terabaikan, serta membaiknya hubungandengan pembeli atau pemasok dapat memberikan peluang bagi usaha kopi bubuk Cap Nona Nantampuk
Mas. 4.
Threat T, adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang akan datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi
organisasi dimasa depan.Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar, meningkatnya kekuatan tawar-menawar pembeli atau pemasok,
perubahan teknologi, serta peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi ancaman bagi keberhasilan perusahaan. Faktor-faktor lingkungan yang
tidak menguntungkan dalam perusahaan jika tidak diatasi maka akanmenjadi hambatan bagi usaha kopi bubuk cap Nona Nantampuk Mas
baik masa sekarang maupun yang akan datang.
3.6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mengumpulkan data-data yang relevan bagi penelitian Azuar, 2013 : 70. Metode pengumpulan data ini
dilakukan berdasarkan : 1.
Teknik pengumpulan data primer Data primer adalah data mentah yang diambil oleh peneliti sendiri bukan
oleh orang lain dari sumber utama guna kepentingan penelitiannya, dan data tersebut sebelumnya tidak ada Juliandi, 2013:67. Data primer dalam
penelitian dikumpulkan melalui : a.
Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara lansung terhadap objek yang akan diteliti yang dilakukan secara sistematis melihat dan
mengamati sendiri, mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang
terjadi pada keadaan yang sebenarnya. Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti yaitu
usaha Kopi Bubuk Sidikalang Cap Nona Nantampuk Mas. b.
Wawancara, yaitu dialog langsung antara peneliti dengan responden penelitian.Metode pengumpulan data dilakukan dengan
mengumpulkan data berdasarkan dialog langsung dengan informan secara mendalam untuk mengetahui sesuatu hal yang berkaitan dengan
masalah yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti mengadakan wawancara langsung kepada pemilik usaha.
2. Teknik pengumpulan data sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia yang dikutip oleh peneliti guna kepentingan penelitiannya.Data aslinya tidak diambil peneliti tetapi oleh pihak
lain Juliandi, 2013:67. Data sekunder dalam penelitian ini dikumpukan melalui : a.
Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku- buku, jurnal, internet, dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan
masalah yang dibahas di dalam penelitian. b.
Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada di
lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang berkaitan dengan objek penelitian.
3.7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah menginterpretasikan data-data yang telah didapatkan dari lokasi penelitian dan diolah untuk mendapatkan informasi dan
fakta.Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif dengan melakukan pendekatan kualitatif.
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif menggambarkan secara sistematik dan fakta akurat tentang karakteristik objek yang diteliti.Data yang dikumpulkan bersifat deskriptif
sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi, maupun mempelajari implementasi Wirartha, 2005:155.Menurut
Juliandi 2013: 89 analisis data deskriptif berarti menganalisis data untuk permasalahan variabel-variabel mandiri.Peneliti tidak bermaksud untuk
menganalisis hubungan atau keterkaitan antarvariabel.
2. Matriks Faktor Strategi Eksternal
Sebelum membuat matriks faktor strategi eksternal terlebih dahulu mengetahui faktor strategi eksternal EFAS. Cara-cara penentuan EFAS yaitu :
a. Susunlah dalam kolom 1 sampai dengan 10 peluang dan ancaman.
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0
paling penting sampai 0,0 tidak penting. Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.
c. Hitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing factor dengan
memberikan skor mulai dari 4 outstandin sampai dengan 1 Poor, berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan
yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk peluang yang bersifat positif peluang yang semakin besar diberi rating 4, tetapi jika
peluangnya sedikit, diberi rating 1. Pemberian nilai rating ancaman
adalah kebalikannya, yaitu jika niai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1 tetapi jika ancamannya sedikit, ratingnya adalah 4.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing factor yang nilainya bervariasi
mulai dari 4,00 outstanding sampai 1,0 poor. e.
Gunakan kolom untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya
dihitung. f.
