melakukan produksi jumlah biji kopi mentah yang akan di produksi sebanyak 200 kg untuk menghasilkan 100 kg atau 110 kg kopi bubuk. Dalam proses produksi
kegiatan yang dilakukan dimulai dari penjemuran, mengsangrai kopi, menggiling kopi, dan kegiatan pengemasan kopi. Kemudian kopi tersebut dipasarkan, dengan
menyalurkan kepada distributor atau kios-kios dan warung-warung.Jumlah kopi yang disalurkan disesuaikan dengan permintaan para pelanggan.
5. Produk yang Ditawarkan dan Pemasaran
a. Produk yang Ditawarkan
Produk yang ditawarkan oleh usaha kopi bubuk Cap Nona Nantampuk Mas Sidikalang ini adalah kopi bubuk original saja dengan berbagai ukuran
kemasan.
Tabel 4.1 Daftar Harga Kopi
Berat Kopi Harga
Kopi 100 gr Rp 6.000,-
Kopi 250 gr Rp 15.000,-
Kopi 500 gr Rp 30.000,-
Sumber : Kopi Cap Nona Nantampuk Mas, 2015
b. Pemasaran
Dalam usaha memasarkan produk yang dihasilkan, setiap usaha harus dapat menguasai daerah pemasaran yang cukup luas untuk mendistribusikan
produk yang akan dipasarkan tersebut. Menguasai daerah pemasaran yang luas
merupakan suatu hal yang sangat penting bagi usaha, guna pencapaian keuntungan yang maksimal.
Semakin luas daerah pemasaran suatu usaha, maka semakin besar pula hasil produksi yang dapat dipasarkan.Hal ini memberikan berkembangnya usaha
lebih besar jika dibandingkan dengan usaha yang mempunyai daerah pemasaran yang sempit. Pencapaian ini akan mempengaruhi omzet penjualan yang akan
dicapaikan usaha kopi Cap Nona Nantampuk Mas. Dengan meningkatnya volume penjualan maka keuntungan yang diperoleh usaha kopi Cap Nona Nantampuk
Mas juga akan meningkat. Sebaliknya jika daerah pemasaran suatu usaha kecil atau sempit, maka akan sulit bagi usaha untuk meningkatkan volume penjualan,
tentunya nanti akan semakin kecilnya keuntungan yang diperoleh oleh usaha itu sendiri.
Usaha Kopi Cap Nona Nantampuk Mas Sidikalang dalam memasarkan produknya menggunakan jasa atau perantara pihak lain seperti perdagangan
melalui pesanan atau konsumen yang langsung minta kepada usaha dan sebagainya, namun ada juga sebagian dijual langsung ke konsumen. Adapun
daerah pemasaran pada usaha Kopi Cap Nona Nantampuk Mas Sidikalang adalah di dalam daerah Sidikalang maupun diluar daerah Sidikalang yaitu Medan.
4.2. Penyajian Data
Untuk memulai suatu usaha akan diawali dengan karena adanya ide atau gagasan yang dianggap memiliki peluang yang menguntungkan. Usaha yang akan
didirikan diyakini akan memberikan keuntungan dan akan berkembang untuk kedepannya. Dari ide usaha yang dipilih tersebut maka dirancang perencanaan
untuk kemudian diimplematisikan dalam bentuk kerja nyata dengan memanajemen usaha dengan baik agar usaha tetap berjalan baik sehingga
mencapai tujuan yang ditetapkan. Pada bagian penyajian data, penulis akan menyajikan data-data yang
penulis peroleh dari hasil penelitian dilapangan observasi dan hasi wawancara dengan informan penelitian. Adapun informan penelitian ini adalah informan
kunci yaitu pemilik usaha, informan utama yaitu karyawan , informan pelengkap yaitu konsumen. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data yang penulis butuhkan
untuk penelitian ini.Berikut data dari informan dalam penelitian ini.
