Kesimpulan SARAN KESIMPULAN DAN SARAN

Lampiran 2 Panduan Wawancara Penelitian Perawatan Ibu Postpartum Menurut Budaya Aceh Di Desa Garot Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Tahun 2014 No. Responden : Tanggal : Pertanyaan penelitian 1. Apa yang biasanya ibu makan atau konsumsi setelah melahirkan? 2. Bagaimana menurut ibu kebiasaan yang dilakukan setelah melahirkan? 3. Apa yang ibu lakukan untuk memulihkan kondisi ibu setelah melahirkan? 4. Apa yang ibu gunakan untuk membersihkan daerah kemaluan setelah 5. melahirkan? 6. Apa saja pantangan yang tidak boleh dilakukan setelah melahirkan? 7. Apakah ibu pernah melakukan kusuk setelah melahirkan? Lampiran 3 Instrumen Penelitian Perawatan Ibu Postpartum Menurut Budaya Aceh Di Desa Garot Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Tahun 2014 No Responden : Petunjuk Pengisian : Data Demografi 1. Umur : 2. Pendidikan : 3. Lama bekerja : 4. Agama : 5. Alamat : PARTISIPAN A Peneliti : Kalau boleh saya tau ibu suku apa ya? Partisipan : “Saya suku aceh” Peneliti : Ibu orang aceh asli bu? Partisipan : “iya” Peneliti : Dari orang tua gimana bu? Partisipan : “orang tua dua duanya dari aceh pidie” Peneliti : Kalau suami ibu? Partisipan : “Kebetulan dari aceh besar aceh rayeuk” Peneliti : Baiklah kalau begitu ibu orang aceh asli ya bu. Kalau begitu bagaimana dengan adat istiadat bu? Mana yang lebih kental yang sering ibu gunakan? Partisipan : “hm... karna kita besar di keluarga aceh pidie jadi aceh pidie. Begitu kadang kadang ada campuran juga dari ayah orang ini. Ayah anak anak maksudnya” Peneliti : Memangnya ada perbedaan bu antara adat aceh pidie dengan aceh besar? Partisipan : “ Ga ada sih. Karna kan kita suku aceh hampir hampir sama gitu juga. Ga ada perbedaan yang signifikan”. Peneliti : Owh begitu ya buk. Boleh ga ibu ceritakan kepada saya pengalaman ibu setelah melahirkan? Partisipan : “itu maksudnya gimana” Peneliti : Pengalaman ibu setelah melahirkan misalnya ya apa yang ibu rasakan, bagaimana perasaan ibu, apa yang ibu lakukan pada saat perawatan setelah melahirkan? Partisipan : “ misalnya dulu setelah saya selesai bersalin, saya langsung dimandikan menggunakan air hangat yang ada jeruk purutnya juga di akhir oleh keluarga saya. ya kebetulan saya bersalin dirumah bidan. Ya tapi memang saya minum obat juga. Obat dari ibu bidannya. Kemudian saya difooding juga sama telur ayam kampung. Saya juga melakukan ya istilahnya melakukan adat ya. Tapi saya rasa sangat bermamfaat bagi saya jadi saya juga melaksanakan anjuran dari orang tua saya dan juga dari mertua” Peneliti : Obat apa buk yang ibu minum saat itu? Partisipan : “ dari bidannya sendiri ada obat tambah darah, ya mereknya saya sudah lupa tapi kata ibu bidannya obat tambah darah trus untuk kalsium juga trus untuk tambah asi. Ya seinggat saya itu sih” Peneliti : Obatnya ibu minum secara rutin? Partisipan : “ Biasanya saya minum sehari sekali. Tapi itu saya minum paginya. Kalau malam saya minumnya jamu. Malam harinya sebelum makan” Peneliti : Ibu rutin juga minum jamunya? Partisipan : “iya. Setiap malam saya minum” Peneliti : Bagaimana perasaan ibu setelah minum jamu? Partisipan : “saat setelah melahirkan saya merasa luar biasa sangat kuat daripada saat hamil. Jadi saat minum itu ya jelas perasaan tidak pusing lagi ya perasaannya lebih kuatlah” Peneliti : Kalau ibu lupa atau tidak minum dalam sehari itu bagaimana bu. Apakah ada perbedaannya? Partisipan : “ kalau obat tambah darah karna saya biasanya memang kurang darahnya dari hamil. Saya memang kadang kadang agak pusing gitu juga” Peneliti : Jadi ibu kalau ibu tidak minum ibu merasa kurang darah. Memangnya berapa tekanan darah ibu normalnya? Partisipan : “biasanya sih normal 110. Tapi pada saat hamil darah saya sering dibawah 100. Seringnya 90 gitu” Peneliti : Ibu tadi berbicara kepada saya tentang adat adat yang ibu jalani. Adat seperti