Produksi Biosurfaktan Isolasi Dan Uji Potensi Bakteri Penghasil Biosurfaktan Asal Laut Belawan Sumatera Utara Dalam Mendegradasi Naftalen

45 Achromobacter, Flavobacterium, Nocardia, Micrococcus, dan Corynebacterium dengan derajat kemampuan yang berbeda-beda Thayib, 1978.

4.4 Produksi Biosurfaktan

Untuk memacu agar bakteri memproduksi biosurfaktan, bakteri ditumbuhkan pada media Bushnell-Hass Broth yang mengandung 2 naftalen sebagai sumber karbon, dan diinkubasi selama 15 hari pada waterbath shaker dengan suhu 30°C dan kecepatan 150 rpm. Kemudian supernatan yang mengandung biosurfaktan dipisahkan dari sel bakteri dengan cara sentrifugasi kultur dengan kecepatan 6000 rpm selama 10 menit. Pengukuran konsentrasi biosurfaktan yang terbentuk dianalisis dengan spektrofotometer UV-Visibel Shimadzu 1240 pada panjang gelombang 421 nm, yang dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara. Hasil analisa konsentrasi biosurfaktan isolat bakteri dari laut Belawan, Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 4.4.1 berikut. Tabel 4.4.1 Konsentrasi Biosurfaktan Isolat Bakteri dari Laut Belawan, Sumatera Utara yang Ditumbuhkan pada Media Bushnell Hass Broth yang Mengandung 2 Naftalen Sp 01 18,763 Sp 02 15,806 Sp 03 16,786 Sp 04 75,180 Sp 05 20,455 Sp 06 45,531 Sp 07 61,547 Sp 08 38,298 Sp 09 25,124 Sp 10 22,322 Sp 11 18,564 Sp 12 17,467 Sp 13 14,786 Keterangan : = Konsentrasi biosurfaktan tertinggi = Konsentrasi biosurfaktan terendah Isolat Bakteri Konsentrasi Biosurfaktan ppm 32 Universitas Sumatera Utara 46 Tabel 4.4.1 menunjukkan bahwa terdapat dua isolat bakteri dengan konsentrasi biosurfaktan tertinggi yaitu Sp 4 dengan konsentrasi biosurfaktan sebesar 75,180 ppm dan Sp 7 dengan konsentrasi biosurfaktan sebesar 61,547 ppm. Sedangkan konsentrasi biosurfaktan terendah ditunjukkan oleh Sp 13 dengan konsentrasi biosurfaktan sebesar 14,786 ppm. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa masing-masing isolat bakteri memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam memproduksi biosurfaktan. Hal ini dapat terjadi karena banyak faktor, diantaranya adalah jenis mikroba dan nutrisi yang tersedia dalam media pertumbuhannya. Horowitz et al 2005 menyatakan bahwa nutrisi merupakan hal yang sangat penting bagi pertumbuhan mikroba termasuk bakteri penghasil biosurfaktan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa elemen makro yang memegang peranan penting dalam menunjang pertumbuhan bakteri penghasil biosurfaktan adalah elemen karbon dan nitrogen. Dalam penelitian ini, untuk menginduksi pembentukan biosurfaktan oleh bakteri digunakan 2 naftalen sebagai sumber karbon yang ditambahkan ke dalam media pertumbuhannya Bushnell Hass Broth. Kemampuan bakteri dalam memproduksi biosurfaktan dipengaruhi oleh kemampuan bakteri tersebut untuk menguraikan senyawa toksik yang terdapat dalam media pertumbuhannya. Dalam hal ini, kemungkinan Sp 4 memiliki kemampuan yang tinggi dalam menguraikan senyawa naftalen sebagai sumber karbon satu-satunya dalam media pertumbuhannya. Sedangkan Sp 13 memiliki toleransi yang rendah terhadap senyawa naftalen, sehingga dapat menghambat laju pertumbuhan dan proses metabolismenya. Kim et al 1997 menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi produksi biosurfaktan oleh bakteri adalah jenis sumber karbon yang digunakan. Beberapa jenis bakteri hanya akan memproduksi biosurfaktan apabila ditumbuhkan pada media yang mengandung senyawa karbon yang berasal dari karbohidrat, senyawa hidrokarbon aromatik misalnya naftalen maupun senyawa karbon alami yang berasal dari tanaman. 33 Universitas Sumatera Utara 47

4.5 Screening Aktivitas Biosurfaktan