Beragama”Studi kasus: Alumni Training Emotional Spiritual Quotient Yang Tergabung  Dalam  Forum  Silaturahmi  Mahasiswa  Fosma  Wilayah  Bekasi,
dan masalah utama adalah meneliti bagaimana dampak training Emotional Spiritual Quotient terhadap peningkatan keyakinan beragama.
B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH
Dalam  penelitian  ini,  pokok  permasalahan  yang  ingin  diungkap  adalah, bagaimana  dampak  yang  dirasakan  alumni  setelah  mengikuti  Training  Emotional
Spiritual  Quotient,  khususnya  terhadap  peningkatan  keyakinan  beragama.  Agar penelitian ini dapat berjalan lebih fokus dan mendapatkan hasil yang akurat, maka
secara geografis peneliti membatasi wilayah dan subjek penelitiannya, yaitu dengan memfokuskan  kepada  alumni  Training  ESQ  mahasiswa  yang  tergabung  dalam
Forum Silaturahmi Mahasiswa Fosma wilayah Bekasi. Berdasarkan pembatasan masalah diatas dapat dirumuskan pertanyaan  yang
sangat menunjang penelitian ini yaitu: Bagaimana  dampak  Training  Emotional  Spiritual  Quotient  terhadap
peningkatan keyakinan beragama? Di  bawah  ini  terdapat  dua  pertanyaan  yang  sangat  menunjang  dalam
pelaksanaan penelitian yaitu: 1.
Apa  motivasi  alumni  untuk  mengikuti  Training  Emotional  Spiritual Quotient?
2. Bagaimana respon alumni terhadap Training Emotional Spiritual Quotient?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian
Dalam  penulisan  skripsi  ini,  Penulis  memiliki  tujuan  yang  ingin  dicapai dengan  mempertimbangkan  pengalaman  yang  dialami  oleh  alumni  Training
Emotional  Spiritual  Quotient,  yang  menjadi objek penelitian penulis.  Oleh  karena itu gambaran dari tujuan penelitian ini adalah :
a. Untuk  mengetahui  bagaimana  respon  alumni  terhadap  Training
Emotional Spiritual Quotient. b.
Untuk  mengetahui  motivasi  alumni  mengikuti  training  Emotional Spiritual Quotient.
c. Untuk mengetahui dan menganalisa bagaimana dampak yang dirasakan
alumni  setelah  mengikuti  Training  Emotional  Spiritual  Quotient khususnya terhadap peningkatan keyakinan beragama.
d. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana S.Sos di
Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Manfaat Penelitian
a. Memberikan  informasi  yang  obyektif  kepada  mahasiswa  dan  instansi
pendidikan, mengenai Training  yang membangun kecerdasan Emotional Spiritual dan intelektual.
b. Menjadi  bahan  evaluasi  sekaligus  wadah  untuk  menyampaikan  opini
kepada lembaga Training Emotional Spiritual Quotient. c.
Menambah wawasan sosial keagamaan, khususnya mengenai keyakinan beragama alumni Training Emotional Spiritual Quotient.
D. METODOLOGI  PENELITIAN
Penelitian  dan  ilmu  pengetahuan  merupakan  suatu  kesatuan  yang  tidak mungkin dipisahkan. Penelitian  adalah, alat  untuk  mengembangkan  ilmu  tersebut,
dan  dengan  penelitianlah  maka  ilmu  dapat  ditingkatkan  serta  menjelaskan  gejala- gejala  yang  ada  khususnya  gejala-gejala  sosial.  Penelitian  adalah  suatu  kegiatan
yang  dilakukan  secara  teliti,  cermat,  serta  menelaah  dengan  sungguh-sungguh.
9
Penelitian  dilakukan  untuk  menemukan  pengetahuan  baru  yang  telah  teruji kebenarannya secara obyektif di dunia sosial, dan adapun metode yang digunakan
dalam penelitian skripsi ini adalah:
1. Pendekatan dan jenis penelitian
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial Bandung : PT. Rosdakarya, 2004 , hal. 1
Penelitian  ini  adalah  jenis  penelitian  kualitatif,  dengan  metode    deskriftif, yakni  metode  yang  bertujuan  untuk  memberikan  gambaran  tentang  suatu
masyarakat  atau  suatu  kelompok  orang  tertentu,  dengan  jalan  mendeskripsikan sejumlah variabel  yang berkenaan dengan masalah dan unit  yang sedang diteliti.
10
Sedangkan  pendekatan  yang  digunakan  pada  penelitian  ini  adalah,  studi  kasus. Pada  penelitian  ini,  pendekatan  studi  kasus  digunakan  agar  seseorang  atau  suatu
kelompok tertentu yang diteliti dapat ditelaah secara komperhensif, mendetail, dan mendalam.
2. Subjek penelitian
Subjek  penelitian  adalah  merujuk  kepada  individu  atau  kelompok  yang dijadikan  unit  atau  satuan  kasus  yang  diteliti.