apa ya bu kalau boleh saya tau? Partisipan : “adat istiadatnya maksudnya tidak boleh makan telur bebek gitu. Trus kalau makan nasinya ga bole makan pake kuah atau ikan laut yang bikin alergi katanya gatal-gatal. Trus harus banyak makan sayur yang pasti. Sayurnya direbus untuk tambah asi. Trus itu direbus. Itu yang paling sering saya makan. Setiap hari satu mangkuk. Saya hanya boleh makan tahu tempe sebagai lauknya kawan nasi. Gaboleh pake minyak.” Peneliti : kenapa buk yang ibuk bilang tadi gak boleh makan telur bebek. Apa hubungannya? Partisipan : “ telur bebek katanya sih larangan aja saya gatau juga gimana tapi katanya rahimnya ga bagus nanti cairannya keluar aja trus nanti juga bikin bau badan. Peneliti : Ibu pada saat itu kan mengikuti semua adat istiadatnya. Bagaimana perasaan ibu? Partisipan : memang kalau kita ikuti secara adat itu memang capek karena banyak banget aturannya seperti misalnya kakinya kalau tidur tidak boleh terbuka. Jalannya harus sepelan mungkin trus kalau kita buang air besar ga boleh jongkok lebar lebar itu mesti pake bangku atau secara duduk. Trus waktu tidurnya pake arang apa namanya yang di uapin atau diasapin gitu biar badannya lebih kuat trus darahnya lebih apa namanya maksudnya kan badan kita gitu lebih keras ga lembek lagi. Peneliti : Ibu siapa yang menganjurkan seperti ini ? Partisipan : “ itu orang tua saya Peneliti : Orang tua ibu yang mengajarkan siapa lagi bu? Tau darimana apakah dari tetangga atau bagaimana ? Partisipan : “ hm... dari nenek nenek. Turun temurun Peneliti : Oo dari nenek nenek berarti sudah diajarkan oleh keluarga ya buk. Kalau seandainya tidak ibu lakukan bagaimana? Partisipan : “ kebetulan waktu, ini kan saya sudah tiga anaknya. Dulu pas anak pertama ngerasa ah itu tiduk tidak penting tapi tetap saya kerjakan. Kemudian pada saat melahirkan anak kedua ah, saya mau lihat penting gak sih ngelakuin hal-hal seperti itu. Jadi pada saat anak pertama dan kedua itu ada terasa perbedaannya. Perbedaannya pada saat anak pertama saya merasa lebih kuat, lebih muda, lebih segar hm.... tapi pada saat anak keduanya saya merasa lebih cepat lelah trus cepat merasa capek, ya seperti itu. Peneliti : Trus tadi ibu bilang ibu ada banyak larangan kan seperti ga boleh jalan cepat cepat. Nah itu kenapa buk? Partisipan : “ jalan cepat cepat nanti rahimnya turun, dikhawatirkan seperti itu. Saya juga harus pakai sandal trus kemana aja. Kalau ga pasti saya masuk angin. Peneliti : Jadi ibu berapa hari tidak boleh jalan cepat-cepat? Partisipan : Kalau dalam istiadat kami itu 100 hari harus betul-betul tidak boleh tidak pake mangkung atau gurita seperti itu. Peneliti : Itu kapan saja dipakai bu mangkung atau guritanya ? Partisipan : “ itu mangkung atau stagennya dipakai setiap hari seharusnya 3 bulan atau seratus hari kecuali saat kekamar mandi dan diganti setiap kali kekamar mandi. Peneliti : Kenapa buk digantinya setiap ke kamar mandi. Berarti setiap ibu pipis ? Partisipan : “ tidak. Setiap saya mandi. Akan tetapi setiap balik dari kamar mandi akan dibenarkan kembali cara pemakaiannya. Peneliti : Itu panjangnnya berapa buk? Partisipan : “ ada yang 2 meter ada juga yang model ikat pake tali Peneliti : Ibu selalu menggunakannya? Partisipan :ya kadang-kadang saat itu anak pertama ya selalu. Anak kedua saya merasa itu tidak perlu jadi tidak saya pakai. Tapi kemudian saya pakai lagi pada saat saya melahirkan anak ketiga lagi. Peneliti :Apa perasaan ibu ? kenapa ibu tidak menggunakan mangkung di anak kedua seperti pada saat melahirkan anak pertama dan ketiga ? Partisipan :saya ingin tau bagaimana kalau apakah yang dikatakan oleh orang tua kami itu ada manfaatnya karena saya juga baca baca buku kesehatan katanya tidak ada yang sesuai dengan apa yang saya kerjakan seperti memakai mangkung, tidur tidak boleh ngangkang, jalan harus pelan- pelan, itu tidak ada di buku kesehatan. Jadi