Dampak Tumpahan Minyak di Laut

18 hidrokarbon serta sejumlah kecil senyawa yang mengandung nitrogen, sulfur, dan oksigen. Minyak bumi mentah dapat diubah dengan proses fisik dan kimia menjadi berbagai produk sulingan termasuk bensin, minyak tanah, minyak pemanas, minyak diesel, minyak pelumas, lilin, dan aspal Connel Miller, 1995. Minyak mentah dan minyak olahan adalah senyawa kompleks hidrokarbon yang mempunyai ribuan variasi senyawa. Minyak mentah mengandung senyawa hidrokarbon sekitar 50–98 dan selebihnya senyawa non-hidrokarbon sulfur, nitrogen, oksigen, dan beberapa logam berat. Selanjutnya minyak diklasifikasikan berdasarkan kelarutan dalam pelarut organik, yaitu: 1. Hidrokarbon jenuh. Termasuk dalam kelas ini adalah alkana. Hidrokarbon jenuh ini merupakan kandungan terbanyak dalam minyak mentah. 2. Hidrokarbon aromatik. Termasuk dalam kelas ini adalah monosiklik aromatik BTEX dan polisiklik aromatik hidrokarbon PAH: naphtalene, anthracene, dan phenanthrene. 3. Resin. Termasuk di sini adalah senyawa polar berkandungan nitrogen, sulfur, oksigen pyridines dan thiophenes, sehingga disebut pula sebagai senyawa NSO. 4. Asphalt. Termasuk di sini adalah senyawa dengan berat molekul besar dan logam berat nikel, vanadium, dan besi. Tentu saja variasi komposisi minyak mentah adalah berbeda di berbagai tempat, itulah sebabnya teknologi remediasi bersifat site- spesifik Mangkoedihardjo, 2005.

2.2 Dampak Tumpahan Minyak di Laut

Saat minyak terekspos ke lingkungan laut, sifat-sifat fisik, kimia, dan biologis minyak akan segera berubah Mangkoedihardjo, 2005. Kelarutan minyak dalam air adalah rendah sekitar 30 mgL, tergantung kepada komposisi kimia dan temperatur NAS, 5 Universitas Sumatera Utara 19 1985. Oleh karena itu, minyak tidak dapat larut di dalam air, melainkan akan mengapung di atas permukaan air. Bahan buangan cairan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung menutupi permukaan air. Lapisan minyak di permukaan air akan menganggu kehidupan organisme di dalam air. Hal ini disebabkan oleh: a. Lapisan minyak pada permukaan air akan menghalangi difusi oksigen dari udara ke dalam air sehingga jumlah oksigen yang terlarut di dalam air menjadi berkurang. Kandungan oksigen yang menurun akan mengganggu kehidupan hewan air. b. Adanya lapisan minyak pada permukaan air juga akan menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam air sehingga fotosintesis oleh tanaman air tidak dapat berlangsung. Akibatnya, oksigen yang seharusnya dihasilkan pada proses fotosintesis tersebut tidak terjadi. Kandungan oksigen dalam air jadi semakin menurun Wardhana, 2004. Akibat jangka pendek dari pencemaran minyak antara lain adalah bahwa molekul-molekul hidrokarbon minyak dapat merusak membran sel biota laut, mengakibatkan keluarnya cairan sel dan berpenetrasinya bahan tersebut ke dalam sel. Secara langsung minyak akan menyebabkan kematian pada ikan disebabkan kekurangan oksigen, keracunan karbondioksida, dan keracunan langsung oleh bahan berbahaya. Akibat jangka panjang dari pencemaran minyak adalah terutama bagi biota laut yang masih muda. Minyak di dalam laut dapat termakan oleh biota-biota laut. Sebagian senyawa minyak dapat dikeluarkan bersama-sama makanan, sedang sebagian lagi dapat terakumulasi dalam senyawa lemak dan protein. Sifat akumulasi ini dapat dipindahkan dari organisme satu ke organisme lain melalui rantai makanan. Demikian seterusnya bila ikan tersebut dimakan ikan yang lebih besar, hewan-hewan laut lainnya, dan bahkan manusia Sumadhiharga, 1995.

2.3 Senyawa Hidrokarbon Aromatik