e. Perusahaan E
Dari analisis kredit yang dilakukan oleh Account Officer, Perusahaan E telah memenuhi ketiga analisis yaitu analisis identifikasi pemohon dan usaha, analisis
5C, dan analisis aspek-aspek kredit. Untuk aspek keuangan, berikut ini adalah hasil analisis rasio-nya:
Analisis Rasio Hasil Analisis Rasio
Standar Rasio
Keterangan 2005
2006 2007
Likuiditas Ratio
a. Current Ratio 289
499 472
200 Baik
b. Quick Ratio 56
97 117
100 Baik
Solvabilitas Ratio
a. Total Debt to Equity Ratio 17
11 14
50 Baik
b. Total Debt to Asset Ratio 15
10 12
24 Baik
Profitabilitas Ratio
a. Net Profit Margin 15
17 16
15 Baik
b. Return On Equity 20
22 19
15 Baik
c. Return On Investment 17
20 17
15 Baik
Activities Ratio
a. Inventory Turnover 156 hari
200 hari 240 hari
90 hari Buruk
b. Receivable Turnover 24 hari
30 hari 42 hari
90 hari Baik
c. Working Capital Turnover 90 hari
133 hari 163 hari
120 hari Buruk
Perusahaan E mengajukan kredit sebesar Rp200.000.000,- dan pihak bank
merekomendasikan sebesar Rp150.000.000,- karena hutang perusahaan sudah cukup besar kepada bank dan tidak sesuai dengan yang dibutuhkan. Kredit
diterima karena rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas menunjukkan hasil yang baik. Pihak bank yakin bahwa perusahaan mampu membayar hutangnya
kepada bank. Meskipun pada perputaran persediaan dan perputaran modal kerja menunjukkan hasil yang buruk.
2. Analisis Efektivitas Pemberian Kredit
Prosedur pemberian kredit pada PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk. Cabang Binjai menerapkan prinsip kehati-hatian prudential banking practices. Prinsip
Universitas Sumatera Utara
kehati-hatian dalam pemberian kredit tercermin dalam analisis identifikasi pemohon dan usaha, analisis 5C, dan analisis aspek-aspek kredit. Pada tahap
pertama pemberian kredit, sebelum calon debitur menyampaikan surat permohonan kredit terlebih dahulu dilakukan proses solitisasi yaitu calon debitur
datang ke bank menyampaikan maksud dan tujuannya kepada Account Officer serta menceritakan tentang usahanya. Setelah Account Officer mengetahui
kemampuan modal calon debitur, Account Officer menyarankan jenis kredit apa yang digunakan dan berapa jumlah dana yang sebaiknya diminta sehingga tidak
terjadi kelebihan atau kekurangan dana. Adanya proses solitisasi sebelum debitur mengajukan permohonan kredit dapat diketahui nasabah yang potensial untuk
dijadikan debitur baru. Pada tahap pemeriksaan kembali atas proposal permohonan kredit dan
dokumen-dokumen yang telah diserahkan, bank melakukan on the spot baik fisik maupun bukti kepemilikan atas keberadaan usaha dan jaminan untuk menghindari
kesalahan atau kecurangan yang mungkin dilakukan oleh calon debitur, sehingga mengurangi resiko seperti side streaming nasabah menggunakan dana bukan
seperti yang disebut dalam kontrak, usaha debitur fiktif, terjadi sengketa jaminan dan resiko lainnya yang mungkin terjadi. Sementara itu wawancara yang
dilakukan oleh Account Officer kepada calon debitur juga merupakan langkah yang tepat untuk melakukan penilaian terhadap kepribadian calon debitur dengan
tujuan untuk memperkirakan kemungkinan bahwa debitur dapat memenuhi kewajibannya dan penilaian lainnya yang diperlukan dalam menilai kondisi
keuangan nasabah.
Universitas Sumatera Utara
Pada tahap analisis kredit, Account Officer menganalisis permohonan kredit dengan menggunakan metode analisis kualitatif dan kuantitatif berdasarkan hasil
pemeriksaan dokumen, wawancara, serta on the spot. Analisis kualitatif digunakan untuk melakukan penilaian terhadap karakter pemohon, latar belakang
dan kualitas manajemennya. Selain itu dilakukan penilaian terhadap kualitas dan stabilitas usaha dengan mempertimbangkan potensi pasar, persaingan serta
prospek usaha nasabah. Analisis kuantitatif digunakan untuk menilai kelayakan modal dan kapasitas
usaha yang akan dibiayai, agunan harus layak dari sisi nilai materialnya maupun aspek legalitasnya, resiko usaha, serta kemampuan calon debitur dalam membayar
kembali pinjaman. Agar analisis lebih akurat kedua metode analisis tersebut dikombinasikan. Selain itu, pada tahap ini juga dilakukan analisa taksasi jaminan,
bank checking dan analisis yuridis. Adanya pemisahan batas wewenang dalam menganalisa permohonan kredit guna menghindari terjadinya kecurangan yang
dilakukan pejabat bank menunjukkan sistem pengendalian intern pemberian kredit berjalan efektif.
