumah sakit dan ijin operasional, seperti yang dinyatakan oleh Richard Burton bahwa setiap kegiatan usaha diperlukan adanya izin sehingga seseorang atau badan hukum dapat mempunyai serangkaian hak dan kewajiban yang membuatnya dapat menikmati dan mengambil manfaat untuk keuntungan usahanya. 137 133 Pasal 14 ayat 1 Undang-undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit 134 Pasal 14 ayat 2 Undang-undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit 135 Pasal 14 ayat 3 Undang-undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit 136 Adrian Sutedi, Hukum Perijinan Dalam Sektor Pelayanan Publik, Jakarta: Penerbit Sinar Grafika, 2010, hlm 168. 137 Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum Dalam Bisnis, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, hlm 146 permohonan ijin ini diajukan berdasarkan klasifikasi rumah sakit yang akan didirikan. Izin Rumah Sakit Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN atau Penanaman Modal Asing PMA diberikan oleh Menteri. 138 Rumah Sakit Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN atau Penanaman Modal Asing PMA harus memenuhi ketentuan Perundang-undangan tentang Penanaman Modal. 139 Rumah Sakit Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN atau Penanaman Modal Asing PMA wajib mengikuti program-program Pemerintah sesuai kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan. 140 Untuk memperoleh izin mendirikan, Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan yang meliputi : 141 138 Pasal 11 ayat 1 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 147MENKESPERI2010 Tentang Perizinan Rumah Sakit 139 Pasal 12 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 147MENKESPERI2010 Tentang Perizinan Rumah Sakit 140 Pasal 13 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 147MENKESPERI2010 Tentang Perizinan Rumah Sakit 141 Pasal 4 ayat 1 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 147MENKESPERI2010 Tentang Perizinan Rumah Sakit a. studi kelayakan; b. master plan; c. status kepemilikan; d. rekomendasi izin mendirikan; e. izin undang-undang gangguan HO; f. persyaratan pengolahan limbah; g. luas tanah dan sertifikatnya; h. penamaan; i Izin Mendirikan Bangunan IMB; j. Izin Penggunaan Bangunan IPB; dan k. Surat Izin Tempat Usaha SITU. Rumah Sakit harus mulai dibangun setelah mendapatkan izin mendirikan. 142 Izin mendirikan diberikan untuk jangka waktu 2 dua tahun dan dapat diperpanjang untuk 1 satu tahun. 143 Pemohon yang telah memperoleh izin mendirikan Rumah Sakit, apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 2 belum atau tidak melakukan pembangunan Rumah Sakit, maka pemohon harus mengajukan izin baru sesuai ketentuan izin mendirikan. 144 Untuk mendapatkan izin operasional, Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan yang meliputi: 145 Rumah Sakit yang telah memiliki izin operasional sementara harus mengajukan surat permohonan penetapan kelas Rumah Sakit kepada Menteri. a. sarana dan prasarana; b. peralatan; c. sumber daya manusia;dan d. Administrasi dan manajemen 146 Izin operasional tetap berlaku untuk jangka waktu 5 lima tahun dan dapat diperpanjang kembali selama memenuhi persyaratan. 147 Cara pendirian PT PMA, sebagaimana diatur dalam UU 252007, khususnya pada Pasal 12 ayat 1, bahwa tidak seluruh bidang usaha di Indonesia 142 Pasal 5 ayat 1 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 147MENKESPERI2010 Tentang Perizinan Rumah Sakit 143 Pasal 5 ayat 2 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 147MENKESPERI2010 Tentang Perizinan Rumah Sakit 144 Pasal 5 ayat 3 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 147MENKESPERI2010 Tentang Perizinan Rumah Sakit 145 Pasal 6 ayat 1 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 147MENKESPERI2010 Tentang Perizinan Rumah Sakit 146 Pasal 8 ayat 1 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 147MENKESPERI2010 Tentang Perizinan Rumah Sakit 147 Pasal 9 ayat 2 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 147MENKESPERI2010 Tentang Perizinan Rumah Sakit terbuka untuk penanam modal asing. Terdapat sektor-sektor bidang usaha tertentu berdasarkan UU 252007 termasuk dalam bidang usaha atau jenis usaha tertutup dan terbuka dengan persyaratan. Mengenai hal ini diatur dan dijelaskan lebih lanjut dalam Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang Daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang Terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal.

D. Implikasi MEA terhadap Pengaturan Penanaman Modal Asing Sektor