BAB III ASPEK HUKUM PENANAMAN MODAL DI INDONESIA
A. Perkembangan Pengaturan Penanaman Modal di Indonesia
Penanaman modal pertama kali dilakukan di Indonesia melalui kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang memperkenankan masuknya modal asing Eropa
untuk menanamkan usahanya di bidang perkebunan pada tahun 1870. Terjadinya pengambilalihan hak dan kewajiban badan usaha VOC oleh pemerintah belanda
pada tahun 1799 mengakibatkan pemerintah Belanda mulai terjun secara langsung dalam pencarian dan perdagangan bahan-bahan rempah-rempah seperti kopi, pala,
cengkeh, lada, tebu. Disamping itu, dimungkinkannya penanaman modal di bidang perkebunan di daerah-daerah jajahan seperti di hindia belanda. Peraturan
tersebut memberikan keleluasaan kepada investor dari eropa terutama yang punya hubungan dekat dengan pemerintah belanda, untuk melakukan usahanya di
Indonesia. Sektor pertambangan dan perdagangan tetap dikuasai oleh pemerintah belanda. Sektor perkebunan karet, kelapa sawit makin dibuka peluangnya seiring
dengan permintaan pasar dunia yang terus meningkat. Untuk itulah pemerintah belanda melindungi perkebunan yang diusahakan langsung untuk menompang
struktur tradisional di Indonesia. Hingga pertengahan abad 19, pemerintah belanda melakukan segala usaha agar modal asing swasta tidak memasuki sector
pertanian. Namun pada tahun-tahun terakhir masa sistem tanam paksa yang diterapkan oleh pemerintah kolonial belanda, mulai tampak gejala perubahan
mendasar dalam politik kolonial yang berakibat pada mulai terbukanya peluang
bagi investor swasta asing untuk meminta konsesi dalam mengembangkan usahanya.
Kegiatan penanaman modal, khusunya PMA, menjadi turun drastis. Selama pendudukan Jepang 1942-1945 keadaan penanaman modal terhenti dan
mulai menghancurkan struktur perekonomian yang sudah dibangun pemerintah belanda. Jepang melarang impor bahan mentah dalam skala besar, dan segala
bentuk kegiatan yang menunjang perekonomian. Pada masa tersebut sama sekali tidak ada penanaman modal. Semua aktiva milik asing diambil alih jepang dan
baru dikembalikan setelah jepang kalah tahun 1945 atau setelah berakhirnya seteru belanda dan Indonesia tahun 1949. Setelah 17 agustus 1945, secara yuridis
Indonesia memulai babak baru dalam mengelola secara mandiri perekonomian negaranya dengan dikeluarkannya UU No.1 Th 1967 tentang penanaman modal
asing dan UU No.6 Th 1968 tentang penanaman modal dalam negeri, dengan tujuan melakukan pembaharuan, perluasan dan pembangunan baru dalam bidang
produksi dan jasa jasa serta mencegah kemerosotan ekonomi dan memakmurkan ekonomi rakyat, namun meskipun sudah dikeluarkan undang - undang
penanaman modal masih mengalami kemandekan. Bahkan selama 17 tahun berikutnya Indonesia hanya menjadi Negara pengimpor besar barang modal dan
teknologi , dan tidak ada PMA secara langsung FDI: foreign direct investment , masalah politik, keamanan dalam negeri, aksi tentara colonial belanda yang masih
ingin melakukan penjajahan, merupakan factor-faktor penghambat dalam menata perekonomian Indonesia.
41
41
Saepudin, “Sejarah dan Perkembangan Penanaman Modal”, https:saepudinonline. wordpress.com.hmtl, diakses tanggal 29 April 2015
Penanaman modal asing menurut UU No.25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal adalah kegiatan menanamkan modal untuk melakukan usaha di
wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan
dengan penanam modal dalam negeri. Penanaman modal ini bertujuan antara lain untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional; menciptakan lapangan kerja;
meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional; mendorong perkembangan ekonomi kerakyatan; mengolah ekonomi potensial menjadi
kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam maupun dari luar negeri; dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pada umumnya, negara berkembang meyakini penanaman modal sebagai suatu keniscayaan karena penanaman modal merupakan salah satu motor
penggerak roda ekonomi agar suatu negara dapat mendorong perkembangan ekonominya selaras dengan tuntutan perkembangan masyarakatnya. Setiap negara
selalu berusaha meningkatkan pembangunan, kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Usaha tersebut dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda antara
satu negara dengan negara lainnya. Salah satu usaha yang selalu dilakukan oleh negara adalah menarik sebanyak mungkin investasi asing masuk ke negaranya.
