Pengertian Harapan Pelanggan Harapan Pelanggan

23 perusahaan dalam memuaskan pelanggannya. Akan tetapi, kesulitan menerapkan metode adalah pada mengidentifikasi dan mengontak mantan pelanggan yang bersedia memberikan masukan dan evaluasi terhadap pelayanan perusahaan. 4. Survei Kepuasan Pelanggan Umumnya sebagai besar penelitian mengenai kepuasan pelanggan menggunakan metode survei, baik via telepon, e-mail, maupun wawancara langsung. Melalui survei perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik langsung dari pelanggan dan juga memberikan sinyal positif bahwa perusahaan menaruh perhatian kepada mereka.

2.4 Harapan Pelanggan

2.4.1 Pengertian Harapan Pelanggan

Organisasi yang sama dapat dinilai berbeda oleh pelanggannya, ini dilatar belakangi dari harapan pelanggan, pelanggan menggunakan harapannya sebagai standar ataupun untuk menentukan kualitas kepuasannya.Tjiptono 2008 Menurut Irawan 2003: menyatakan bahwa Harapan pelanggan ada 2 tingkat, yaitu : 1. Desired Expectation, harapan ini mencerminkan apa yang harus dilakukan perusahaan atau produk kepada pelanggannya. 2. Adequate Expextations, harapan minimal yang masih dapat diterima oleh pelanggan karena alasan yang dapat diterima da tergantung pada alternatif yang tersedia. Universitas Sumatera Utara 24 Sedangkan menurut Rangkuti 2002 menyatakan bahwa Harapan pelanggan adalah pelayanan yang diterima oleh pelanggan berada di bawah adequate service, pelanggan akan frustasi dan kecewa, sedangkan apabila pelayanan yang diterima melebihi desired srvice, pelanggan akan sangat puas dan terkejut. Harapan pelanggan diyakini mempunyai peranan yang besar dalam menentukan kualitas produk barang dan jasa.Dalam mengevaluasinya, pelanggan akan menggunakan harapannya sebagai standar atau acuan. Dengan demikian, harapan pelangganlah yang melatar belakangi mengapa dua organisasi pada bisnis yang sama dapat dinilai berbeda oleh pelanggannya. Perusahaan harus mengejar harapan pelanggan dengan cara memberikan produk, pelayanan dan value sesuai dengan harapan pelanggan apabila harapan pelanggan naik maka perusahaan harus mempengaruhi kepuasan pelanggan. Menurut Zeithaml dalam Tjiptono 2005 : menyatakan bahwa ”Harapan pelanggan merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan diatas akan memberikan jalan terhadap kita merupakan keyakinan pelanggan sebelum mencoba atau membeli suatu produk. Harapan pelanggan dikelompokkan dalam 9 kelompok yang disusun dalam sebuah hierarki expectation harapan dari yang tertinggi hingga terendah. Santos dan Boote dalam Tjiptono 2005 yaitu : 1. Ideal expectation, yaitu tingkat kinerja optimum atau terbaik yang diharapkan dapat diterima konsumen. Standar ideal identik dengan excelence, yakni standar sempurna yang membentuk ekspektasi terbesar konsumen. Universitas Sumatera Utara 25 2. Normative should expectation, tingkat kinerja yang dirasakan konsumen seharusnya mereka dapatkan dari produk yang dikonsumsi. Ekspektasi normatif lebih rendah dibandingkan ekspektasi ideal, karena biasanya ekspektasi normatif dibentuk oleh pemasok atau penyedia jasa. 3. Desired expectation, yaitu tingkat kinerja yang diinginkan pelanggan dapat diberikan produk atau jasa tertentu atau dengan kata lain mencerminkan tingkat kinerja yang diinginkan atau diharapkan diterima pelanggan 4. Predicted expectation, tingkat kinerja yang diantisipasi atau diperkirakan konsumen akan diterimanya. Tipe ekspektasi ini bisa didefinisikan sebagai tingkat kinerja yang bakal atau mungkin terjadi pada interaksi berikutnya antara pelanggan dan perusahaan, standar ini terbentuk berdasarkan pengalaman masa lalu. 3. Deserved expectation, yaitu evaluasi subyektif konsumen terhadap investasi produknya. Tipe ekspektasi ini berkenaan dengan apa yang setidaknya harus terjadi pada interaksi atau service encounter berikutnya, yakni layanan yang dinilai sudah selayaknya didapatkan pelanggan. 4. Adequate expectation, yaitu tingkat ekspektasi batas bawah dalam ambang batas kinerja produk atau jasa yang diterima pelanggan 7. Minimum tolerable expectation, yaitu tingkat kinerja terendah yang bisa diterima atau ditolerir konsumnen. 