Jumlah skor pembobotan pada kolom 4, untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini
menunjukkan bagaimana perusahaan tersebut bereaksi terhadap faktor- faktor strategis eksternalnya.
Tabel 3.1 Matriks
Eksternal Factor Analysis Summary EFAS
Faktor-Faktor Strategi Eksternal 1
Bobot 2
Rating 3
Bobot X Rating 4
Komentar 5
PELUANG
ANCAMAN
TOTAL 1,00
Sumber : Rangkuti 2013:25
3. Matriks Faktor Strategi Internal
Sebelum membuat matriks faktor strategi iternal terlebih dahulu mengetahui faktor strategi internal IFAS. Cara-cara penentuan IFAS :
a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan
perusahaan dalam kolom 1. b.
Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 paling penting sampai 0,0 tidak penting, berdasarkan pengaruh
faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,0.
c. Hitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skor mulai dari 4 outstandin sampai dengan 1 Poor, berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan
yang bersangkutan. Variablel yang bersifat positif semua variable yang masuk kategori kekuatan diberi nilai mulai dari 1 sampai dengan
4 sangat baik, sedangkan variable yang bersifat negatif, kebalikannya. Jika kelemahan perusahaan besar sekali, nilainya adalah
1, sedangkan jika kelemahan perusahaan rendah, nilainya adalah 4. d.
Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,00 outstanding sampai 1,0 poor.
e. Gunakan kolom untuk memberikan komentar atau catatan mengapa
faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
f. Jumlah skor pembobotan pada kolom 4, untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertetu bereaksi terhadap faktor-
faktor strategis internalnya.
Tabel 3.2 Matriks
Internal Factor Analysis Summary IFAS
Faktor-Faktor Strategi Internal
1 Bobot
2 Rating
3 Bobot X Rating
4 Komentar
5
KEKUATAN
KELEMAHAN
TOTAL 1 ,00
Sumber : Rangkuti 2013:27
Pada tahap selanjutnya sub total EFAS dan IFAS akan dimasukkan ke dalam kuadran analisis SWOT untuk menentukan di kuadran mana perusahaan tersebut
berada. Dari hasil ini akan dapat ditarik kesimpulan. Kuadran analisis SWOT dapat dilihat pada Gambar 3.1 :
Kuadran III Kuadran I
Mendukung strategi turn-around Mendukung strategi agresif
Kuadran IV Kuadran II
Mendukung strategi defensive Mendukungstrategi diversifikasi
Gambar 3.1 : Diagram Analisis SWOT
Sumber : Rangkuti 2013:20 Kuadran I : kuadran ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan
perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus
diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif growth oriented strategy.
Kuadran II : meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari strategi yan harus diterapkan adalah
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi.
Kuadran III : perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendalakelemahan internal.
Fokus pada strategi perusahaan ini adalah meminimalkan Kelemahan Internal
Kekuatan Internal Berbagai Peluang
Berbagai Ancaman
masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran IV : merupakan kondisiyang serba tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai macam ancaman eksternal
sementara sumber daya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan.