saya coba saja. Karena itu membuat saya sedikit tersiksa karena membatasi gerak, membuat pegal. Peneliti : Jadi setelah ibu gunakan, apa manfaatnya bagi ibu Partisipan :mamfaatnya pakai mangkung itu perut saya lebih datar, tidak kembung. Tidak ada meler-meler itu trus saya merasa lebih kuat dan saya jarang sakit perut. Peneliti : Berapa hari ibu gunakan ? Partisipan : seharusnya 100 hari tapi tidak pada anak kedua karna hanya sebulan. Tapi kemudian saya pakai 100 hari kembali pada anak ketiga Peneliti :Ibu tadi menjelaskan pantangan soal makanan, tidak boleh minum banyak air putih ya buk? Partisipan : boleh minum air putih banyak tapi tidak boleh sekaligus. Misalnya sekaligus itu jangan memang boleh minum air putih tapi dianjurkan minum air rebusan daun-daunan 44. Itu yang lebih bikin kita jadi kuat Peneliti :Dedaunan 44 itu apa buk? Partisipan : kebetulan itu sejenis jamu yang dijual dipasaran. Bilang aja daun 44” Peneliti : Isinya apa ya bu? Partisipan : isinya itu ada 44 macam daun direbus untuk diminum. Salah satunya daun peugaga, daun pacar gaca, unseumpeung Urang-aring. Sebaiknya memang setiap kali kita haus jangan minum air putih tapi air rebusan ini. Peneliti : Seperti apa rasanya bu? Partisipan : rasanya sangat pahit dan sangat kelat Peneliti :Jadi setiap ibu minum, ibu minum rebusan ini. Tidak lagi mengkonsumsi air putih ? Partisipan :saya minum. Apalagi perasaan saya tidak enak banget sesudah minum air rebusan ini karena pada dasarnya saya bukan orang yang suka minum jamu. Peneliti : Jadi berapa lama ibu minum ini ? Partisipan :Seharusnya minum ini 44 hari dan setiap hari diminumnya. Tapi saya masih ada bolong bolong juga kok, apalagi kalau ga ada orang tua saya. Hehehe Peneliti : Apa perasaan ibu setelah minum rebusan ini ? Partisipan :saya merasa bukan saat itu juga kita merasakan manfaatnya akan tetapi setelah 100 harinya kita sanggup mengurus anak sendiri. Sambil mengerjakan pekerjaan rumah tangga juga. Peneliti : Siapa yang menganjurkan ibu ? Partisipan :orang tua juga “ Peneliti : Apakah ibu berdasarkan adat aceh buk ? Partisipan : setau saya seperti itu. Karena mertua juga mengajurkan seperti itu. Peneliti : Jadi, ada tidak buk kepercayaan orang aceh yang lain ? Partisipan : misalnya seperti apa ya ?” Peneliti : Ya, yang ibu belum sebutkan tadi. Partisipan :kepercayaan orang aceh ya kalau belum 100 hari kalau bisa jangan keluar rumah dulu. Yang belum 44 hari jangan keluar sama sekali. Peneliti : Kenapa buk ? Partisipan :itu mungkin karena badan kita kan belum bersih, trus kan jangan kena matahari juga. Matahari pagi sih tidak apa. Tapi ditakutkan kena angin nanti jadi mudah sakit. Peneliti : Ibu pernah tidak mengalaminya ? Partisipan :ya saya udah pernah coba waktu anak kedua. Saya tidak mengindahkan anjuran adat bukan tidak sama sekali tapi tidak sepenuhnya saya lakukan dan sangat terasa perbedaannya antara anak pertama dan keduanya jauh banget. Saya merasa lebih tua pada saat itu. Peneliti : Selain daun 44, ibu ada tidak mengkonsumsi jamu-jamuan yang lain ? Partisipan :ada, kunyit atau induk kunyit trus jinten trus pakai gula merah, asam jawa, kemudian buah mangkeng sejenis jeruk nipis tapi setau saya hanya ada di aceh” Peneliti : Bagaimana cara membuatnya ? Partisipan :Kunyit dihaluskan kemudian, dicampur semua bahannya ditambahkan madu kemudian diminum dengan air hangat. Bagusnya minumnya sebelum makan Peneliti : Berapa kali ibu minum setiap harinya ? Partisipan : sekali setiap pagi aja” Peneliti : Bagimana perasaan ibu, apa yang ibu rasakan ? Partisipan : egar, enak, rasanya saya bisa melakukan aktifitas sepanjang hari “ Peneliti : Kegunaannya apa buk ? Partisipan :bisa membuat badan lebih segar dan mempercepat proses penyembuhan.” Peneliti : Siapa yang mengajarkan ibu minum jamu ini ? Partisipan : “ orang tua saya. Ini adat istiadat keluarga saya” Peneliti : Kemudian ibu tadi