telah memperhitungkan analisis kekuatan dan kelemahan secara menyeluruh, jika tidak ingin berhadapan dengan risiko kalah dalam
persaingan.
6. Analisis Kredit Bank
a. Persiapan Analisis
Dalam pelaksanaan pemberian fasilitas kredit kepada calon debitur, bank dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang cukup kompleks, antara lain
:kepada siapa kredit harus diberikan, untuk tujuan apa kredit diberikan obyek kredit, apakah calon debitur akan membayar bunga, hutang pokok dan kewajiban
lainnya, berapa jumlah limit kredit yang layak diberikan, apakah kredit diberikan cukup aman dengan resiko yang kecil dan sebagainya.
Berbagai risiko dalam pemberian kredit dapat menyebabkan tidak dilunasinya pinjaman ketika tiba saat pelunasan. Perubahan permintaan konsumen
atau perubahan teknologi dalam suatu industri dapat mengubah nasib perusahaan dan menempatkan seorang debitur yang menguntungkan dalam suatu posisi yang
tidak mengembirakan. Perubahan siklus dunia usaha mempengaruhi laba banyak debitur dan mempengaruhi optimisme dan pesimisme pengusaha maupun
konsumen. Sebagian risiko timbul karena faktor pribadi yang sulit untuk dijelaskan. Dalam menentukan apakah akan memberikan pinjaman atau tidak
seorang bankir harus berusaha untuk mengukur risiko pinjaman macet. Risiko ini diperkirakan dengan menggunakan suatu proses yang disebut analisis kredit.
Universitas Sumatera Utara
FORMAT ANALISIS KREDIT INFORMASI UMUM
A. Identitas perusahaan B. Legalitas perusahaan
C. Aspek lingkungan DATA DAN PERTIMBANGAN
D. Hubungan perusahaan dengan bank E. Permohonan yang diajukan
F.Realisasi dan rencana usaha G. Aktivitas rekening
H. Aspek teknis I. Analisis laporan keuangan
J. Analisis barang jaminan
KESIMPULAN SARAN
Gambar 2.1 Bentuk Format Analisis Kredit
Sumber: Djohan 2000 : 100 Format analisis kredit tersebut sifatnya fleksible, tergantung dari jenis kredit
yang akan dianalisis dan tujuan yang ingin dicapai dari analisis kredit itu sendiri. Tujuan utama analisis kredit adalah untuk menentukan kesanggupan seorang
peminjam untuk membayar kembali pinjaman sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam perjanjian kredit.
ANALISIS KREDIT PENGERTIAN
- Penilaian terhadap nasabah dan usahanya - Alternatif bahan pertimbangan keputusan kredit
TUJUAN • Melihat kondisi dan potensi perusahaan nasabah
melalui penilaian kuantitatif dan kualitatif • Layaktidaknya dibantu pembiayaan kredit
CAKUPAN PENILAIAN
TUJUAN AKHIR - Porto folio perkreditan yang sehatlancar
- Investasi dana yang profitable - Menyediakan jenis kredit yang sesuai dengan kebutuhan pasar
- Dasar pertimbangan persetujuan kredit - Besarnya kredit
- Jangka waktu kredit - Pengamatan dalam penggunaanpengembalian kredit
Gambar 2.2 Pemahaman Analisis Kredit
Sumber: Djohan 2000 : 101
Universitas Sumatera Utara
Tujuan akhir dari analisis kredit yaitu bank dapat menjual produk kredit dengan portofolio yang sehat dan profitable sesuai kebutuhan pasar. Guna
mencapai hasil analisis yang berkualitas tersebut digunakan alat-alat dalam analisis yaitu:
ALAT ANALISIS KREDIT ANALISIS KUANTITATIF
1. Realisasi pembelian, produksi, penjualan 2. Rencana pembelian, produksi, penjualan
3. Analisis rasio 4. Proyeksi arus kas cash budget
5. Capital budgeting
ANALISIS KUALITATIF 1. Organisasi dan managemen
2. Legalitas usahabadan hukum 3. Pemasaran
4. Kebijaksanaan pemerintah 5. Manfaat proyekusaha
6. Kesempatan kerja 7. Potensi pesaing
8. Barang Pengganti
Gambar 2.3 Alal-Alat Analisis Kredit
Sumber: Djohan 2000 : 102 b.