8. Intolerable expectation, yakni serangkaian ekspektaksi menyangkut tingkat kinerja yang tidak bakal ditolerir atau diterima pelanggan. Universitas Sumatera Utara 26 9. Worst imaginable expectation, yaitu skenario terburuk mengenai kinerja produk yang diketahui dan atau terbentuk melalui kontak dengan media, seperti TV, radio, koran atau internet. Diantara sembilan harapan diatas, hanya predicted expectation, yang paling banyak digunakan dalam literatur kualitas jasa dan kepuasan pelanggan, dan dikategorikan sebagai core expectation, sedangkan tingkat ekspektasi lainnya sebagai peripheral expectation . Namun demikian core expectation bisa saja sama pentingnya dengan tipe peripheral expectation manapun, tergantung pada pengalaman sendiri sebelumnya, pengalaman orang lain atau Frame of mind dan mood pelanggan selama transaksi. 2.4.2Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harapan Pelanggan Tekeuchi dan Quelch 2000 menyatakan bahwa : “Faktor-faktor yang mempengaruhi harapan pelanggan berdasarkan, 1waktu sebelum adalah image citra dan merek perusahaan, pengelaman sebelumnya opini dari teman, reputasi perusahaan, 2 Pada saat membeli produk adalah spesifikasi performance, komentar dari penjual produk,persyaratan jaminan kebijaksanaan perbaikan pelayanan dan program-program pendukung, 3 Sedangkan yang mempengaruhi harapan pelanggan sesudah membeli yaitu kemudahan instalasi dan penggunaan,penanganan produk dan keandalan produk jasa tersebut”. Menurut Zeithaml Valerie A dan Mary Jo Bitner 2000 menyatakan bahwa: “Faktor-faktor yang mmpengaruhi harapan pelanggan adalah: 1 Keinginan pelanggan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan pelanggan, 2 Pengalaman masa lalu ketika mengrasakan produk dari perusahaan atau pesaing-pesaingnya, 3 Word of Mouth, dimana mereka akan menceritakan kualitas produk yang akan dibeli oleh pelanggan, 4 Komunikasi melalui iklan dan pemasaran yang mempengaruhi presepsi pelanggan jika pelanggan Universitas Sumatera Utara 27 merasakan bahwa pelayanan yang diterimanya saat ini sesuai dengan yang diharapkan maka pelanggan akan merasa puas”. 2.4.2.1 Pengalaman masa lalu Menurut Solomon 2004: menyatakan bahwa Experience is ihe result of acquiring and processing stimulation over time” atau pengalaman merupakan hasil dari memperoleh dan memproses stimulasi atau rangsangan sepanjang waktu. Shaw dan Ivens 2002: menyatakan bahwa The custumer experience is a bland of a company phsical performance and the emotions evoked,intuitevely measured againts custumer expectations across all moments of contact”. Dapat dikatakan bahwa pelanggan diciptakan dari campuran antara elemen fisik dan emosi yang diberikan perusahaan, yang diukur dari harapan pelanggan terhadap melalui semua peristiwa yang terjadinya. Menurut Webb 2000: menyatakan bahwa Pengalaman adalah sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui keterlibatan langsung dengan penyedia layanan. Chu dan Pike 2002: menyatakan bahwa Pengalaman yang menyenangkan kepada pelanggan, ruangan yang tersedia hasrus bersih, tertata rapi, terorganisasi dengan baik, ruangan yang tersdia harus bersih, persediaan yang memadai dengan barang yang berkualitas. Suryani 2008 menyatakan bahwa “Pengalaman masa lalu adalah kecendrungan yang mempengaruhi pelanggan dan dorongan pelanggan bersikap positif terhadap suatu produk jasa”. Universitas Sumatera Utara 28 Pengalaman masa lalu pelanggan dipandang sebagai proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan sikap dan perilaku. Konsumen melakukan perubahan dalam prilaku yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman masa lalu dan pelanggan memperoleh berbagai pengalamannya dalam pembelian produk jasa serta menyesuaikan perilakunya dengan pengalaman dimasa lalunya. 2.4.2.2 Keinginan pelanggan Kotler 2002 : menyatakan bahwa “Keinginan adalah sutu bentuk yang mengacu pada kebutuhan yang dibentuk oleh kebudayaan dan kepribadian indifidual dan digambarkan sebagai objek yang akan memuaskan kebutuhan pelanggan.” Setiadi 2008 “Keinginan pelanggan adalah sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan-tujuan yang hendak dicapainya yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi suatu kebutuhan”. Menurut Rangkuti 2002: menyatakan bahwa “Keinginan Pelanggan adalah pelayanan yang diharapkan pelanggan tersebut bersifat mendasar dan terkait dengan kesejahteraan pelanggan. 