Mamak Ali berjualan jamu gendong pada awalnya di pasar sekitar lingkungan daerah tempat tinggalnya. Tetapi, karena kenekatan dan keberaniannya jualannya
meluas sampai ke kantor-kantor dan perumahan yang ada di Medan, seperti: Perumnas Helvetia.
Ia mengatakan : “…strategi dan kendala sangat saya rasakan ketika mulai
berjualan jamu gendong sambil tersenyum.” Wawancara dengan Mamak Ali
4.2.1.6. Nama : Yuni
Umur : 41 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan Suami : Buruh
Pendidikan : SD
Status : Menikah
Asal Daerah : Solo, Jawa Tengah
Tempat Tinggal : Jln. Kapten Sumarsono Karya 5 Dusun 4
Suku : Jawa
Jumlah Keluarga yang ditanggung : 1 Orang Lama Berjualan Jamu Gendong : 20 Tahun
Yuni 41 Tahun, Ia adalah seorang penjual jamu gendong yang hidup sendirian di kota Medan dan mengontrak sebuah rumah sederhana. Ibu Yuni
menekuni berjualan jamu gendong selama 20 tahun, nekad, dan berani meninggalkan
Universitas Sumatera Utara
daerah asal, meninggalkan suami dan anaknya demi mencari uang dan penghasilan yang menguntungkan.
Keberanian untuk menjual jamu gendong ke Medan guna mendapatkan penghasilan maksimal. Profesi yang dilakukan Ibu Yuni dikarenakan kota Medan
sangat ramai sehingga ia beranggapan bahwa apa yang dijual akan mudah dibeli. Hal ini yang membuat Ibu Yuni menjadikan pekerjaan tetapnya menjadi penjual jamu
gendong. Dalam berjualan jamu gendong harus ada strategi yang dipakai agar jamu
dapat dijual dan bisa diminati banyak orang. Penjualannya pun hampir mempunyai kendala-kendala penjualan jamu gendongnya yang dijual disekitar daerah stasiun
kereta api. Lokasinya ini sangat menjanjikan buat Ibu Yuni yang mencari nafkah.
4.2.1.7. Nama : Supini
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan Suami : Berjualan Bakso
Pendidikan : SD
Status : Menikah
Asal Daerah : Wonogiri, Jawa Tengah
Tempat Tinggal : Jln. Kapten Sumarsono Dusun 1 Kelurahan Helvetia
Suku : Jawa
Jumlah Keluarga yang ditanggung : 3 Orang Lama Berjualan Jamu Gendong : 10 Tahun
Supini 45 Tahun, Berjualan jamu gendong dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Selama 10 tahun, menjadi seorang penjual jamu gendong.
Universitas Sumatera Utara
Ibu anak 3 ini, mulai berjualan menjadi penjual jamu gendong dimulai dari awal pertama Ibu Supini dan suaminya menginjakan kota Medan.
Profesi yang ditekuninya diyakini dapat membantu dan menafkahi rumah tangga. Banyak yang dilakukan Ibu dari tiga anak ini, Ia melakukan strategi-strategi
dalam penjualan jamu gendong yang hingga saat ini masih bertahan dan diminati masyarakat.
Ibu Supini mengatakan : “…harus adanya kebersihan dan harga maupun rasa yang beda
dari penjual-penjual jamu lainnya. Strategi lainnya sangat diperlukan dengan cara bahan-bahan yang alami dan yang
menjadi modal utama agar bisa bertahan. Kendala juga dirasakan dalam penjualan jamu gendong…” Hasil wawancara pukul 20:30
WIB Ibu Supini juga mengatakan :
“…kendala selalu datang ketika hujan datang, karena banyak penjual malas keluar rumah, dan terpaksa harus punya inisiatif
untuk mendatangi para pembeli agar jamu bisa habis terjual. Dan kalau tidak begitu pastinya saya rugi dan tidak membawa uang
dan hasil jualan banyak tersisa…” Hasil wawancara pukul 20:30 WIB
4.2.1.8. Nama : Satiyem