Alasan pertama suatu negara membuka diri terhadap penanaman modal asing, termasuk Indonesia, adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
economic growth, guna memperluas lapangan kerja. Baru kemudian, dengan masuknya modal asing tujuan-tujuan lain ingin dicapai seperti mengembangkan
industri substitusi import untuk menghemat devisa, mendorong ekspor non-migas untuk meningkatkan devisa, alih teknologi, membangun prasarana, dan
mengembangkan daerah tertinggal.
42
Masalah modal asing di Indonesia sudah sejak awal kemerdekaan menjadi bagian dari pemikiran aktual program ekonomi Indonesia. Ini berkaitan dengan
konsep perubahan ekonomi dari ekonomi kolonial ke ekonomi nasional. Secara esensial konsep ekonomi nasional salah satu dimensinya adalah sebuah
perekonomian dimana pemilikan, pengawasan, dan pengelolaan di bidang ekonomi berada di tangan golongan pribumi. Hal ini berarti ada pandangan dan
usaha untuk mengalihkan struktur perekonomian kolonial menjadi perekonomian nasional.
Dari sudut pandang ini jelas bahwa pelaksanaan penanaman modal asing merupakan suatu keniscayaan bagi negara
berkembang seperti Indonesia dan memiliki tujuan yang mulia dalam kehidupan bernegara sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
43
Perekonomian global menuntut adanya sikap keterbukaan Indonesia terhadap modal asing dalam pembangunan ekonomi nasional, karena Investasi
bagi suatu negara merupakan suatu keharusan atau keniscayaan. Investasi adalah merupakan salah satu motor penggerak roda ekonomi agar suatu negara dapat
mendorong perkembangan ekonominya selaras dengan tuntutan perkembangan masyarakatnya. Di sisi lain, kepentingan dan kedaulatan ekonomi nasional harus
menjadi tumpuan utama dalam setiap kebijakan di bidang perekonomian. Untuk menemukan jalan keluar atas polemik ini, kebijakan penanaman modal asing di
42
Nurfaqih Irfani, Revitalisasi Hukum Dasar Perekonomian Nasional Dalam Hukum Penanaman Modal Asing Di Indonesia, Jakarta: Penerbit Rajawali Pers, 2009, hlm 37
43
Purnawan Basundoro, Nasionalisasi Dengan Jalan Damai Indonesianisasi Usaha Pertambangan Minyak Di Indonesia, Jakarta: Penerbit Rajawali Pers, 2009, hlm 68
Indonesia tentunya harus dikembalikan kepada hukum dasar grundnorm perekonomian nasional sebagaimana digariskan dalam Pasal 33 Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang didalamnya terdapat cita-cita bangsa yakni kebebasan untuk hidup mandiri membangun masyarakat adil dan
makmur di atas tanah tumpah darah yang kaya akan berbagai sumber alam untuk bergerak bebas didunia atas dasar persamaan derajat dan mewujudkan satu dunia
yang damai. Modal merupakan suatu upaya mengelola uang dengan cara menyisihkan
sebagian dari uang tersebut untuk ditanam pada bidang-bidang tertentu dengan harapan mendapat keuntungan di masa datang. Disamping itu Investasi merupakan
suatu penggunaan proses penguatan perekonomian negara, karena itu dalam rangka kebijakan ekonominnya beberapa negara berusaha keras untuk
meningkatkan investasinya. Salah satu meningkatkan investasi yang diharapkan adalah investasi asing serta investasi dalam negeri. Para investor yang di undang
ke suatu negara diharapkan dapat membawa langsung dana segar dengan harapan agar modal yang masuk tersebut dapat menggerakkan roda perusahaanindustri
yang pada gilirannya dapat menggerakkan perekonomian suatu negara. Keberadaan penanaman modal di suatu Negara terkait dengan tuntutan
untuk menyelenggarakan pembangunan nasional di negara tersebut. Umumnya kesulitan yang dihadapi dalam menyelenggarakan pembangunan nasional yang
menitikberatkan pada pembangunan ekonomi meliputi kekurangan modal, kemampuan dalam hal teknologi, ilmu pengetahuan, pengalaman dan
keterampilan. Hambatan tersebut memerlukan sumber pembiayaan dan sumberdaya yang cukup besar, baik yang bersumber dari dalam negeri maupun
dari luar negeri.
44
Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing
untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia.
45
Penanaman modal diselenggarakan berdasarkan asas: kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal
Negara, kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian; dan keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional.
46
Tujuan penyelenggaraan penanaman modal, antara lain untuk:
47
a. meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional;
b. menciptakan lapangan kerja;
c. meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan;
d. meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional;
e. meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional;
f. mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan;
g. mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan
h. ekonomi riil dengan menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri
maupun dari luar negeri; dan i.
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
B. Kebijakan Penanaman Modal Indonesia