Analisis Lingkungan Internal Analisis Lingkungan Eksternal

c. Strategi SO, strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. d. Strategi ST, yaitu strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. e. Strategi WO, strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. f. Strategi WT, strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

2.4.2 Analisis Lingkungan

Analisis lingkungan merupakan salah satu unsur penting dalam proses manajemen stratejik, sebab analisis lingkungan menghasilkan sejumlah informasi yang diperlukan untuk menilai dan melihat masa depan organisasiperusahaan. Lingkungan merupakan sumber yang sangat penting dan bermakna bagi perubahan dan strategi. Tujuan dari analisis adalah agar organisasiperusahaan mampu memanfaatkan informasi dan perubahan untuk mendapatkan keunggulan kompetitifnya di masa depan. Analisis lingkungan dibagi menjadi dua bagian yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal.

1. Analisis Lingkungan Internal

Pada lingkungan inernal, para manajer strategis harus dapat mengenali variable-variabel dalam perusahaan yang merupakan kekuatan atau kelemahan yang penting. Analisis lingkungan internal menghasilkan sejumlah informasi tentang kekuatan organisasional, yaitu apakah organisasi bekerja dengan baik.Kekuatan dan kelemahan harus dianalisis untuk makna strategik.

2. Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal atau biasanya disebut dengan analisis peluang dan ancaman organisasi perusahaan.Disebut demikian karena perubahan lingkungan eksternal perusahaan merupakan sumber utama ancaman dan peluang perusahaan baik di masa sekarang maupun di masa mendatang. Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua bagian yaitu lingkungan eksternal makro dan lingkungan eksternal mikro. Lingkungan eksternal makro terdiri atas : a. Lingkungan Fisik Lingkungan fisik merupakan hubungan timbal balik antara perusahaan dengan lingkungan hidupnya atau ekologinya. b. Lingkungan ekonomi Faktor ekonomi berhubungan dengan sifat dan arah ekonomi dimana suatu perusahaan beroperasi.Pola konsumsi masyarakat secara relatif dipengaruhi oleh tren sektor ekonomi dan pasar, sehingga dalam perencanaan stratejiknya setiap organisasiperusahaan harus mempertimbangkan arah tren ekonomi dari setiap sektor pada pasar yang mempengaruhi industri atas pasarnya. c. Lingkungan Politik dan Hukum Arah dan stabilitas politik dan hukum merupakan pertimbangan utama bagi para manajer dalam memformulasikan strategi perusahaan. Lingkungan politik dan hukum mencakup faktor-faktor yang dikendalikan oleh pemerintah, dimana unsur utamanya adalah ideologi politik pemerintahan, stabilitas pemerintahan, jumlah dan kekuatan partai politik, program kerja partai politik, sikap pemerintah terhadap dunia industri, kelompok lobbi, hukum dan peraturan yang harus dipatuhi dan dijalankan oleh perusahaan. d. Lingkungan Sosial-Budaya Faktor sosial-budaya dapat mempengaruhi aktivitas dan kinerja perusahaan mencakup keyakinan, nilai-nilai, sikap, pandangan, serta gaya hidup manusia sebagai akibat perkembangan dan perubahan kondisi kebudayaan, bahasa, ekologi, demografi, keberagaman, pendidikan, suku bangsa dan ras, serta mobilitas penduduk, lembaga sosial, simbol status, keyakinan agama. Kekuatan faktor sosial adalah dinamis, dengan perubahan yang konstan sebagai akibat dari usaha-usaha para individuuntuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya dengan mengendalikan dan menyesuaikan faktor lingkungan. e. Lingkungan Teknologi Teknologi merupakan pendorong utama dibalik pengembangan berbagai produk dan pasar baru, teknologi juga mempunyai pengaruh penting pada kinerja industri.Pengembangan teknologi telah mengurangi atau memperpendek jarak waktu antara gagasan, penciptaan, dan komersialisasi produk teknologi. f. Lingkungan Demografi Lingkungan demografi merupakan faktor populasi penduduk yang mempengaruhi perusahaan, karena penduduk sebagai plaku konsumsi dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Sedangkan lingkungan eksternal mikro menurut Michael E. Porter dalam bukunya Competitive Strategy memberikan konsep lingkungan industri yang dapat menjadi dasar dalam pemikiran strategik dan perencanaan bisnis. Porter menjelaskan lima kekuatan yang membentuk sifat dan derajat persaingan dalam suatu industri, yaitu : ancaman pendatang baru, kekuatan tawar pelanggan, kekuatan tawar pemasok, ancaman produk pengganti, dan ancaman dari pesing sejenis atau rivalry. a. Ancaman Pendatang Baru Threat Of Enrty Pendatang baru dalam suatu industry biasanya membawa dan menambah kapasitas