Dalam menganalisa permohonan kredit juga dilakukan penghitungan resiko kredit yaitu kemungkinan kerugian akibat suatu kegagalan dalam pemberian
kredit oleh Satuan Kerja Manajemen Resiko. Hasil perhitungan resiko kredit tersebut kemudian dikelompokkan dalam kelompok Internal Credit Rating Risk
ICRR yang telah disusun PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk. ICRR digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh komite kredit untuk menilai kelayakan
Universitas Sumatera Utara
permohonan kredit. Bila tingkatan resiko nasabah masuk dalam kategori akseptable maka permohonan disetujui, bila sebaliknya ditolak.
Analisa yang telah dilakukan kemudian akan dirangkum oleh Account Officer dalam bentuk proposal yang berisikan hasil analisis kualitatif dan
kuantitatif, analisis taksasi jaminan, analisis yuridis, ICRR serta kesimpulan dan rekomendasi dari Account Officer untuk kemudian dipresentasikan. Presentasi
yang dilakukan Account Officer dihadapan komite kredit, merupakan langkah yang memang harus dilakukan untuk memberikan penjelasan kepada komite
kredit bahwa calon debitur yang akan dibiayai potensial. Hasil keputusan rapat komite kredit dituangkan dalam Memo Komite Kredit yang berisikan persetujuan
atau penolakan atas proposal kredit tersebut. Memo yang menyatakan penolakan berkasnya dikembalikan pada nasabah, apabila disetujui maka dibuat surat
pemberitahuan kepada debitur untuk dilakukan pengikatan kredit dan jaminan. Adanya pengikatan akad kredit dan jaminan antara pihak bank dan nasabah
merupakan hal yang sangat penting, karena di dalam akad inilah semua hal yang berkaitan dengan pemberian kredit dicantumkan. Adanya otorisasi penandatangan
oleh pihak-pihak yang terkait merupakan salah satu tanda terpenuhinya efektivitas pemberian kredit.
Dokumen asli nantinya akan disimpan oleh pihak bank dan dilakukan pengecekan kembali untuk memastikan keabsahan jaminan yang diserahkan. Hal
ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penipuan oleh nasabah yang bersangkutan. Dokumen yang sah dan benar kemudian akan disimpan dalam
Universitas Sumatera Utara
lemari besi oleh bagian operasional sebagai tindakan pengamanan terhadap kekayaan perusahaan.
Setelah kredit terealisasi, tahap selanjutnya adalah melakukan monitoring atas kredit yang sedang berjalan, namun pada dasarnya monitoring sudah mulai
dilakukan sejak permohonan kredit diterima. Dalam proses pemberian kredit, monitoring dilakukan dalam 2 tahap, yaitu pertama monitoring pada saat
permohonan kredit diproses sampai kredit terealisasi. Pada tahap ini monitoring dilakukan terhadap pelaksanaan prosedur pemberian kredit agar dilaksanakan
sesuai dengan kebijaksanaan perkreditan yang telah ditetapkan bank, sehingga terkendali dan persyaratan kredit terpenuhi. Sedangkan pada tahap kedua,
monitoring dilakukan pada saat kredit sedang berjalan sampai dengan pelunasan kredit. Monitoring pada saat ini dilakukan terhadap kelancaran pengembalian
pokok pinjaman beserta bunga dan perkembangan usaha debitur baik melalui laporan perkembangan usaha dan laporan keuangan yang disampaikan debitur
setiap bulannya maupun melalui kunjungan ke lokasi usaha. Terpenuhinya efektivitas pemberian kredit atas transaksi-transaksi yang
terjadi di PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk. Cabang Binjai ditandai dengan hal-hal sebagai berikut:
- Adanya dokumen yang bernomor urut cetak slip penyetoran dalam operasional
PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk. Cabang Binjai, sehingga dapat membantu pihak bank dalam mempercepat penyelesaian transaksi dan mempermudah
dalam proses akuntansi lebih lanjut serta proses pengarsipan.