Tabel 4.2 Identitas Informan
Nama Ja
batan Ting
kat Pendidikan
U mur
tahun Status
Omarian on Habeahan
O wner
SM U
6 Informan
Kunci Irwan
Ka ryawan
SMP 2
Informan Utama
Sahala Ka
ryawan SMP
2 3
Informan Utama
Sahnan Ko
nsumen S1
3 Informan
Pelengkap Iska
Ko S1
2 Informan
Aisyah nsumen
5 Pelengkap
Awal Limbong
Ko nsumen
SM A
4 5
Informan Pelengkap
Sumber : Kopi Cap Nona Nantampuk Mas, 2015 Informan penelitian ini sengaja penulis ambil untuk membantu dalam
mencari informasi yang dibutuhkan penulis untuk melengkapi data yang dibutuhkan penulis.
4.2.1. Hasil Wawancara
Usaha kopi Cap Nona Nantampuk Mas merupakan usaha produksi kopi bubuk.Usaha ini terletak di Puncak Sidiangkat, Jl. Runding Nomor 184 Sidikalang
Kabupaten Dairi. Usaha kopi bubuk ini adalah usaha yang menguntungkan untuk dikembangkan karena pada ummunya masyarakat di semua Negara adalah
peminum kopi khususnya di Kabupaten Dairi, dimana bahan baku yang digunakan yaitu kopi robusta yang merupakan hasil petani masyarakat Dairi dan
banyak berada di sekitar lokasi usaha dan rasa kopi Sidikalang yang terkenal dengan rasa yang enak dan khas.
Kopi bubuk Cap Nona Nantampuk Mas Sidikalang ini sebenarnya merupakan usaha atas nama koperasi tetapi dikelola oleh Ibu Omarianon
Habeahan sendiri, dimana Ibu Omarianon Habeahan sendiri adalah ketua koperasi dan sebagai ujung tombak usaha ini. Dengan demikian Ibu Omarianon disebut
dengan Owner dapat dikatakan pemilik usaha, karena Ibu Omarianon Habeahan yang bertanggung jawab sepenuhnya dalam mengelola usaha ini. Sehingga usaha
kopi didirikan berada di sekitar rumah Ibu Omarianon , selain usaha produksi kopi
bubuk Ibu Omarianon juga mengelola beberapa usaha lainnya seperti Hotel, Restoran, dan Karaoke.
Dalam mengelola usaha produksi kopi bubuk Ibu Omarianon Habeahan di bantu oleh 3 tiga orang karyawan. Para karyawan direkrut tanpa harus
memenuhi syarat-syarat tertentu seperti pendidikan, pengalaman kerja, tetapi yang diutamakan harus rajin dan disiplin dalam bekerja, para karyawan belajar
langsung di tempat produksi kopi. Dalam proses produksi menggunakan alat mesin mulai dari sangrai sampai pada penggilingan. Tetapi untuk pengemasan
masih dilakukan dengan manual. Bahan baku yang digunakan untuk kopi bubuk ini adalah kopi robusta,
dimana sumber bahan baku tersebut adalah dari anggota koperasi tersebut, karena sebagian anggota koperasi merupakan toke kopi, pengecer kopi, dan petani kopi,
juga dari Ibu Omarianon Habeahan sendiri karena Ibu Habeahan juga merupakan petani kopi dan memiliki kebun kopi.
Ibu Omarianon Habehan selalu menjaga kualitas kopi bubuk, dimana kopi ini selalu di utamakan rasa dan mutu yang baik. Terkadang pengusaha kopi yang
lain dalam memproduksi kopi bubuk bahan bakunya dicampur dengan bahan lain seperti jagung dikarenakan harga jagung jauh lebih murah daripada kopi robusta
sehingga akan mendapatkan keuntungan lebih banyak dan dapat memasarkan kopi dengan harga yang lebih murah kepada konsumen, tetapi itu tetap akan
mempengaruhi rasa kopi tersebut. Sedangkan Ibu Omarianon Habeahan memiliki prinsip untuk tidak merugikan konsumen dengan menjaga kulitas produk untuk
menjaga kepercayaan dan loyalitas konsumen.