2.4.2.3 Mulut ke mulut Word of Mouth Menurut Buzz dan Rosen 2000: menyatakan bahwa keseluruhan komunikasi daro orang ke orang mengenai suatu produk, jasa atau perusahaan tertentu pada waktu tertentu. Universitas Sumatera Utara 29 Sedangkan menurut Silverman 2001 menyatakan bahwa Word of Mouth is communication about product services between people providing the product or services in a medium perceived to be independent of the company”. atau komunikasi tentang pelayanan produk anatara orang penyedia jasa dengan produk tidak terikat pada perusahaan. Ada tiga bentuk mulut ke mulut Word of Mouth diantaranya : 1. Expert to Expert, Seseorang yang disebut ahli mungkin jarang sekali memiliki kesempatan untuk berbicara mengenai sesuatu maka pembicaraannya dianggap sangat bernilai. 2. Expert to Peer, Dalam memutuskan sesuatu maka tak jarang orang menanyakan kepada perusahaan untuk mendapatkan konfirmasi. 3. Peer to Peer, Sebelum membuat Keputusannya, bagaimanapun orang juga ingin tahu apakah ada orang yang berpengalaman dengan produk tersebut. Menurut Blackwell et. Al 2001: menayatakan bahwa Word of Mouth adalah transmisi secara informal tentang ide-ide, komentar-komentar, opini dan informasi antara dua orang dimana keduanya bukanlah tenaga pemasar. 2.4.2.4 Iklan Menurut Pattis 2000: menyatakan bahwa “Iklan diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi seorang pembeli potensial dan mempromosikan penjualan suatu produk barang atau jasa untuk mempengaruhi Universitas Sumatera Utara 30 pendapat publik, memenangkan dukungan publik, untuk berpikir atau bertindak sesuai dengan keinginan si pemasang iklan”. Kotler 2005: menyatakn bahwa “Program periklanan berpengaruh terhadap pemrosesan informasi periklanan oleh konsumen yang terdiri dari empat indikator yaitu segmen pasar sasaran market, tujuanmisi mission, pesan message, sertamedia medium”. Menurut Durianto 2003 “Periklanan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan.” Berhasil tidaknya Iklan yang dilakukan tergantung dari media mana yang digunakan untuk mencapai sasaran, oleh karenanya masalah pemilihan media iklan tidak hanya didasarkan pada perkiraan saja, melainkan harus diperhatikan sifat-sifat iklan dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kegiatan iklan yang dilakukan. Menurut Tjiptono 2002 : “Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media iklan adalah : a. Dana yang digunakan untuk iklan Jumlah dana tersedia merupakan faktor penting yang mempengaruhi bauran iklan, perusahaan yang memiliki dana yang lebih besar kegiatan iklannya akan lebih efektif dibanding dengan perusahaan yang memiliki dana yang terbatas. b. Sifat Pasar Beberapa sifat pasar yang mempengaruhi sifat bauran ini meliputi : luas pasar secara geografis, konsentrasi pasar, macam pembeli. Universitas Sumatera Utara 31 c. Jenis Produk Strategi iklan yang dilakukan oleh perusahaan dipengaruhi juga oleh jenis produksinya, apakah barang konsumsi atau barang industri. d. Tahap-Tahap Dalam Siklus Kehidupan Barang Strategi yang diambil untuk mengiklankan barang dipengaruhi oleh tahap-tahap siklus kehidupan barang yaitu tahap perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan dan tahap kejenuhan. Universitas Sumatera Utara 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Putri Hijau Medan di Jalan Puteri Hijau No. 02 Medan. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan februari sampai dengan Juli 2010.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus yang didukung survei yang mengumpulkan data mengenai faktor-faktor terkait dengan variabel penelitian.

3.2.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Nazir 2003 menyatakan bahwa, penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran, ataupun kelas peristiwa pada masa sekarang. 32 Universitas Sumatera Utara