Universitas Sumatera Utara
- Adanya pemberian stempel pada slip setoran, sebagai bukti bahwa transaksi
telah terjadi sesuai dengan tanggal transaksi. Hal ini memudahkan penelusuran kembali guna pemeriksaan apabila terjadi kekeliruan transaksi maupun
pencatatan. Pada tahun 2007, terdapat kredit macet berjumlah 0,08, kredit diragukan
berjumlah 0,74, dan kredit kurang lancar berjumlah 0,42. Penanganan Kredit Kurang Lancar, Kredit Diragukan, dan Kredit Macet dilakukan oleh Account
Officer, untuk kredit macet dilakukan dengan jalan damai menjual agunan atau dengan jalur hukum eksekusi agunan. Sedangkan untuk kredit diragukan dan
kredit kurang lancar dilakukan peningkatan penagihan dan merestrukturisasi pinjaman untuk meningkatkan kemungkinan pengembalian kredit secara penuh.
Kredit bermasalah ini sejatinya banyak berawal dari aspek keuangan. Untuk itu perlu selalu memperhatikan dan menganalisis data keuangan untuk mencegah
atau setidak-tidaknya mengurangi risiko kredit bermasalah. Dalam menganalisis data keuangan, penulis masih menemukan kelemahan-kelemahan pihak bank yang
bisa menjadi indikator sebagai tanda-tanda awal kredit bermasalah dalam perusahaan debitur PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Cabang Binjai adalah :
- Perputaran persediaan semakin lama dan panjang.
Semakin lama perputaran persediaan, dana yang terikat juga semakin lama, dan itu berarti biaya yang harus ditanggung perusahaan juga semakin
tinggi. Hal ini terjadi pada semua perusahaan debitur. Mengetahui hal ini memang relatif lebih sulit dibandingkan dengan perputaran piutang dagang,
karena munculnya seringkali tidak disadari. Misalnya perusahaan konfeksi
Universitas Sumatera Utara
terus menerus memproduksi model baru sedangkan model lama yang tidak terjual semakin menumpuk di gudang. Secara keseluruhan, hal ini akan
mengakibatkan penumpukan barang yang pada ujungnya memberatkan modal kerja perusahaan. Bila modal kerja tersebut dibiayai oleh kredit, berarti beban
bunga semakin tinggi. Penyebab lambatnya perputaran ini beragam, tetapi yang paling
ditakuti apabila melambannya perputaran persediaan ini disebabkan karena persediaan yang telah kadaluwarsa, out of date, atau rusak. Selama persediaan
tersebut masih belum dihapusbukukan dari catatan perusahaan, hal tersebut merupakan beban yang harus ditanggung.
- Piutang dagang semakin panjang dan lama.
Salah satu penyebab suatu kredit bermasalah adalah piutang tidak tertagih. Seperti yang terjadi pada Perusahaan debitur A, B, C, dan E.
walaupun menurut standar bank masih dalam kategori baik dan cukup baik, tetapi perputaran piutang dari tahun ke tahun mengalami kemunduran.
Piutang adalah penjualan yang pembayarannya belum diterima yang hasilnya nanti merupakan sumber dana bagi bisnis yang bersangkutan untuk
menjalankan operasional dan membayar kewajibannya kepada bank. Semakin lama atau panjang umur piutang berarti semakin lama waktu yang dibutuhkan
untuk memperoleh pembayaran dari pelanggan atas penjulan kredit yang dilakukan. Hal ini berarti semakin lama pula bisnis tersebut memperoleh dana
yang dibutuhkannya. Oleh karena itu, perhatian ekstra harus diberikan apabila dari waktu ke waktu umur piutang semakin panjang. Tidak perlu catatan
Universitas Sumatera Utara
keuangan yang lengkap untuk mengetahui hal ini, cukup memperhatikan tanggal jatuh tempo faktur dan membandingkannya dengan kebijakan
penjualan kredit yang ditetapkan. Ada beberapa kemungkinan penyebab meningkatnya umur piutang, yaitu:
• Perubahan kebijakan penjualan kredit perusahaan yang memperpanjang
waktu pembayaran. Apabila hal ini menjadi penyebab, tentu saja meningkatnya umur piutang bukan merupakan masalah karena dilakukan
dengan sadar dan sengaja. Dalam hal ini, penyebab perusahaan terpaksa memperpanjang umur piutang dapat bermacam-macam, misalnya tekanan
persaingan, upaya membuka pasar baru, dan lain-lain. Yang terpenting adalah perusahaan telah memiliki sumber pembiayaan yang cukup
mendukung peubahan kebijakan tersebut. •
Kinerja bagian penagihan yang kurang bagus. Hal ini mungkin saja disebabkan bagian penagihan tidak memiliki hubungan yang baik dengan
pelanggan sehingga pembayaran piutang dipersulit. •
Buruknya administrasi perusahaan yang mengakibatkan bagian penagihan tidak dapat mengetahui dengan baik piutang yang telah jatuh tempo yang
harus ditagih. •
Pelangga wan-prestasi dan tidak membayar piutang yang telah jatuh tempo. Ini adalah penyebab utama yang dapat menghancurkan perusahaan.