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Usaha 4.1.1. Sejarah Usaha
Usaha Kopi Bubuk Cap Nona Nantampuk Mas Sidikalang merupakan usaha yang didirikan di Sidikalang jl. Runding No. 184 Kabupaten Dairi pada
tahun 2011. Usaha ini mulai tumbuh dari sebuah industri rumah tangga sederhana yang dikelola oleh suami dari Ibu Omarianon Habeahan .kemudian sewaktu suami
Ibu Omarianon Habeahan meninggal dunia, Ibu Omarianon kemudian melanjutkan untuk mengelola dan mengembangkan usaha kopi bubuk, tetapi
dengan atas nama koperasi. Untuk menjalanan usaha ini kemudian Ibu Omarianon mengajukan
proposal untuk mendapatkan bantuan modal dari pemerintah dengan mengikuti pelatihan di hotel Baristra selama seminggu dengan nama acara Achivement
Motivation Tranning, dalam acara pelatihan ini bertujuan untuk mengajukan permintaan bantuan pemerintah dalam menjalankan UKM baik itu koperasi
maupun pribadi atau perseorangan, judul yang diajukan oleh koperasi Ibu Omarianon Habeahan adalah permintaan mesin produksi kopi bubuk, ini karena
anggota koperasi ini semuanya wanita, dimana ada yang berprofesi sebagai petani kopi, toke kopi, pengecer kopi. Maka diberdayakan semua anggota-anggota
koperasi ini dan hanya usaha kopi lah yang bisa dan patut untuk dikembangkan. Pada umumnya masyarakat Dairi adalah peminum kopi, dari itu timbullah
pemikiran untuk meminta mesin kopi dengan mengajukan proposal. Proposal
yang diajukan oleh Ibu Habeahan diterima oleh pemerintah dan sebulan kemudian mesin kopi langsung diantarkan dari propinsi sumut yaitu Dinas
perindustrian. Dari ide Ibu Omarianon Habeahan dalam mengajukan proposal permohonan bantuan mesin kopi, dari situlah awalnya pengolahan kopi bubuk
Cap Nona Nantampuk Mas Sidikalang. Usaha Kopi Bubuk Cap Nona Nantampuk Mas atas nama koperasi, namun
Ibu Omarianon adalah sebagai Owner dan betanggung jawab penuh atas usaha tersebut, dan modal dalam menjalankan usaha adalah modal sendiri dari Ibu
Omarianon, baik itu tanah dan gedung tempat usaha, dan biaya-biaya operasional usaha lainnya.
4.1.2. Profil Usaha 1.
Identitas Usaha
Nama Usaha : Kopi Bubuk Cap Nona Nantampuk Mas Sidikalang
Jenis Utama Usaha : Produksi dan pemasaran kopi Alamat : Sidiangkat jln. Runding No. 184 Sidikalang Kabupaten
Dairi Sumatera Utara NPWP
: 154021745-128.000 Tanggal Daftar Usaha : 08-03-2010
2. Visi dan Misi Usaha
Visi
Menjadi usaha yang berkomitmen menghasilkan : Kopi Bubuk Asli tanpa campuran dan akan memproduksi Kopi Bubuk Asli dari biji kopi yang berkualitas
baik dan biji kopi pilihan dari tanaman kopi masyarakat Dairi.
Misi
a. Memproduksi kopi bubuk yang berdaya saing tinggi
b. Mengelola sumber daya usaha dengan baik untuk meningkatkan usaha
c. Memberikan pelayanan prima dan kepuasan kepada konsumen dan
pelanggan.
3. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian yang ada pada suatu organisasi atau usaha dalam menjalankan kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan.Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.Usaha kopi bubuk Cap Nona Nantampuk Mas Sidikalang tergolong masih usaha kecil sehingga struktur
organisasinya masih sangat sederhana. Tugas-tugas dan tanggung jawab setiap bagian yang ada pada struktur
organisasi usaha Kopi bubuk Cap Nona Nantampuk Mas Sidikalang diuraikan secara singkat sebagai berikut :
a. Pemilik Usaha Kopi Bubuk Cap Nona Nantampuk Mas Sidikalang
Pemilik usaha owner memiliki peran yang sangat penting.Owner memiliki tugas untuk membuat kebijakan dalan usaha tersebut dan
bertanggug jawab penuh atas semua kegiatan dalam usaha tersebut.Owner harus mengatur seluruh karyawan untuk melaksanakan
kebijakan yang telah dibuat, membiayai seluruh operasioanal usaha , serta memantau jalannya aktivitas usaha. Untuk itu owner harus
memiliki kemampan atau pengetahuan luas mengenai bisnis untuk bisa
melihat bagaimana kondisi usaha saat ini dan masa depan usaha tersebut.
b. Karyawan
Dalam menjalankan usaha ini jumlah karyawan ada 3 tiga orang. Para karyawa bekerja sama dalam menjalankan tugas yang diberikan
owner, adapun tugas-tugas dari karyawan tersebut yaitu, melakukan proses produksi kopi seperti mengsangrai kopi, menggiling kopi, dan
melakukan pengemasan, juga mengantar pesanan sampai ke tempat konsumen.
