Dalam konteks ini, apa yang terkandung pada cerita film Al-Kautsar, film yang telah memenangi penghargaan pada Festival Film Asia XVIII di
Bangkok untuk kategori Tata Suara terbaik
19
adalah melakukan dakwah Islamiyah dengan menegakkan amr ma’ruf nahiy mungkar di desa sekarlangit
yang dilakukan oleh tokoh protagonis Saiful Bahri dalam mengaktualisasikan ajaran Islam yang sesuai dengan konteks emansipasi dan pembebasan. Usaha
Saiful Bahri dalam melangsungkan dakwahnya terbukti telah memberikan perubahan yang signifikan bagi desa sekarlangit dengan menggagas dan
mengimplentasikan Islam yang berpihak pada transformasi sosial. Memang pada awal mulanya usaha untuk merintis gagasan Islam yang transformatif
banyak mendapatkan tentangan terutama dari Haji Musa tokoh ulama setempat yang sangat disegani, ditambah ulah seorang tengkulak yang bernama Tuan
Harun dengan berbagai cara ia tempuh untuk menghentikan usaha Saiful Bahri dalam menegakkan amr ma’ruf nahiy mungkar di desa sekarlangit. Maka,
penulis dengan ini mengangkatnya ke dalam bentuk skripsi dan penulis
memberi judul: “Perspektif Komunikasi Antar Budaya Dalam Film Al- Kautsar”
A. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk mempermudah penulisan dalam skripsi ini, maka perlu bagi penulis untuk membatasi ruang lingkup dari permasalahan yang akan dibahas
pada kajian ini. Penulis hanya membatasi pada isi film Al-Kautsar, dalam hal penulis mengupas jalan cerita film Al-Kautsar dan relevansinya dengan gagasan
mungkar, diarahkan untuk mengemansipasikan manusia kepada nur, kepada cahaya petunjuk ilahi, untuk mencapai keadaan fitrah. Fitrah adalah keadaan di mana manusia mendapatkan
posisinya sebagai makhluk yang mulia. Kuntowijoyo, Paradigma Islam; Interpretasi untuk Aksi. Cet. VIII. Bandung: Penerbit Mizan. 1998. Hal 228-229
19
JB. Kristanto,Katalog Film Indonesia; 1926- 2005. Jakarta: Penerbit Nalar-FFTV IKJ, 2005. Hal 145
pembaruan Islam—penulis melakukan analisis tinjauan dari konteks konsepsi amar ma’ruf nahi mungkar dan analisis tinjauan perspektif komunikasi
antarbudaya yang menjadi pembahasan dalam skripsi ini. Berdasarkan pembatasan di atas, maka rumusan yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penjabaran kontekstualisasi gagasan pembaruan Islam dalam film Al-Kautsar?
2. Bagaimana penjabaran analisis tinjauan teoritis komunikasi antarbudaya dalam film Al-Kautsar?
3. Bagaimana unsur-unsur komunikasi antarbudaya dibentuk, dikemas, dan ditetapkan dalam film Al-Kautsar?
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dengan mengacu kepada permasalahan sebagaimana penulis rumuskan di atas, maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, di
antaranya: 1. Untuk dapat mengetahui hubungan film Al-Kautsar dengan konteks gagasan
pembaruan Islam—dalam hal ini tinjauan konsepsi amar ma’ruf nahi mungkar. 2. Untuk dapat mengetahui tinjauan teoritis Komunikasi Antar Budaya dalam film
Al-Kautsar. 3. Untuk dapat mengetahui unsur-unsur komunikasi antarbudaya yang terkandung
dalam film Al-Kautsar. Sedangkan manfaat yang dapat dipetik dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui dengan jelas hubungan film Al-Kautsar dengan gagasan pembaruan Islam terutama konsepsi mengenai amar ma’ruf nahi mungkar
2. Mengetahui dengan jelas analisis tinjauan Komunikasi Antar Budaya dalam film Al-Kautsar.
3. Mengetahui dengan jelas unsur-unsur komunikasi antarbudaya yang terkandung dalam film Al-Kautsar
4. Menjelaskan dan mengetahui secara umum unsur-unsur budaya yang menentukan dalam proses Komunikasi Antar Budaya dalam film Al-Kautsar.
5. Memberikan informasi tentang unsur-unsur budaya yang secara langsung pengaruhnya terhadap makna dan persepsi dalam konteks Komunikasi Antar
Budaya. 6. Menjadi sumbangan sederhana bagi wacana keilmuan tentang representasi
Islam dalam film dan diskursus yang berjalin kelindan antara gagasan pembaruan dan konservatisme.
C. Metodologi Penelitian