Beberapa Pendekatan Dalam Analisis Kredit 1
Pendekatan Jaminan
Merupakan pendekatan tertua dan klasik atau sederhana. Apabila calon debitur mengajukan permohonan kredit dengan jumlah tertentu maka
calon debitur tersebut akan menyerahkan jaminan kredit yang nilainya melebihi jumlah kredit yang diminta, sehingga permohonan kreditnya
dapat disetujui.
2 Pendekatan Karakter
Pendekatan ini lebih ditekankan kepada aspek moral dari calon debitur atau individu pengelola perusahaan. Apabila dari penilaian yang dilakukan
ternyata calon debitur memiliki moral baik, jujur, memenuhi perjanjian,
Universitas Sumatera Utara
tidak pernah melakukan binis yang merugikan orang lain, maka dari segi karakter calon debitur dapat direkomendasikan untuk diberikan fasilitas
kredit.
3 Pendekatan Kemampuan Pelunasan
Pemberian fasilitas kredit lebih ditekankan kepada kemampuan calon debitur untuk melunasi kembali fasilitas kredit yang diterima sesuai
dengan skedul waktu yang ditetapkan. Kemampuan membayar kembali tersebut tentunya lebih diutamakan dari dana yang berasal dari usaha
pokok debitur, bukan dari sumber-sumber lainnya. Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan analisis anggaran kas.
4 Pendekatan Kelayakan Usaha
Pendekatan berdasarkan kelayakan usaha dimaksudkan bahwa persetujuan pemberian kredit didasarkan kepada suatu analisis atas usaha atau proyek
yang menyatakan bahwa suatu usaha atau proyek tersebut layak dibiayai. Penilaian kelayakan usaha ini meliputi penilaian atas keseluruhan aspek
dari rencana usaha yang disimpulkan dalam bentuk analisis kuantitatif dari studi kelayakan usaha dimana Net Present Value = positif dan Internal
Rate of Return lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku.
5 Pendekatan Pemberian Kredit sebagai Agen Pembangunan
Pendekatan pemberian kredit sebagai perpanjangan tangan pemerintah ini diarahkan untuk membantu pengusaha kecil dengan memberikan
keringanan atau kemudahan beberapa persyaratan bank teknis. Dalam hal ini bank berperan sebagai agen pembanguan dalam rangka memberikan
Universitas Sumatera Utara
pemerataan kesempatan berusaha. Persyaratan yang diringankan misalnya keringanan jaminan dan penyederhanaan persyaratan perizinan.
Secara keseluruhan dalam analisis kredit, cakupan analisis paling tidak harus memuat analisis lima C, yang merupakan standar minimal yang lazim
digunakan dikalangan perbankan, yaitu
1 Character
Konsep karakter dalam kaitannya dengan transaksi kredit, berarti tidak hanya kesediaan untuk melunasi kredit tetapi juga memiliki keinginan yang kuat untuk
menepati kewajiban sesuai dengan persyaratan perjanjian. Seseorang yang mempunyai karakter yang baik biasanya mempunyai sifat yang jujur, terhormat,
rajin, dan bermoral tinggi. Tetapi karakter adalah sesuatu yang sulit untuk diukur. Karakter yang penting bagi kredit tergantung pada kejujuran dan integritas
seseorang, pengalaman masa lalu dalam memenuhi kewajiban biasanya memperoleh nilai penting dalam menilai karakternya. Tetapi terkadang penilaian
karakter lebih merupakan persoalan penilaian, tidak didukung oleh informasi nyata yang luas.
2 Capacity
Penilaian yang sifatnya subyektif tentang kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang dan kewajiban lainnya tepat pada waktunya, sesuai perjanjian,
dan hasil usaha yang diperoleh. Dalam penilaian ini didasarkan atas kemampuan berproduksi, keuangan dan manajemen. Termasuk juga penilaian kemampuan riil
perusahaan di lapangan, pabrik, toko, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
3 Capital
Penilaian atas kemampuan keuangan perusahaan jumlah dana atau modal yang dimiliki oleh calon debitur dalam arti kemampuan untuk menyertakan dana
sendiri atau modal sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan, akta pendirian, dan akta perubahan. Sedangkan untuk
perusahaan perorangan dapat diketahui dengan jalan mengurangi total harta dengan total hutang kepada pihak ketiga.