Struktur organisasi usaha Kopi Bubuk Cap Nona Nantampuk Mas Sidikalang ditunjukkan pada Gambar 4.1:
Gambar 4.1 : Struktur Organisasi
Sumber : Usaha Kopi Bubuk Cap Nona Nantampuk Mas Sidikalang, 2015
4. Kegiatan Operasional
Kegiatan Usaha Kopi Cap Nona Nantampuk Mas Sidikalang adalah proses produksi kopi dengan mengolah biji kopi menjadi kopi bubuk. Dalam sebulan
biasanya proses produksi dilakukan dua atau tiga kali produksi. Setiap kali
Pemilik Kopi Bubuk Cap Nona Nantampuk Mas Sidikalang
owner
karyawan Karyawan
Karyawan
melakukan produksi jumlah biji kopi mentah yang akan di produksi sebanyak 200 kg untuk menghasilkan 100 kg atau 110 kg kopi bubuk. Dalam proses produksi
kegiatan yang dilakukan dimulai dari penjemuran, mengsangrai kopi, menggiling kopi, dan kegiatan pengemasan kopi. Kemudian kopi tersebut dipasarkan, dengan
menyalurkan kepada distributor atau kios-kios dan warung-warung.Jumlah kopi yang disalurkan disesuaikan dengan permintaan para pelanggan.
5. Produk yang Ditawarkan dan Pemasaran
a. Produk yang Ditawarkan
Produk yang ditawarkan oleh usaha kopi bubuk Cap Nona Nantampuk Mas Sidikalang ini adalah kopi bubuk original saja dengan berbagai ukuran
kemasan.
Tabel 4.1 Daftar Harga Kopi
Berat Kopi Harga
Kopi 100 gr Rp 6.000,-
Kopi 250 gr Rp 15.000,-
Kopi 500 gr Rp 30.000,-
Sumber : Kopi Cap Nona Nantampuk Mas, 2015
b. Pemasaran
Dalam usaha memasarkan produk yang dihasilkan, setiap usaha harus dapat menguasai daerah pemasaran yang cukup luas untuk mendistribusikan
produk yang akan dipasarkan tersebut. Menguasai daerah pemasaran yang luas
merupakan suatu hal yang sangat penting bagi usaha, guna pencapaian keuntungan yang maksimal.
Semakin luas daerah pemasaran suatu usaha, maka semakin besar pula hasil produksi yang dapat dipasarkan.Hal ini memberikan berkembangnya usaha
lebih besar jika dibandingkan dengan usaha yang mempunyai daerah pemasaran yang sempit. Pencapaian ini akan mempengaruhi omzet penjualan yang akan
dicapaikan usaha kopi Cap Nona Nantampuk Mas. Dengan meningkatnya volume penjualan maka keuntungan yang diperoleh usaha kopi Cap Nona Nantampuk
Mas juga akan meningkat. Sebaliknya jika daerah pemasaran suatu usaha kecil atau sempit, maka akan sulit bagi usaha untuk meningkatkan volume penjualan,
tentunya nanti akan semakin kecilnya keuntungan yang diperoleh oleh usaha itu sendiri.
Usaha Kopi Cap Nona Nantampuk Mas Sidikalang dalam memasarkan produknya menggunakan jasa atau perantara pihak lain seperti perdagangan
melalui pesanan atau konsumen yang langsung minta kepada usaha dan sebagainya, namun ada juga sebagian dijual langsung ke konsumen. Adapun
daerah pemasaran pada usaha Kopi Cap Nona Nantampuk Mas Sidikalang adalah di dalam daerah Sidikalang maupun diluar daerah Sidikalang yaitu Medan.
4.2. Penyajian Data