11
Dalam  penelitian  ini,  subjek penelitian  adalah  alumni  Training  Emotional  Spiritual  Quotient  untuk  mahasiswa
yang  tergabung  dalam  Forum  Silaturahmi  Mahasiswa  FOSMA  wilayah  Bekasi. Penelitian ini melibatkan 10 informan  yang terdiri dari anggota dan pengurus dari
Forum  Silaturahmi  Mahasiswa  FOSMA  wilayah  Bekasi,  yang  seluruhnya  telah mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient Basic.
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, hal. 35. Sanafiah  Faisal,  Format-Format  Penelitian  Sosial  Jakarta:  PT.  Raja  Grafindo  Persada,  2007,
hal. 109.
3. Teknik pengumpulan data
Untuk  mendapatkan  sumber  data  tersebut  penulis  menggunakan  teknik pengumpulan data dengan cara sebagai berikut:
a.  Observasi,  yaitu  pengamatan  dan  pencatatan  secara  sistematik  terhadap
fenomena-fenomena  yang  akan  diteliti.  Teknik  ini  digunakan  agar  peneliti memperoleh  data  yang  maksimal  dan  akurat.  Teknik  ini  memungkinkan
peneliti  menarik  kesimpulan  ihwal  makna  dan  sudut  pandang  responden, kejadian, peristiwa, atau proses yang diamati. Lewat teknik ini, peneliti akan
melihat  sendiri  pemahaman  yang  tidak  terucapkan,  bagaimana  teori digunakan  langsung  dan  sudut  pandang  nara  sumber  atau  responden  yang
mungkin tidak didapati dari wawancara. Pada  penelitian  ini,  peneliti  menggunakan  metode  observasi  partisipatoris,
yakni  peneliti  akan  terlibat  dan  berinteraksi  langsung  dengan  subjek  penelitian. Mengamati  kegiatan  keseharian  dan  aktivitas  dari  subjek  penelitian  yaitu,  alumni
training  ESQ  yang  tergabung  dalam  Forum  Silaturahmi  Mahasiswa  FOSMA Wilayah Bekasi.
b. Wawancara  mendalam  Depth  Interview,  yaitu  pengumpulan  data
dengan  mengajukan  pertanyaan  secara  langsung  dan  mendalam  kepada subjek  atau  informan  penelitian.  Pertanyaan-pertanyaan  kepada  informan
dikemukakan secara lisan, dan tidak menyimpang dari pedoman wawancara. Agar  penelitian  mendapatkan  informasi  yang  akurat  dan  maksimal,  maka
peneliti  melibatkan  10  responden  yang  kesemuanya  adalah  pengurus  dan anggota dari Forum Silaturahmi Mahasiswa FOSMA Wilayah Bekasi.
c. Kepustakaan  Library  Research,  yaitu  dengan  membaca  dan  menelaah
buku-buku yang berkenaan dengan penulisan skripsi ini.
4. Instrument pengumpulan data
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penulisan skripsi  ini  adalah  pedoman  wawancara,  tape  recorder,  dan  buku  catatan.
Pertanyaan-pertanyaan yang dimuat dalam pedoman wawancara hanya yang pokok, dan umumnya merupakan pertanyaan terbuka dan tidak berstruktur.
Pada  penelitian  ini,  penulis  tidak  menetapkan  pertanyaan-pertanyaan  yang baku, akan tetapi Tanya jawab yang bersifat bebas dan terbuka, agar tercipta
suasana yang akrab dan informanpun tidak merasa sedang diteliti.
5. Sumber data
Dalam penelitian ini data dikategorikan ke dalam dua jenis yaitu: Data  primer  dan  data  sekunder.  Data  primer  didapatkan  dari  hasil
wawancara,  dan  observasi.  Adapun  data  sekunder  dalam  penelitian  ini adalah  yang  didapatkan  dari  bahan  tertulis  atau  kepustakaan,  yakni  buku-
buku,  jurnal  ilmiah,  artikel,  dan  terbitan  ilmiah  yang  ada  hubungannya dengan pembahasan.
6. Analisis data
Dalam  penulisan  skripsi  ini  analisis  data  yang  digunakan  adalah analisis data kualitatif, peneliti tidak menggunakan angka atau data statistik,
tetapi  berupa  analisis  terhadap  data  yang  berkaitan  dengan  penjelasan- penjelasan  dan  pendapat-pendapat  yang  ada  dalam  penelitian  skripsi  ini.
Dalam  penelitian  kualitatif,  setiap  data  atau  catatan  dilapangan,  baik diperoleh  melalui  wawancara  maupun  observasi,  kemudian  dirangkum,
diikhtisarkan,  dan  diseleksi  dengan  melihat  aspek-aspek  penting  yang muncul.  Peneliti  kemudian  membuat  ringkasan  pada  tiap-tiap  kasus,  yang
penulisannya tidak terlepas dari kerangka teori dan pedoman wawancara.