baru, keinginan mendapatkan pangsa pasar market share, dan juga sumber daya baru. b. Kekuatan Pemasok Powerful Of Suppliers Pemasok menyediakan dan menawarkan input yang diperlukan untuk memproduksi barang atau menyediakan jasa oleh industri atau perusahaan. Organisasi di dalam suatu industri bersaing antara satu dengan lainnya untuk mendapatkan input seperti tenaga kerja, bahan baku, dan modal. c. Kekuatan Pembeli Pelanggan Power Of Buyers Pembeli atau pelanggan di sini terdiri dari pelanggan individual dan pelanggan organisasi.Dalam industri tertentu mungkin terdapat beberapa perantara pelanggan antara industri dengan pemakai atau konsumen akhir. d. Ancaman Produk Pengganti Produk pengganti dapat memberikan pilihan bagi pelanggan pembeli dan akan mengurangi keuntungan perusahaan. e. Analisis Pesaing Analisis pesaing memungkinkan organisasi menilai apakah organisasi tersebut dapat bersaing dengan sukses di dalam suatu pasar yang memberikan peluang-peluang keuntungan.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini membantu dalam memberikan gambaran atau menjadi referensi bagi calon peneliti yang ingin melakukan penelitian yang sejenis.Penelitian terdahulu ini diharapkan dapat memeberikan gambaran dalam penelitian strategi pengembangan usaha sesuai dengan kondisi lingkungan internal dan eksternal usaha.Berikut penelitian terdahulu yang telah melakukan penelitian berhubungan dengan strategi pengembangan usaha. Elfrida 2014 melakukan penelitian berjudul, “ Strategi Pengembangan Bisnis Budidaya Ikan Lele di Usaha Perikanan Rakyat”. Hasil penelitian menujukkan strategi yang dapat diterapkan di usaha Perikanan Rakyat untuk mengembangkan bisnis di masa akan datang adalah strategi agresif yaitu strategi pertumbuhan. Strategi agresif yang dapat diterapkan adalah meningkatkan volume produksi penjualan dan mempertahankan dan memperluas pangsa pasar.Strategi tersebut dapat memaksimalkan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada. Mulya 2014 melakukan penelitian berjudul “Strategi Pengembangan dan Peluang Bisnis Jasa Cuci Sepeda Motor Studi Kasus Pada Doorsmeer Saudara Jl. Saudara No. 40 Padang Bulan Medan”.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Doorsmeer Saudara memiliki peluang dan kekuatan yang mampu mendukung usaha jasa cuci sepeda motor. Dengan strategi alternatif yang diperoleh dari matriks SWOT menunjukkan strategi SO sebagai berikut: meningkatkan kualitas kebersihan dan kecepatan, merubah sistem kerja, memberikan pelayanan yang lebih diharapkan oleh konsumen, melakukan program pemasaran secara bertahap, menjalin hubungan dengan komunitas motor, memberlakukan voucher gratis, membuat system pembukuan yang praktis dan mudah dipahami, mewaspadai pesaing, menciptakan inovasi layanan, menyediakan fasilitas ruang tunggu yang lebih nyaman, sistem upah standar, dan menjalin kerjasama yang baik dengan pemasok. Gurning 2014 melakukan penelitian yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Pupuk Studi Kasus Pada UD.Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun”.Hasil penelitian menunjukkan strategi yang diterapkan adalah strategi agresif, yaitu strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Wahyuniarso 2013 melakukan penelitian yang berjudul “Strategi Pengembangan Industri Kecil Keripik Di Dusun Karangbolo Desa Lerep Kabupaten Semarang”.Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan analisis matrik SWOT, strategi yang dapat dilakukan untuk memberdayakan industri kecil keripik di dusun Karangbolo Desa Lerep Kabupaten Semarang adalah dengan strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal.Artinya strategi yang diterapkan lebih defensif, yaitu menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan profit yang di sebabkan oleh ancaman-ancaman. Arbi 2009 melakukan penelitian yang berjudul “Analisa Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong Studi Kasus Pada Desa Jati Kesuma, Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang”.Hasil penelitian menunjukkan masalah-masalah yang dihadapi oleh peternak sapi potong di daerah penelitian adalah musim hujan, suprodi masih tradisional, kurangnya perawatan terhadap ternak, tidak adanya penyuluhan, dan adanya persaingan. Adapun strategi yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah-masalah ini adalah meningkatkan produksi dan mutu ternak untuk menjaga harga dan permintaan tetap tinggi dan menjalin kerjasama dengan pemerintah Kabupaten Deli Serdang dalam mengaktifkan PPL agar peternak dapat lebih mengetahui tata cara perawatan dan pemeliharaan ternak sapi potong dengan baik. 35