Dalam menetapkan harga kopi, Ibu Habeahan mengikuti harga pasar, yaitu dengan menyesuaikan harga bahan baku. Harga kopi ini ditetapkan dengan harga
standar yang sangat terjangkau oleh konsumen. Kenaikan harga bahan baku akan mengakibatkan naiknya harga kopi bubuk, begitu juga sebaliknya, tetapi dalam
waktu ini harga masih tergolong tetap stabil, karena harga kopi robusta yang stabil juga.
Kopi bubuk tersebut kemudian dipasarkan dengan menyalurkan ke toko- toko, kios-kios, swalayan ataupun kedai kopi.Ibu Habeahan juga menyediakan biji
kopi sangrai arabika dan robusta untuk memenuhi permintaan pelanggan pengusaha cafe-cafe.Pangsa pasar kopi ini adalah seluruh masyarakat dengan
cakupan pemasaran di Dairi dan Medan.Untuk menjalankan usaha ini Ibu Habeahan harus bermitra atau menjalin kerjasama dengan para pedagang eceran
untuk memasarkan kopi bubuk ke konsumen.Untuk meningkatkan volume penjualan Ibu Omarianon selalu berusaha untuk memperluas cakupan usaha
dengan selalu manambah mitra dengan banyak pengusaha pedagang eceran baik di Sidikalang dan di luar Sidikalang.
Untuk memperluas cakupan usaha ini Ibu Habeahan melakukan promosi dengan menggunakan media massa seperti, koran, spanduk-spanduk, dan juga
media elektronik seperti, radio, internet yaitu melalui facebook. Promosi ini bertujuan juga agar masyarakat luas lebih mengenal kopi bubuk ini dimana kopi
Cap Nona Nantampuk Mas ini masih merupakan usaha pemula yang masih berdiri sekitar 3-4 tahun. Kopi bubuk ini juga diperkenalkan ke masyarakat dengan
mengikuti kegiatan pameran-pameran, seperti di PRSU yang sering melakukan kegiatan pameran untuk memperkenalkan budaya dan produk-produk lokal setiap
daerah, Ibu Habeahan mengikuti pameran tersebut untuk memperkenalkan kopi Cap Nona Nantampuk Mas sebagai kopi khas Sidikalang.
Untuk menjalankan usaha ini yang paling berperan penting adalah modal, meskipun usaha ini atas nama koperasi, tetapi modal dalam mendirikan usaha ini
adalah dari Ibu Habeahan sendiri baik itu tanah, gedung, dan semua yang bertanggung jawab dalam mengelola usaha ini adalah Ibu Habeahan sendiri.
Usaha ini juga mendapatkan bantuan modal dari pemerintah yaitu berupa mesin produksi kopi setelah Ibu Habeahan mengajukan proposal bantuan pemerintah
dengan mengikuti pelatihan selama seminggu di hotel Baristra dengan tema acara Achivement motivation tranning, acara ini bertujuan untuk mengajukan
permintaan bantuan pemerintah dalam menjalankan UKM baik itu koperasi ataupun pribadi atau perseorangan. Dan Ibu Habeahan mengajukan proposal
untuk bantuan mesin kopi dari pemerintah. Tingkat persaingan tinggi, karna sudah semakin banyak yang menjalankan
usaha produksi kopi, baik usaha lokal maupun perusahaan-perusahaan Nasional.Dengan lebih dari 500 perusahaan pengolahan kopi di Indonesia, maka
tingkat persaingan di industri ini sudah pasti sangat tinggi. Produk-produk perusahaan nasioanal terutama yang memiliki brand yang sudah besar di
Indonesia seperti Kapal Api, ketersediaannya sudah hampir merata diseluruh wilayah, dimana mereka menawarkan variasi rasa, harga yang terjangkau, dan
melakukan promosi yang edukatif dan kreatif yang menarik minat konsumen. Untuk menghadapi banyaknya tantangan dalam persaingan baik dari pesaing baru
atau lama yaitu dengan meningkatkan mutu, yaitu dari segi rasa, segi kualitas, dari kemasan, dari promosi, dan harganya.