4 Collateral
Collateral adalah jaminan kredit yang memperkuat keyakinan bank bahwa debitur beserta bisnisnya mampu melunasi kredit. Menurut Tjoekam 2000 : 97,
secara umum keseluruhan jaminan kredit dapat berbentuk: a
Atas dasar kepemilikan jaminan, dapat berupa kekayaan dari debitur atau kekayaan dari pihak ketiga lainnya yang diserahkan untuk menjamin
kredit debitur.
b Berdasarkan status kekayaan tersebut dalam suatu perusahaan dapat
berbentuk aktiva lancar dan dapat juga berupa aktiva tetap. c
Dari wujud barang jaminan itu sendiri, dalam bentuk aktiva nyata, yaitu aktiva lancar, aktiva tetap, dan jaminan kebendaan lainnya serta juga
jaminan tidak berwujud yaitu jaminan pribadi ataupun rekomendasi.
d Atas dasar fungsi jaminan dalam kredit yang bersangkutan, yaitu
jaminan pokok adalah barang jaminan yang dibiayai dengan kredit itu sendiri dan jaminan tambahan yaitu barang jaminan lain di luar yang
dibiayai dengan kredit.
e Dari segi jumlah kreditur, jaminan dapat dibedakan sebagai jaminan
tunggal yaitu kekayaan yang hanya dijaminkan kepada satu bank dan jaminan gabungan yaitu kekayaan yang dijaminkan kepada beberapa
bank.
f Dari segi kestabilan yaitu jaminan yang akan mengalami penurunan nilai
dari waktu ke waktu dan jaminan yang akan mengalami kenaikan dari waktu ke waktu.
g Dari penggunaan barang jaminan, dibedakan dengan jaminan secara fisik
dikuasai oleh bank dan jaminan yang secara fisik dikuasai dan digunakan kembali oleh pihak debitur terutama jaminan pokok.
h Dari segi risiko berupa jaminan kekayaan yang berisiko tinggi dan
jaminan yang tidak mengandung risiko.
Universitas Sumatera Utara
i Dari sudut yuridis, yaitu jaminan kebendaan barang bergerak dan
barang tidak brgerak dan jaminan bukan kebendaan yaitu jaminan pribadi borgtocht dan avalist.
Avalist adalah suatu perjanjian dimana pihak ketiga menyanggupi kepada pihak berpiutang bahwa ia akan membayar suatu hutang apabila
yang berhutang tidak menepati janjinya.
Pada umumnya untuk aktiva tanah dan bangunan bank lebih menyaratkan bukti kepemilikan dalam bentuk Sertfifikat Hak Milik SHM, Sertifikat Hak
Guna Bangunan SHGB dan Sertifikat Hak Guna Usaha SHGU daripada
Sertifikat Hak Pakai atau lainnya. 5
Condition of Economy
Kondisi perekonomian mempengaruhi kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajiban keuangannya tetapi berada di luar kekuasaan debitur maupun
kreditur. Debitur mungkin mempunyai karakter yang baik, seorang yang mempunyai kemampuan untuk menciptakan pendapatan, serta harta yang cukup,
tetapi kondisi perekonomian mungkin bisa menyebabkan pemberian kredit yang berakibat tidak baik. Di sinilah peranan pejabat kredit menjadi seorang peramal
ekonomi. Semakin lama jatuh tempo pinjaman, semakin penting membuat ramalan ekonomi karena terdapat kemungkinan yang semakin besar ekonomi akan
mengalami kemunduran, sebelum pinjaman dibayar penuh. Banyak debitur makmur di masa cerah tetapi dalam masa resesi mungkin
menyusut, pendapatan menurun, bahkan karakter pun dapat berubah. Faktor ini dapat menyebabkan macetnya pinjaman. Seorang pejabat kredit bank harus selalu
mengetahui denyut perekonomian bangsa, komunitas, dan industri yang
memperoleh pinjaman dari bank tersebut.
Universitas Sumatera Utara
c. Aspek-Aspek Analisis