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Mely dalam buku Silalahi 2009:28, penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan gejala, atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dan gejala lain dalam masyarakat. Menurut Traves dalam buku Umar 2001 : 22, metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Sedangkan menurut Gay dalam buku Umar 2001 : 22, metode deskriptif bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang menyangkut sesuatu pada waktu sedang belangsungnya riset.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada usaha Kopi Bubuk Cap Nona Nantampuk Mas Puncak Sidiangkat, Jl. Runding No. 184 Sidikalang Kabupaten Dairi.

3.3. Informan Penelitian

Informan merupakan orang-orang yang dapat menjadi sumber informasi dalam upaya pengumpulan data pada suatu penelitian. Informan dalam penelitian ada dua yaitu : 1. Informan Kunci key Informan Informan kunci merupakan informan yang mengetahui, memahami, dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.Informan kunci dalam penelitian ini adalah pemilik usaha Kopi Bubuk Cap Nona Nantampuk Mas Sidikalang. 2. Informan Utama Informan utama merupakan informan yang terlibat secara langsung dan berinteraksi dengan informan kunci.Informan utama dalam penelitian ini adalah karyawan dari usaha Kopi Bubuk Cap Nona Nantampuk Mas Sidikalang. 3. Informan Pelengkap Informan pelengkap dalam penelitian ini adalah konsumen Kopi Bubuk Cap Nona Nantampuk Mas Sidikalang.

3.4. Definisi Konsep

Konsep adalah untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat penelitian ilmu sosial Singarimbun, 1995 : 33. 1. Strategi adalah sebagai suatu cara dimana organisasi akan mencapai tujuan-tujuannya, sesuai dengan peluang-peluang dan ancaman-ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi serta sumber daya dan kemampuan internal organisasi Jatmiko, 2003 : 134. 2. Pengembangan usaha dalam tanggung jawab dari setiap pengusaha atau wirausaha yang membutuhkan pandangan ke depan, motivasi, dan kreativitas Anoraga, 2007:66. Dimana pengembangan usaha adalah suatu langkah atau tahapan sebuah perusahaan membuat usahanya menjadi lebih maju dengan memahami terlebih dahulu faktor internal dan eksternal untuk memaksimalkan perolehan laba.