7. Waktu dan tempat penelitian
Waktu penelitian dimulai pada tanggal 9 Agustus sampai tanggal 14 November 2008. Penulis melakukan observasi partisipatoris dan wawancara
mendalam  kepada  anggota  dan  pengurus  Fosma  Bekasi,  dan  dilengkapi dengan wawancara mendalam dengan salah satu Trainer ESQ yaitu Muchlis
Syamsuddin murid dari Master Training ESQ yaitu Ary Ginanjar Agustian. Adapun  tempat  penelitian  yaitu  di  daerah  Bekasi,  dengan  cara  penulis
terlibat  langsung  dan  aktif  dalam  kegiatan-kegiatan  yang  diselenggarakan oleh Fosma Bekasi.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Penulisan skripsi ini disusun secara sistematis berdasarkan pembahasan yang dibutuhkan, dan disusun kedalam lima bab sebagai berikut :
Bab pertama    I , membahas tentang pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah,  pembatasan  dan  perumusan  masalah,  tujuan  dan
mamfaat  penelitian,  metode  penelitian,  dan  sistematika penulisan.
Bab kedua II  ,    membahas  mengenai  kajian  teori  yang  digunakan  sebagai
rujukan  dan  penunjang  dalam  penelitian  skripsi  ini,  yaitu  : pertama membahas mengenai defenisi IQ, EQ, dan SQ, yang
kedua mencoba
mendefinisikan Training
Emotional Spiriritual  Quotient,  mulai  dari  sejarah  berdirinya  training
tersebut, macam-macam  training, dan materi-materi  training ESQ.  Pada  bagian  ketiga  membahas  mengenai  pengertian
keyakinan  agama,  dan  pengaruh  keyakinan  agama  dalam kehidupan sosial.
Bab  ketiga              III,  membahas  tentang  profil  organisasi  Forum  Silaturahmi Mahasiswa Fosma wilayah Bekasi. Pada bab ini juga dibahas
mengenai profil 10 informan, latar belakang jenis kelamin dan usia, daerah, sosial, ekonomi, dan pendidikan alumni Training
Emotional  Spiritual  Quotient  yang  tergabung  dalam  Forum Silaturahmi Mahasiswa FOSMA 165 Bekasi.
Bab keempat   IV,  merupakan  analisa  dari  hasil  penelitian  dalam  skripsi  ini, berisi  analisa  dampak  Training  Emotional  Spiritual  Quotient
terhadap  peningkatan  keyakinan  beragama  yaitu  meliputi, pandangan  alumni  mengenai  makna  keyakinan  agama,
kehidupan  agama  alumni,  kemampuan  alumni  dalam menciptakan  kebahagiaan  hidup,  kemampuan  alumni  dalam
menjaga  hubungan  sosial,  dan  kemampuan  alumni  dalam mencari  penawar  dalam  tekanan  jiwa,  serta  menganalisis
motivasi dan respon alumni terhadap training ESQ. Bab kelima
V, berisi penutup yang membahas kesimpulan, saran-saran, daftar pustaka, dan lampiran-lampiran.
BAB II KAJIAN TEORI
A. DESKRIPSI TRAINING EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT
1. Pengertian IQ, EQ, dan SQ.
Manusia  adalah  mahluk  paling  mulia  dan  paling  sempurna,  itulah  yang difirmankan Allah dalam Al-Qur’an Nul Karim. Keistimewaan manusia adalah akal
yang  dianugerahkan  kepadanya,  sehingga  ia  mampu  berfikir,  mengamati, menganalisis  banyak  hal  dan  kejadian,  kemudian  menyimpulkan  seluruh
permasalahan dan mencari  solusi  terbaiknya.  Kesemuannya itu  tentu  mengunakan akal dan melalui proses berfikir. Dengan akal pula, maka manusia menjadi khalifah
di  muka  bumi  ini,  dan  wajib  untuk  menjalankan  amanat  tersebut  dengan  sebaik- baiknya.  Semua  informasi  dan  ilmu  yang  didapat  manusia  sejak  ia  masih  kecil,
merupakan  landasan  awal  untuk  membangun  proses  berfikirnya  dikemudian  hari, melalui tahap-tahapan yang harus dilalui hingga ia dewasa.
12
Informasi inilah yang mengembalikan  semua  ingatannya  hingga  kemudian  ia  dapat  menimbang,  dan
membandingkan satu dan lainnya, lalu diorganisasikan dan menyatukannya dalam sebuah  metode  yang  akan  ia  gunakan  untuk  mencapai  ilmu  dan  informasi  yang
lebih akurat.
Mufsir Bin Said Az-Zahrani, Konseling terapi  Jakarta:PT.Gema Insani, 2005, hal 274
17