Alasannya bisa bermacam-macam, seperti pelanggan kabur, bangkrut. Apapun penyebabnya, kalau itu terjadi pada sebagian besar piutangnya,
Universitas Sumatera Utara
perusahaan yang memiliki piutang akan menemui kesulitan likuiditas yang dapat merembet kepada kelancaran pembayaran kewajiban kredit bank.
- Penjualan meningkat tetapi laba bersih menurun.
Ini adalah indikasi terjadinya inefisiensi dan pembekakan biaya. Hal ini seperti yang terjadi pada Perusahaan A dan E. Walaupun merupakan
indikasi awal, tetapi analisis yang mendalam harus dilakukan untuk menentukan buruktidaknya situasi yang dihadapi. Bisa saja terjadi penurunan
laba ini hanya bersifat sementara yang terjadi dengan penuh kesadaran. Misalnya, perusahaan sedang mengadakan restrukturisasi yang diikuti dengan
pengurangan karyawan. Untuk mendukung usaha tersebut, pada tahun tertentu dapat terjadi peningkatan biaya besar-besaran dalam rangka pelepasan
karyawan, tetapi setelah restrukturisasi selesai, perusahaan akan menjadi jauh lebih efisien dalam mencetak laba yang jauh lebih besar. Yang dikhawatirkan,
tentu saja, apabila memang terjadi peningkatan biaya yang diakibatkan oleh ketidakmampuan manajemen untuk mengendalikan pengeluaran.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Cabang Binjai memiliki toleransistandar dalam proses kolektibilitas kredit bermasalah yaitu sebesar 5 yang merupakan
total dari penjumlahan persentase kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet. Apabila telah melebihi 5 maka hal itu dapat menganggu
perkreditan, sehingga penjualan produk kredit dapat dihentikan sementara waktu. Berdasarkan hal ini, tingkat kolektibilitas kredit bermasalah PT Bank Rakyat
Indonesia, Tbk. Cabang Binjai masih dalam kategori aman yaitu 1,69 untuk tahun 2006 dan 1,24 untuk tahun 2007.
Universitas Sumatera Utara
Masih sering terjadinya kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet dalam PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Cabang Binjai salah satunya juga
disebabkan karena pihak bank tidak mensyaratkan atau mewajibkan laporan keuangan yang dilampirkan dalam permohonan kredit adalah laporan keuangan
yang sudah diaudit oleh Akuntan Publik, terutama bagi perusahaan yang berbadan hukum dan pengajuan kreditnya dalam jumlah besar. Hal ini seharusnya dilakukan
untuk mendapatkan kepastian bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Cabang Binjai mengenai penilaian efektivitas pemberian kredit, maka
penulis menyimpulkan bahwa proses pemberian kredit pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Cabang Binjai telah dilaksanakan secara efektif, hal ini didukung
oleh: 1.
Terdapat prosedur pengajuan permohonan kredit yang memadai, dari mulai penyampaian permohonan dan data, pengumpulan informasi, analisis kredit,
penyampaian memorandum kredit, pengambilan keputusan melalui sidang komite kredit, penandatanganan perjanjian kredit, sampai penarikan kredit.
2. Dilakukan analisis kredit dengan mengidentifikasi identitas pemohon dan
usahanya dengan menggunakan pendekatan prinsip 5C serta diterapkannya analisis aspek-aspek kredit yang terdiri dari aspek hukum, aspek manajemen,
aspek teknis, aspek pemasaran, aspek jaminan, dan aspek keuangan yang memberikan keyakinan pada pihak PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Cabang
Binjai bahwa kreditnya diberikan pada debitur yang aman. 3.
Tersedianya data laporan keuangan calon debitur yang lengkap, relevan, dan benar sebelum analisis kredit dimulai. Untuk memperoleh gambaran mengenai
keadaan yang sebenarnya dari data laporan keuangan tersebut, bank melakukan inspeksi langsung ke lapangan usaha calon debitur on the spot,
Universitas Sumatera Utara