Saat ini teknologi semakin berkembang, dan dengan perkembangan teknologi ini banyak pengusaha memanfaatkan untuk meningkatkan dan
mengembangkan cakupan usaha.Tetapi Ibu Omarianon Habeahan masih menggunakan teknologi yang sederhana, dan kurang mengikuti trend teknologi
karena masih kurang pemahaman untuk menggunakan teknologi yang muncul saat ini.Sementara banyak pesaing menggunakan teknologi untuk
memperkenalkan produknya dan digunakan sebagai alat atau wadah untuk memperjual belikan produk ke konsumen.Dengan menggunakan teknologi dalam
menjalankan usaha dapat memperkecil biaya operasional usaha dan lebih efisien.
4.2.2. Analisis Data
Dalam menilai usaha maka perlu dilakukan analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan, sehingga diketahui apa saja yang menjadi
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan dan peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh suatu usaha. Dari analisis tersebut dapat ditentukan strategi
yang tepat untuk digunakan dalam mengembangkan usaha.
1. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah model yang digunakan untuk analisis situasi suatu usaha. Analisis SWOT bertujuan untuk merumuskan strategi perusahaan dengan
mengidentifikasi yang menjadi kekuatan Strengths dan kelemahan Weakness yang dimiliki suatu usaha melalui telaah terhadap kondisi internal perusahaan dan
mengidentifikasi yang menjadi peluang opportunity dan ancaman threats yang akan dihadapi suatu usaha melalui telaah terhadap kondisi eksternal perusahaan.
a. Analisis Faktor-Faktor Eksternal EFAS
Untuk menganalisis faktor-faktor eksternal EFAS yaitu dengan melalui tahap atau kegiatan-kegiatan yaitu dengan mengenali kekuatan kunci faktor-faktor
eksternal yang mempengaruhi kinerja usaha, mengumpulkan data dan informasi mengenai faktor-faktor tersebut, kemudian mengidentifikasikan faktor-faktor
eksternal tersebut yang secara strategis merupakan peluang dan ancaman terhadap usaha, selanjutnya menstabulasi dengan memberi bobot dan rating serta
memperbandingkan peluang dan ancaman yang dihadapi. Langkah-langkah untuk memonitor faktor-faktor eksternal pada tabel
Lembar Kerja Evaluasi Faktor Eksternal pada Lampiran 4 adalah sebagai berikut:
1 Identifikasi faktor-faktor kunci eksternal mana saja yang merupakan
peluang dan beri tanda “P” pada kolom “sifat” kolom 2, dan faktor-
faktor mana saja yang merupakan ancaman dan beri tanda “A” pada
kolom tersebut. 2
Beri bobot untuk setiap faktor, yaitu faktor tidak penting diberi bobot 0,00 sampai dengan 1,00 untuk faktor penting, pada kolom “Bobot” kolom 6.