bercerita tentang kalau ibu tidur diasapi? Partisipan : Iya saya tidur di rangkang atau tempat duduk yang dari kayu istilahnya sale. Peneliti : Seperti apa sale itu buk? Partisipan : “ kebetulan itu disebuah rakit atau dipan tapi ga pake alas. Karena kalau pake alas ditakutkan terbakar dengan uap. Jadi gitu aja. Rasanya seperti di steam. Kayak kita pergi ke tempat sauna. Banyak keluar keringat. “ Peneliti : Sebanyak apa keringatnya buk? Partisipan : “ sangat banyak. Dari rambut sampai ke daleman basah semua. “ Peneliti : Saya lihat ini rumah ibu lantainya keramik. Bagaimana cara ibu melakukan sale ? Partisipan : “ Saya memakai panci dari tanah diisi arang. Kemudian kita bakar dulu. Tapi bakarnya diluar rumah. Kita tunggu sampai tinggal arang merahnya saja tapi tidak ada api, kemudian kita bawa kembali ke dalam rumah, kita letakkan diatas tungku kaki tiga sebagai alas panci dan diletakkan dibawah dipan. Ya sudah kemudian saya tidur saja diatasnya.” Peneliti : Apa ibu harus selalu tidur kalau sale ini ? Partisipan : “ Bisa aja duduk kok, ada tempat duduk khususnya dia. Dibuat khusus yang dibagian alas duduknya ada ruang ruang sehingga asap bisa masuk. “ Peneliti : Berapa lama ibu melakukannya ? Partisipan : “ hm... memang sebaiknya 100 hari tapi 44 hari saja sudah cukup saya rasa.” Peneliti : Berapa lama ibu disale setiap harinya ? Partisipan : “ itu tergantung kita sendiri. Kalau saya pada saat anak sudah tidur, saya mulai tidur diatas dipan sampai anak bangun, bagusnya sih 4-5 jam dalam sehari.” Peneliti : Bagaimana perasaan ibu setelah disale ? Partisipan : “ rasanya segar, seperti habis masuk sauna aja. Cuman yang gak enaknya pada saat tiduran diatas itu aja karena panas. “ Peneliti : Apakah setelahnya ibu langsung mandi ? Partisipan : “ tidak, saya tunggu keringatnya kering dulu baru saya mandi.” Peneliti : Kenapa harus tunggu kering buk? Kenapa ibuk tidak langsung mandi ? Partisipan : “ perasaan saya saja yang tidak enak kalau saya langsung mandi “ Peneliti : Pernah tidak buk ibuk segera mandi dengan keadaan berkeringat ? Partisipan : “ kebetulan tidak pernah Peneliti : bagaimana dengan aktifitas ibu sehari hari ? Partisipan : tidak banyak aktifitas yang saya lakukan. Saya lebih banyak istirahat sambil meletakkan batu panas di sale. Saya tidak diperbolehkan jalan kecuali ke kamar mandi, atau mengambil bayi kalau dia nangis. Tapi saya dilarang untuk tidur siang atau saat magrib. Peneliti : kenapa buk ? : katanya nanti badan saya akan semakin gemuk. Kalau magrib gak bagus, bikin saya cepat lupa. Peneliti : bagaimana dengan menyusui buk? Ibu menyusui tidak ? : iyalah dek, kan asi harus diberikan untuk bayi saya. Untuk memperbanyak asi saya makan daun katuk, kates juga, trus payudara saya juga dipijat khusus supaya asinya lebih cepat keluar, saya juga dianjurkan makan tape sebagai selingan karna bagus untuk asi juga, Peneliti : siapa yang mengajarkan ibu ? Partisipan : orang tua saya dan ini sudah menjadi kebiasaan kami turun temurun. PARTISIPAN B Peneliti : bagaimana dulu proses saat ibu melahirkan ? Partisipan : Setelah melahirkan, saya disuruh mandi oleh mama saya. Airnya sudah dicampur sama jeruk purut. Kemudian saya disuruh minum obat Peneliti : untuk apa jeruk purut buk ? Partisipan : untuk menghilangkan bau amis dari darah. Peneliti : obat apa yang ibu minum ? Partisipan : air mancur Peneliti : isinya apa ya bu? Partisipan : pilis, param, untuk di kepala, badan Peneliti : dikepala pada saat kapan kita mulai pakai buk? Partisipan : sesudah 40 atau 44 hari Peneliti : sesudah 40 hari bu? Partisipan : dari habis melahirkan sampai 44 hari Peneliti : isinya apa saja ya buk? Darimana ibu mendapatkannya? Partisipan : saya beli di pasar Peneliti : kalau jamu yang dikepala buk? Partisipan : sama, satu paket dia. Pilis digunakan dikepala agar kita tidak sakit kepala, pusing, bagus untuk mata juga. Peneliti : ada tidak yang ibu minum atau ibu gunakan selain yang tadi ibu jelaskan ? Partisipan : ada yang bikinan sendiri untuk diminum. Air kunyit. Peneliti : kegunaannya untuk apa buk? Partisipan : untuk menyembuhkan luka dari dalam. Kan pada saat melahirkan luka didalam. Kalau kita rutin minumnya ini bisa menyembuhkan luka tersebut. Juga bisa merapatkan kembali. Membuat kita awet juga. Peneliti : berapa hari ibu minumnya? Berapa kali ibu minumnya ? Partisipan : sampai 44 hari. Satu kali sehari. Sesudah makan pagi. Peneliti : ada tidak kebiasaan yang ibu lakukan lagi sesudah melahirkan ? Partisipan : ada. Bakar batu. Sesudah dibakar batunya diletakkan diatas perut Peneliti : batunya yang bagaimana buk ? Partisipan : batu yang kecil. Kira kira beratnya tidak lebih dari 1 kg. Peneliti : bagaimana prosesnya buk ? Partisipan : setelah dibakar diletakkan diatas perut. Kita pakai alas berupa kain karna kan panas. Supaya tidak langsung membakar kulit perut. Peneliti : berapa lama batunya dibakar buk? Partisipan : ya sampai panas. Peneliti : berapa lama ibu meletakkan batunya di atas perut buk ? Partisipan : ya seterusnya. Kalau batunya sudah dingin dibakar kembali kemudian diletakkan kembali begitu seterusnya. Peneliti : apakah ibu tidak kepanasan ? Partisipan : kan tadi kita gunakan kain sebagai alas. Ah, saya lupa kita siram dulu batunya dengan air dingin baru kemudian kita alaskan kain dan letakkan di atas perut. Peneliti : tujuan disiram air untuk apa buk ? Partisipan : untuk menghilangkan debu dan abu arang yang menempel. Kemudian batu akan tahan lama panasnya jika disiram air terlebih dahulu. Peneliti : tujuan meletakkan batu di atas perut untuk apa buk? Partisipan : kalau kata orang jaman biar perutnya naik lagi. Peneliti : pernah tidak ibu tidak mengerjakannya ? Partisipan : tidak, tidak pernah. Peneliti : ada tidak perbedaan antara kita meletakkan batu tersebut dengan tidak buk? Partisipan : tidak tau saya. Tapi kalau sekarang sudah tidak diperbolehkan lagi kalau kata orang. Peneliti : berapa orang jumlah anak ibu ? semuanya ibu kerjakan seperti ini ? Partisipan : iya. Semuanya ada. Kemudian ada sale juga pakai arang. Peneliti : sale itu seperti apa buk ? Partisipan : ya tidur kemudian kita di sale selama 20 hari. Peneliti : tidur seperti apa yang ibu maksud ? Partisipan : tidur diatas dipan kayu yang dibawahnya diletakkan arang yang sudah dibakar selanjutnya. Kemudian arangnya akan diganti setiap kali habis terbakar. Peneliti : itu tujuannya apa buk ? Partisipan : kalau kata orang dulu biar badan cepat langsing kembali. Cepat sehat kembali. Lebih kuat juga Peneliti : bagaimana perasaan ibu setelah sale ? Partisipan : pegal-pegal hilang, ya lebih berkeringat, karna uap panas kan Peneliti : bagaimana perasaan ibu jika satu hari ibu tidak sale ? Partisipan : selalu sale. Tidak ada jeda. Kalau salenya 20 hari ya 20 hari. Kalau 10 hari ya 10 hari. Peneliti : jadi itu tidak boleh kita selang buk ? Partisipan : tidak, nanti kita tidak lagi tahan kalau di salenya berhenti henti Peneliti : berapa lama salenya dalam sehari buk ? Partisipan : selalu setiap saat, pagi, sore, malam. Pada saat siang aja kita berhenti sebentar. Peneliti : kenapa berhenti di siang buk. Jadi ibu tidur selalu di dipan ? saat malam juga? Partisipan : karna cuaca siang hari kan sudah panas. Jadi seandainya di sale juga bikin badan tambah panas. Iya tidur di dipan juga. Kalau menyusui saja baru ibu pindah tempat sebentar. Peneliti : bagaimana sebenarnya tata cara kita melaksanakan sale buk ? Partisipan : kita letakkan ember dibawah dipan bambu kayu. Masukkan arang yang sudah dibakar sebelumnya ke dalam ember sedikit demi sedikit. Peneliti : arangnya yang masih menyala api buk ? Partisipan : iya. Tp hanya tertinggal baranya saja. Yang sudah hampir terbakar Peneliti : berarti dengan apinya sekalian buk ? Partisipan : iya. Dengan apinya