menempuh pendidikan hingga Diploma 1 dan Diploma 3, dan ada beberapa anggota pula yang hanya menempuh pendidikan hingga aliyah atau setingkatnya.
Selain itu, mayoritas dari anggota Fosma Bekasi mengenyam bangku kuliah di Universitas swasta prosentasenya sebanyak 72,5 , Universitas Negeri sebanyak
20,7 , Universitas di luar negeri sebanyak 3,4 dan Aliyah Pondok pesantren atau setingkatnya sebanyak 3,4 . Bagi Fosma Bekasi status pendidikan bukanlah
hal yang menjadi batasan bagi siapapun yang ingin berperan aktif dalam forum ini. Fosma sebagai salah satu wadah untuk mempererat ikatan silaturahmi,
dengan tangan terbuka menerima siapapun yang ingin bergabung dalam forum ini, karena yang diutamakan dari setiap anggota adalah memiliki tanggung jawab dan
keinginan yang kuat untuk memajukan Kota Bekasi dan menyebarkan nilai-nilai 165.
37
D. Latar Belakang Asal Daerah
Disaat kita membahas mengenai masyarakat, maka tidak akan terlepas dari istilah kebudayaan, karena keduanya tidak dapat dipisahkan dan saling berkaitan
satu sama lain. Dalam buku “Mengerti Sosisologi” karya M.Amin Nurdin dan Ahmad Abrori, dijelaskan bahwa masyarakat dan budaya memiliki hubungan yang
sangat erat. Hal yang membedakan adalah pada tatanan konsep saja. Kebudayaan
37
Hasil wawancara dengan AIR Ketua Fosma Bekasi Periode 2006-2007, Pada tanggal 13 November 2008.
mampu mempengaruhi bagaimana seseorang berinteraksi, dan menciptakan interaksi tersebut lebih terorganisir.
38
Pada penelitian ini, peneliti juga mencoba melihat bagaimana keanekaragaman anggota Fosma Bekasi dari sisi asal daerah.
berikut ini tabel asal daerah dari Fosma 165 Bekasi:
Tabel 4 No
Asal daerah Jumlah
Prosentase 1.
Bali 1 orang
3,4 2.
Jawa 18 orang
62,1 3.
DKI Jakarta 6 orang
20,7 4.
Kalimantan 2 orang
7 5.
Nusa Tenggara Barat 1 orang
3,4 6.
Sumatra 1 orang
3,4 Jumlah
29 orang 100
Sumber data: diperoleh dari kumpulan biodata Fosma Bekasi
Dari data diatas diketahui bahwa terdapat keanekaragaman asal daerah dari anggota Fosma Bekasi. Mayoritas anggota Fosma Bekasi berasal dari daerah Jawa,
baik Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa timur, dan minoritas dari daerah Sumatera dan Nusa Tenggara Barat. Namun mayoritas anggota Bekasi telah berdomisili
cukup lama di Jakarta.
E. Latar Belakang Sosial Ekonomi
Dalam sebuah Negara, ekonomi merupakan bagian penting yang selalu
menjadi perhatian, karena keberadaan negara tersebut tak lain adalah untuk mensejahterakan rakyatnya. Di zaman modernisasi seperti saat ini, tingkatan
Amin Nurdin dan Ahmad Abrori, Mengerti Sosiologi, h 61
ekonomi seseorang tentu menggambarkan bagaimana status sosialnya dalam masyarakat. Pada tabel di bawah ini, akan dijelaskan prosentase ekonomi dilihat
dari jenis pekerjaan yang digeluti oleh orang tua dari anggota Fosma Bekasi adapun data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 5 No
Pekerjaan orang tua Jumlah
Prosentase 1.
Karyawan swasta 14 orang
48,3 2.
Pegawai negeri sipil 8 orang
27,6 3.
Pilot 1 orang
3,4 4.
Wiraswasta 6 orang
20,7 Jumlah
29 orang 100
Sumber data: diperoleh dari kumpulan biodata Fosma Bekasi Dari tabel di atas menunjukkan, bahwa mayoritas orang tua dari anggota
Fosma Bekasi pekerjaannya adalah karyawan swasta, tingkatan kedua pegawai negeri sipil, wiraswasta, dan pilot. Dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas
anggota Fosma Bekasi berada pada tingkatan ekonomi menengah keatas. Hal lain yang membuktikan adalah dari pengamatan yang saya lakukan dalam setiap
kegiatan Fosma Bekasi, hampir seluruh anggota memiliki kendaraan pribadi baik motor maupun mobil.
BAB IV DAMPAK TRAINING EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT
TERHADAP PENINGKATAN KEYAKINAN BERAGAMA
A. Motivasi Mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient ESQ.
Sampai detik ini, perjalanan manusia untuk menemukan hal-hal baru dalam kehidupannya seolah tidak pernah berakhir. Ini merupakan sifat alami manusia
yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah dimilikinya. Manusia memiliki potensi untuk bisa menilai baik buruknya sesuatu karena manusia
diberikan akal dan yang terpenting adalah hati nurani sebagai petunjuk dalam bertindak dan melakukan sesuatu. Keinginan kuat untuk mengetahui sesuatu yang
masih tersembunyi atau misteri, dalam istilah penyelidikan ilmiah disebut kuriositas.
Keingintahuan manusia tidak terbatas pada benda-benda yang nyata, tetapi juga pada hal-hal yang bersifat metafisik, yang tidak terjangkau oleh
penelitian yang bersifat ilmiah. Sifat yang melekat pada diri manusia ini, merupakan anugerah dari Allah, agar manusia mau dan mampu menelaah lebih
jauh tentang sifat-sifat dan kebesaran dari Rabbnya.
39
Jika manusia mau mempelajari dan menelaah segala sesuatu yang berada di jagad raya ini, termasuk hal-hal yang berada dalam diri manusia, maka pertemuan
Farida Hanum, Mengenal Jati Diri Manusia Menurut Al-Qur’an Jakarta:Pustaka Raudatul Muttaqin,2004, h 139.