3.5. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah defenisi dari variable-variabel yang dipilih oleh peneliti. Adapun variable-veriabel tersebut yaitu : 1. Strength S, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini. Kekuatan adalah kompetensikhusus yang memberikan keunggulan komparatif bagi perusahaan di pasar.Kekuatan dapat terkandung dalam sumber daya, keuangan, citra, kepemimpinan pasar, hubungan pembeli-pemasok, dan faktor-faktor lain. Dimana usaha kopi bubuk ini memiliki sumber daya atau bahan baku untuk membuat kopi bubuk yaitu kopi robusta banyak tersedia di daerah Sidikalang, dan kopi robusta merupakan komoditas pertanian unggulan Kab. Dairi. 2. Weakness W, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini.Fasilitas, sumber daya keuangan, kapabilitas manajemen, keterampilan pemasaran, dan citramerek dapat merupakan sumber kelemahan dalam suatu usaha. Hal-hal tersebut yang sangat mendukung pengembangan usaha kopi bubuk, maka harus diperhatikan sebaik-baiknya dan dapat dijadikan sebagai kekuatan usaha. 3. Opportunity O, adalah sitauasi atau kondisi yang merupakan peluang di luar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan. Identifikasi segmen pasar yang tadinya terabaikan, serta membaiknya hubungandengan pembeli atau pemasok dapat memberikan peluang bagi usaha kopi bubuk Cap Nona Nantampuk Mas. 4. Threat T, adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang akan datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan.Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar, meningkatnya kekuatan tawar-menawar pembeli atau pemasok, perubahan teknologi, serta peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi ancaman bagi keberhasilan perusahaan. Faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan dalam perusahaan jika tidak diatasi maka akanmenjadi hambatan bagi usaha kopi bubuk cap Nona Nantampuk Mas baik masa sekarang maupun yang akan datang.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mengumpulkan data-data yang relevan bagi penelitian Azuar, 2013 : 70. Metode pengumpulan data ini dilakukan berdasarkan : 1. Teknik pengumpulan data primer Data primer adalah data mentah yang diambil oleh peneliti sendiri bukan oleh orang lain dari sumber utama guna kepentingan penelitiannya, dan data tersebut sebelumnya tidak ada Juliandi, 2013:67. Data primer dalam penelitian dikumpulkan melalui : a. Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara lansung terhadap objek yang akan diteliti yang dilakukan secara sistematis melihat dan mengamati sendiri, mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya. Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti yaitu usaha Kopi Bubuk Sidikalang Cap Nona Nantampuk Mas. b. Wawancara, yaitu dialog langsung antara peneliti dengan responden penelitian.Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data berdasarkan dialog langsung dengan informan secara mendalam untuk mengetahui sesuatu hal yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti mengadakan wawancara langsung kepada pemilik usaha. 2. Teknik pengumpulan data sekunder Data sekunder adalah data yang sudah tersedia yang dikutip oleh peneliti guna kepentingan penelitiannya.Data aslinya tidak diambil peneliti tetapi oleh pihak lain Juliandi, 2013:67. Data sekunder dalam penelitian ini dikumpukan melalui : a. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku- buku, jurnal, internet, dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan masalah yang dibahas di dalam penelitian. b. Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang berkaitan dengan objek penelitian.

3.7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah menginterpretasikan data-data yang telah didapatkan dari lokasi penelitian dan diolah untuk mendapatkan informasi dan fakta.Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif dengan melakukan pendekatan kualitatif.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif menggambarkan secara sistematik dan fakta akurat tentang karakteristik objek yang diteliti.Data yang dikumpulkan bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi, maupun mempelajari implementasi Wirartha, 2005:155.Menurut Juliandi 2013: 89 analisis data deskriptif berarti menganalisis data untuk permasalahan variabel-variabel mandiri.Peneliti tidak bermaksud untuk menganalisis hubungan atau keterkaitan antarvariabel.

2. Matriks Faktor Strategi Eksternal

Sebelum membuat matriks faktor strategi eksternal terlebih dahulu mengetahui faktor strategi eksternal EFAS. Cara-cara penentuan EFAS yaitu : a. Susunlah dalam kolom 1 sampai dengan 10 peluang dan ancaman. b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 paling penting sampai 0,0 tidak penting. Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis. c. Hitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing factor dengan memberikan skor mulai dari 4 outstandin sampai dengan 1 Poor, berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk peluang yang bersifat positif peluang yang semakin besar diberi rating 4, tetapi jika peluangnya sedikit, diberi rating 1. Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya, yaitu jika niai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1 tetapi jika ancamannya sedikit, ratingnya adalah 4. d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing factor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,00 outstanding sampai 1,0 poor. e. Gunakan kolom untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung. f. Jumlah skor pembobotan pada kolom 4, untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tersebut bereaksi terhadap faktor- faktor strategis eksternalnya. Tabel 3.1 Matriks Eksternal Factor Analysis Summary EFAS Faktor-Faktor Strategi Eksternal 1 Bobot 2 Rating 3 Bobot X Rating 4 Komentar 5 PELUANG ANCAMAN TOTAL 1,00 Sumber : Rangkuti 2013:25