sekalian Peneliti : tapi apakah ibu tidak merasakan terbakar kalau seperti itu ? Partisipan : kan ada alasnya juga bisa kita gunakan tikar atau kain. Jarak dipan dengan bara apinya kan juga tidak terlalu dekat. Peneliti : berapa jaraknya kira kira buk ? Partisipan : ya setinggi tempat tidur biasanya lah. Peneliti : kemudian buk, apakah alas yang tadi ibu gunakan tidak terbakar kalau caranya seperti itu ? Partisipan : tidak. Kita gunakan juga alas yang terbuat dari pelepah pohon pisang yang sudah kering. Kalau bahasa aceh situek namanya. Kan dipan, kita alaskan situek baru kita alaskan lagi kain atau tikar. Baru kemudian kita tiduran diatasnya. Peneliti : kemudian buk, ada tidak perawatan lainnya ? Partisipan : ya.. air jeruk nipis. Peneliti : itu fungsinya untuk apa buk ? Partisipan : kita balurkan di atas perut. Dicapurkan dengan kapur terlebih dahulu. Jeruk nipis itu pada dasarnya panas. Kemudian kita campurkan dengan oen lawah juga. Kita balurkan di atas perut seperti jamu. Kita tutup dengan kertas. Peneliti : itu disemua area perut buk ? Partisipan : tidak. Dilingkaran area pusat saja. Peneliti : kegunaannya untuk apa buk ? Partisipan : untuk mengencangkan area perut. Jangan kendur. Menghilangkan bekas parutan juga yang ada di area perut. Peneliti : tapi tadi ibu juga mengatakan di atas kalau ibu juga minum jamu Partisipan : iya harus kita pilih salah satu. Kalau minum jamu tidak usah kita balurkan jeruk nipisnya lagi. Pilih salah satu saja. Peneliti : berarti salah satu saja ya buk ? Partisipan : iya. Itu punya orang kampung. Kalau kita beli jamu paketan itu kan sudah lengkap. Sudah ada sendiri dia di dalamnya. Kan ada yang untuk badan, paha, kepala kan? Peneliti : jadi kalau seandainya kita pakai yang jeruk nipis ini. Berapa hari kita gunakan buk ? Partisipan : ya kita mulai ketika kita sudah berhenti di sale. Saat kita pindah kembali ke tempat tidur seperti biasa baru kita mulai gunakan ini sampai 40 hari kemudian. Peneliti : Berapa lama buk kita tunggu jamunya ? Partisipan : ya ketika kita mandi. Baru sekalian kita cuci. Peneliti : berapa kali ibu mandi dalam sehari buk ? Partisipan : ya sekali sehari. Peneliti : kenapa hanya sekali sehari buk ? Partisipan : ya, kan tadi kita di sale. Kalau dulu ibu nifas itu tidak boleh banyak bergerak. Tidak boleh mengerjakan pekerjaan rumah terlebih dahulu. Hanya sebatas kebutuhan ke kamar mandi atau menyusui. Makan minum pun di tempat tidur atau saat di sale. Jadi mandinya juga hanya sekali sehari. Peneliti : kemudian mandinya dengan air apa buk ? Partisipan : ya air panas. Biar mati semua kumannya. Kami dulu tidak pernah mandi dengan air dingin. Peneliti : jadi ibu tidak pernah mandi dengan air dingin ? Partisipan : tidak, selalu dengan air panas Peneliti : kemudian bagaimana dengan air susu ibu untuk menyusui ? ada tidak perawatan juga ? Partisipan : ya, makan tape. Peneliti : untuk apa buk ? Partisipan : ya biar air susunya banyak. Peneliti : untuk pantangannya ada tidak buk ? Partisipan : kalau orang sale tidak ada pantangan apapun. Misalnya di salenya selama 10 hari. Ya selama 10 hari itu kita boleh makan apapun yang kita mau. Peneliti : dari awal tidak ada pantangan apapun juga buk ? Partisipan : ya sebenarnya pantangan untuk banyak minum air. Tapi kan kita gerah karna selalu kena api saat di sale. Jadi tidak saya pantang.. Penelitian : pantangannya tidak ibu laksanakan karena ibu sale ? Partisipan : gak juga sih, tapi ada juga yang saya patuhi seperti pantang makan ikan laut, saya juga gak boleh makan nasi lagi diatas jam 7 malam, Peneliti : kenapa itu menjadi pantangan buk ? Partisipan : pada dasarnya orang aceh ini makan nasinya harus ada ikan, tapi kata orang tua, kalau saya makan ikan nanti darah saya amis. Saya Cuma boleh makan tahu tempe aja. Kalau untuk makan malam, takut badan saya tambah gemuk sih dek... Peneliti : ada tidak lain buk perawatannya ? Partisipan : ada. Dikusuk Peneliti : pada saat kapan buk ? Partisipan : dari hari pertama sampai hari ketujuh Peneliti : bagaimana yang di kusuk buk ? Partisipan : ya satu badan. Paha juga. Payudara juga. Supaya air susunya keluar. Peneliti : tujuannya untuk apa buk ? Partisipan : kan sehabis melahirkan kita lelah luar biasa. Apalagi kalau dulu itu tidak ada tunggu. Main paksa begitu saat proses bersalin. Dulu kan dokter, bidan masih sedikit, jadi ya sama dukun. Badan akan terasa sakit dan lelah setelahnya. Makanya dikusuk. Dulu saat saya melahirkan anak terakhir 3 hari baru lahir. Badan entah sudah diapa apakan. Sakit setelahnya. Makanya habis itu dikusuk. Payudara juga. Supaya air susunya keluar. Begitu diurut payudaranya pasti akan langsung keluar airnya. Peneliti : berapa lama dikusuknya buk ? Partisipan : ya kapan selesai. Bisa satu jam atau setengah jam. Berturut-turut selama 7 hari. Peneliti : ada tidak buk kemudian setelahnya ibu diberikan ini itu lagi ? Partisipan : tidak ada. Paling ya sale kan, minum jamu, nanti baru setelahnya kita pakai gurita. Peneliti : pada saat kapan buk pakai guritanya ? Partisipan : nanti juga kalau kita sudah habis sale. Kan tujuannya biar badan perut terutama tidak kendur. Kita juga jalannya harus rapat. Biar tulang kita juga cepat kembali seperti semula. Sampai 44 hari. 3 bulan juga lebih bagus lagi. Peneliti : maaf ya buk. Kalau untuk perawatan vaginanya seperti apa ? Partisipan : ya setiap kali cebok kita pakai air hangat untuk cucinya. Dulu kan tidak pakai pembalut juga. Pakai handuk kecil sebagai alasnya kan. Jadi setiap kali ganti juga kita gunakan air hangat untuk membilas. Nanti kadang kadang saya cebok pake air sirih juga. Peneliti : berapa kali ganti handuknya buk ? Partisipan : dua kali sehari. Atau kapanpun kita merasa perlu. Peneliti : ada tidak buk yang belum ibu ceritakan kepada saya tentang perawatan ibu selama masa nifas ? Partisipan : hm... apa ya... ini dek saya baru inggat. Mau sedang tidur atau sedang duduk kayak gini, kaki kita harus lurus. Gaboleh tidur atau duduk sesuka kita. Peneliti : bagaimana maksud ibu ? Partisipan : ya kaki harus luruslah, ga boleh terlipat. Nanti tulang saya bengkok. Kan saya baru siap melahirkan dek, tulang-tulang masih merenggang semuanya. Peneliti : bagaimana dukungan suami ibu terhadap budaya yang ibu jalani ini ? Partisipan : ya dia mendukung. Tapi selama saya nifas, saya jadi agak kurang juga komunikasi sama suami saya. Karena kami tidurnya terpisah juga Peneliti : owh ya buk ? jadi dibiarkan begitu saja ? Partisipan : ya mau bagaimana lagi. Saya kan gamau cepat cepat kasih si adek bayi adek lagi. Peneliti : bicara tentang anak buk. Bagaimana cara ibu melakukan penundaan terhadap kehamilan berikutnya ? Partisipan : kita atur jaraknya. Maunya kapan, siapnya kapan, sebenarnya banyak alat kb di bidan kan, tapi kalau perawatan nifas kita bagus, rajin minum kunyit di bulan kedua, itu bisa jadi cara tradisional juga dek. Saya pun lebih suka tradisional ketimbang alat kb. Suka bikin banyak efek dek. Peneliti : Efek apa buk ? Partisipan : badan gemuk, muka saya berflek, belum lagi darah halangan yang tidak tentu jadwalnya. Peneliti : bagaimana perasaan ibu dalam melakukan perawatan masa nifas ini? Partisipan : namanya juga adat istiadat. Harus dilaksanakan. Karena semua perkataan orang tua kan punya tujuan dan maksud yang baik. Peneliti : kalau begitu ibu melaksanakannya dalam keadaan terpaksa juga? Partisipan : ya dikatakan terpaksa sih begitu juga. Tapi mau bagaimana lagi kan. Kita juga dirawat sama orang tua selama masa nifas. Peneliti : maaf buk, ada tidak buk kebiasaan yang ibu laksanakan yang belum ibu ceritain tadi? Partisipan : paling ga boleh baca buku selama nifas, ga boleh bicara besar besar juga, wajib memakai alas kaki kemana saja. Peneliti : baiklah ibu. Terima kasih untuk semua informasi yang telah