Bobot menunjukkan kepentingan relatif dari faktor terhadap organisasi, agar organisasi bisa berhasil dalam industri organisasi. Jumlah seluruh
bobot maupun faktor-faktor yang merupakan peluang maupun faktor- faktor yang merupakan ancaman harus sama dengan 1,00. Utnuk
memudahkan pembobotan, beri nilai 0 sampai dengan 4 pada kolom “Nilai” kolom 5: 0 = tidak penting; 2 = agak penting; 3 = penting; 4 =
sangat penting. Setelah semua faktor-faktor kunci eksternal diberi nilai, nilai tersebut dijumlahkan, dan bobot untuk suatu faktor kunci eksternal
adalah nilai yang diberikan kepada faktor dibagi dengan jumlah nilai semua faktor. Dan apabila semua bobot faktor-faktor kunci eksternal
dijumlahkan, akan diperoleh nilai sutu. Faktor-faktor yang diberi nilai lebih besae dari pada nol 0 hendaknya faktor yang benar-benar
mempunyai pengaruh yang signifikan. Kalau ada dua faktor atau lebih yang mirip yang sama-sama merupakan peluang atau sama-sama
merupakan ancaman atau kedua faktor itu mempunyai hubungan sebab- akibat, yang diberikan nilai lebih besar dari pada nol hanya salah satu saja.
3 Berikan peringkat 1 dan 2 pada kolom 9 untuk faktor-faktor kunci
eksternal yang merupakan peluang dan peringkat 2 dan 1 pada kolom 12 untuk faktor-faktor kunci eksternal yang merupakan ancaman untuk
menentukan seberapa jauh strategi organisasi waktu ini dapat merespon memanfaatkan untuk faktor-faktor peluang dan menghindari untuk faktor-
faktor yang merupakan ancaman. Untuk peluang: 1 = rendah kurang efektif dan 2 = tinggi cukup efektif, sedangkan untuk ancaman 2 =
rendah kurang efektif dan 1 = tinggi cukup efektif. Hasil identifikasi faktor kunci eksternal yang merupakan peluang dan
ancaman,pembobotan dan rating pada tabel lembar kerja evaluasi faktor-faktor eksternal yang dilampirkan dipindahkan ke tabel Matriks Evaluasi Faktor
Eksternal EFE untuk diberi skor: bobot x rating. Skor faktor-faktor kunci
eksternal yang merupakan peluang dan yang merupakan ancaman masing-masing dijumlah dan kemudian diperbandingkan. Berikut Matriks Evaluasi Faktor
Eksternal.
Tabel 4.3 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal
Faktor-faktor Kunci Internal B
obot R
ating Skor
Bobot x Rating
PELUANG OPPORTUNITIES O
1. Meningkatkan kualitas produk dari
pesaing 2.
Pelayanan yang lebih baik 3.
Perhatian pemerintah terhadap UKM cukup besar
4. Melakukan promosi yang lebih luas
5. Memperluas jaringan kerjasama atau
mitra usaha 6.
Perkembangan teknologi untuk produksi dan perluasan pemasaran
7. Bahan baku yang memadai
8. Bahan baku berkualitas baik
9. Respon atau sikap masyarakat
terhadap produk baik ,09
,05
,05
,04
,09 2
1 2
1 2
2
2 2
1 0,18
0,05 0,10
0,04 0,18
0,14
0,14 0,14
0,04
,07
,07
,07
,04
Total Skor Peluang ,57
1,01
ANCAMAN THREATS T
1. Tingkat persaingan tinggi
2. Brand produk pesaing lebih dikenal
masyarakat 3.
Pesaing memiliki inovasi produk yaitu dari segi rasa
4. Tingkat permintaan pasar masih
tergolong rendah 5.
Pengaruh kebijakan pemerintah terhadap usaha dan daya beli
konsumen 6.
Teknologi informasi yang digunakan masih sederhana
,09
,07
,07
,09
,04 1
1
1
1
2
1 0,09
0,07
0,07
0,09
0,08
0,07
,07
Total Skor Ancaman ,43
0,47
Total Bobot Peluang dan Ancaman 1
,00 Selisih Skor Peluang dengan Skor
Ancaman 0,54
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 Tabel EFAS di atas dapat dilihat bahwa, sub total peluang opportunity
yaitu 1,01, sedangkan sub ancaman threats yaitu 0,47, hal ini menunjukkan bahwa peluang usaha lebih besar dari pada ancaman.
b. Analisis Faktor-Faktor Internal IFAS