3. Matriks Faktor Strategi Internal

Sebelum membuat matriks faktor strategi iternal terlebih dahulu mengetahui faktor strategi internal IFAS. Cara-cara penentuan IFAS : a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1. b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 paling penting sampai 0,0 tidak penting, berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,0. c. Hitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan memberikan skor mulai dari 4 outstandin sampai dengan 1 Poor, berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variablel yang bersifat positif semua variable yang masuk kategori kekuatan diberi nilai mulai dari 1 sampai dengan 4 sangat baik, sedangkan variable yang bersifat negatif, kebalikannya. Jika kelemahan perusahaan besar sekali, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan rendah, nilainya adalah 4. d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,00 outstanding sampai 1,0 poor. e. Gunakan kolom untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung. f. Jumlah skor pembobotan pada kolom 4, untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertetu bereaksi terhadap faktor- faktor strategis internalnya. Tabel 3.2 Matriks Internal Factor Analysis Summary IFAS Faktor-Faktor Strategi Internal 1 Bobot 2 Rating 3 Bobot X Rating 4 Komentar 5 KEKUATAN KELEMAHAN TOTAL 1 ,00 Sumber : Rangkuti 2013:27 Pada tahap selanjutnya sub total EFAS dan IFAS akan dimasukkan ke dalam kuadran analisis SWOT untuk menentukan di kuadran mana perusahaan tersebut berada. Dari hasil ini akan dapat ditarik kesimpulan. Kuadran analisis SWOT dapat dilihat pada Gambar 3.1 : Kuadran III Kuadran I Mendukung strategi turn-around Mendukung strategi agresif Kuadran IV Kuadran II Mendukung strategi defensive Mendukungstrategi diversifikasi Gambar 3.1 : Diagram Analisis SWOT Sumber : Rangkuti 2013:20 Kuadran I : kuadran ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif growth oriented strategy. Kuadran II : meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari strategi yan harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi. Kuadran III : perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendalakelemahan internal. Fokus pada strategi perusahaan ini adalah meminimalkan Kelemahan Internal Kekuatan Internal Berbagai Peluang Berbagai Ancaman masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Kuadran IV : merupakan kondisiyang serba tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai macam ancaman eksternal sementara sumber daya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Usaha 4.1.1. Sejarah Usaha Usaha Kopi Bubuk Cap Nona Nantampuk Mas Sidikalang merupakan usaha yang didirikan di Sidikalang jl. Runding No. 184 Kabupaten Dairi pada tahun 2011. Usaha ini mulai tumbuh dari sebuah industri rumah tangga sederhana yang dikelola oleh suami dari Ibu Omarianon Habeahan .kemudian sewaktu suami Ibu Omarianon Habeahan meninggal dunia, Ibu Omarianon kemudian melanjutkan untuk mengelola dan mengembangkan usaha kopi bubuk, tetapi dengan atas nama koperasi. Untuk menjalanan usaha ini kemudian Ibu Omarianon mengajukan proposal untuk mendapatkan bantuan modal dari pemerintah dengan mengikuti pelatihan di hotel Baristra selama seminggu dengan nama acara Achivement Motivation Tranning, dalam acara pelatihan ini bertujuan untuk mengajukan permintaan bantuan pemerintah dalam menjalankan UKM baik itu koperasi maupun pribadi atau perseorangan, judul yang diajukan oleh koperasi Ibu Omarianon Habeahan adalah permintaan mesin produksi kopi bubuk, ini karena anggota koperasi ini semuanya wanita, dimana ada yang berprofesi sebagai petani kopi, toke kopi, pengecer kopi. Maka diberdayakan semua anggota-anggota koperasi ini dan hanya usaha kopi lah yang bisa dan patut untuk dikembangkan. Pada umumnya masyarakat Dairi adalah peminum kopi, dari itu timbullah pemikiran untuk meminta mesin kopi dengan mengajukan proposal. Proposal yang diajukan oleh Ibu Habeahan diterima oleh pemerintah dan sebulan kemudian mesin kopi langsung diantarkan dari propinsi sumut yaitu Dinas perindustrian. Dari ide Ibu Omarianon Habeahan dalam mengajukan proposal permohonan bantuan mesin kopi, dari situlah awalnya pengolahan kopi bubuk Cap Nona Nantampuk Mas Sidikalang. Usaha Kopi Bubuk Cap Nona Nantampuk Mas atas nama koperasi, namun Ibu Omarianon adalah sebagai Owner dan betanggung jawab penuh atas usaha tersebut, dan modal dalam menjalankan usaha adalah modal sendiri dari Ibu Omarianon, baik itu tanah dan gedung tempat usaha, dan biaya-biaya operasional usaha lainnya.

4.1.2. Profil Usaha 1.