2.3. Teori Sistem
Teori sistem jika dikaitkan dengan teori aksi yaitu sebuah kritikan dari Talcott Parson mengenai teori aksi Weber, bahwa aksi merupakan tanggapan respons
mekanis terhadap suatu stimulus sedangkan perilaku adalah suatu proses mental yang aktif dan kreatif. Menurut Parson yang utama bukanlah tindakan individual,
melainkan norma-norma dan nilai sosial yang menuntun dan mengatur perilaku Poloma, 1987.
Parson melihat bahwa tindakan individu dan kelompok dipengaruhi oleh 3 sistem, yaitu sistem sosial, sistem budaya, dan sistem kepribadian masing-masing
individu kita dapat meningkatkan individu dengan sistem sosialnya melalui status dan perannya. Dalam setiap sistem sosial individu menduduki suatu tempat status
tertentu dan bertindak berperan sesuai dengan norma atau aturan yang dibuat oleh sistem tersebut dan perilaku individu ditentukan pula oleh tipe kepribadiannya.
Pedagang penjualan jamu gendong dalam strategi bertahannya berusaha untuk memperluas jaringannya dan menarik pelanggan melalui teori aksi tentang tindakan
sosial sebagai konsep dasar dari Talcott Parsons, mengatakan bahwa manusia merupakan aktor yang kreatif dan realitas sosial yang memiliki kebebasan untuk
bertindak. Menurut teori aksi ada beberapa asumsi tentang teori aksi yaitu : 1.
Sebagai subjek manusia bertindak untuk mencapai tujuan tertentu. 2.
Tindakan manusia hanya dibatasi oleh kondisi tidak dapat diubah dengan sendirinya.
3. Manusia memiliki, menilai, dan mengevaluasi terhadap tindakan yang akan
dilakukannya.
Universitas Sumatera Utara
4. Tindakan manusia, mulai dari kesadaran sendiri sehingga subjek dan situasi
eksternal dalam posisinya sebagai objek. 5.
Dalam bertindak manusia menggunakan cara metode, teknik serta seperangkat yang diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan tersebut.
Talcott Parsons menggunakan istilah “Action” yang mengatakan secara tidak langsung aktivitas, kreativitas, dan proses dari penghayatan dari individu dengan
menyusun rencana dari unti-unit dasar tindakan sosial dan karakteristik sebagai berikut: actor berada kendali nilai-nilai, norma-norma dan ide abstrak yang
mempengaruhi dalam memilih dan menentukan tujuan serta tindakan alternatif untuk mencapai tujuan Ritzer, 2004:57.
Talcott Parsons juga mengatakan bahwa dalam kehidupan masyarakat adalah suatu susunan organisme yang hidup, dan agar masyarakat itu sendiri bisa hidup
harus ada pencapaian dan suatu tujuan maka perlu adanya 4 syarat fungsional yaitu : 1.
Adaptation Adaptasi Yang dimana semua keseluruhan sistem sosial yang berawal dan hubungan dua
orang sampai dengan sistem sosial yang lebih besar, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan dengan dihadapinya secara lingkungan fisik dan
sosial. 2.
Goal Attainment Pencapaian Tujuan Tindakan yang diarahkan bukan untuk mencapai tujuan pribadi individu,
melainkan tujuan bersama para anggota sistem sosial.
Universitas Sumatera Utara
3. Integration
Agar dari suatu sistem dapat bekerja secara baik maka harus diperlukan adanya tindakan dari solidaritas diantara individu-individu yang terlihat. Integration
mengarah pada akan kebutuhan yang menjamin emosional yang nantinya dapat dipertahankan dan bisa dikembangkan.
4. Latent Patent Maintenance Pemeliharaan Susunan yang Laten
Sistem sosial yang diharapkan mampu untuk mengatasi kemungkinan bahwa suatu saat para anggotanya akan merasa jenuh sehingga mengarah pada
terhentinya interaksi. Hal ini dapat dikatakan wajar, tetapi harus diperhatikan secara utuh sehingga interaksi sistem tersebut bisa dapat dilanjutkan Doyle,
1986:131. Keterkaitan strategi dengan teori sistem terlihat dalam sistem adanya pelaku
aktor yang pasti adanya strategi ataupun sub-sub yang saling menguntungkan. Terlihat dalam pencapaian harus adanya adaptasi, tujuan dan adanya tindakan timbal
balikdari individu yang terlihat dan kemudian terkait dalam pemeliharaan susunan yang laten dalam mempertahankan strategi.
2.4. Jaringan Sosial