ibu sampaikan. Partisipan : iya nak. Semoga berguna ya. PARTISIPAN C Peneliti : Seperti apa kak perawatan sehabis melahirkan yang kakak jalani ? Partisipan : Setelah melahirkan saya langsung dibantu ke kamar mandi sama kakak dan mama untuk mandi. satu hari sesudah melahirkan. Dikasih ramuan dari kunyit, gula merah, asam jawa, jeura eungkot, kencur, dan lada. Semua bahan ditumbuk sampai halus lalu dicampur dengan air ditambah dengan madu dan kuning telur. untuk diminum. Baru sesudah 5 hari diletakkan batu. Peneliti : kunyit itu kapan diminum kak. Partisipan : setiap pagi Peneliti : sampai kapan minumnya kak ? Partisipan : sampai hari ke lima. Sebelum ada ramuan atau obat lain khusus untuk dalam Peneliti : kegunaannya untuk apa kak ? Partisipan : khasiatnya untuk menambah darah dan membersihkan darah kotor. Peneliti : bagaimana perasaan kakak sesudah minum kunyit ? Partisipan : ya enak. Segar. Peneliti : kemudian sesudah 5 hari bagaimana kak? Partisipan : sesudah 5 hari kita panggil tukang urut. Untuk mengurut badan. Kemudian dibalurkan badan kita dengan pilis dan tapel. Nanti ada obat minum ada juga. Yang oles ada juga. Peneliti : yang urut itu berapa hari diurutnya kak? Berapa jam di urut nya ? Partisipan : 7 hari. Lamanya tergantung orang ngurut sih. Kadang 2 jam. Kadang ada yang lebih juga. Tapi biasanya 2 jam. Peneliti : berarti dari hari kelima sampai hari kedua belas ya kak? Partisipan : iya. Peneliti : bagaimana perasaan kakak sesudah diurut ? Partisipan : enak. Segar badan rasanya. Peneliti : pernah tidak kk tidak diurut? Bagaimana perasaan kakak ? Partisipan : pernah sekali. Ada bedanya. Badan terasa pegal. Peneliti : tadi kakak ada cerita soal ramuan. Kakak tau gak isinya apa saja ? Partisipan : kurang tau juga. Karna kan dibeli. Isinya kan ada pilis, param, dll. Pilis untuk dikepala supaya tidak pusing. Param dibadan untuk mencegah masuk angin menghilangkan bekas striae juga. Trus yang traditionalnya tukang urutnya yang bikin. Jadi kakak gatau juga isinya apa saja. Peneliti : berapa hari ramuannya kakak gunakan? Partisipan : yang untuk dibadan selama kakak diurut aja, tapi yang diminum selama 44 hari. Peneliti : pernah tidak kakak tidak minum ? bagaimana perasaan kakak? Partisipan : pernah. Kan masih keluar darah nifas kan ? kalau minum biasanya darah nifasnya lancar keluarnya. Tapi kalau tidak minum darahnya sikit keluarnya. Kalau di kampung kan pantangannya makanan. Tidak boleh makan ini makan itu. Peneliti : apa saja kak pantangannya ? Partisipan : tidak boleh makan banyak, tahu tempe aja yang hambar, minum air banyak, tidak boleh makan daging. Gak boleh berkuah. Peneliti : untuk apa kegunaannya kak ? Partisipan : ya kakak tidak tau, tapi kakak ikut saja. Pernah kakak langgar pantangannya dan makan daging. Tapi darah nifas kakak panjang dan tidak habis habis. Kalau darahnya tidak habis habis artinya kakak tidak bisa keluar rumah kan dek. Peneliti : maksudnya gimana kak? Lebih dari 44 hari ? Partisipan : gak juga sih. Tapi ya sampai 44 hari sedikit sedikit dia. Biasanya kan 30 hari paling lama udah bersihlah. Peneliti : kakak tadi ada cerita soal bakar batu. Itu seperti apa kak ? Partisipan : iya. Kalau kata orang tua itu untuk memperlancar aliran darah. Peneliti : berapa hari kak dibakar batunya ? Partisipan : bakar batunya dari hari kesebelas sampai dua puluh. Disalenya dari hari kedua puluh sampai hari ketiga puluh. Peneliti : berapa lama dalam sehari bakar batunya kak? Partisipan : tergantung. Kalau kita sanggup tahan sepanjang hari bakar batunya. 24 jam. Peneliti : itu caranya seperti apa kak ? Partisipan : batu yang sudah dibakar dibalut dulu sama kain. Tapi kalau kita sanggup tahan panasnya boleh dilapisi dengan kain yang tipis saja. Peneliti : batunya dibakar dimana kak ? Partisipan : di kompor Peneliti : dikompor langsung diatasnya kak? Partisipan : iya. Atau boleh juga pakai gas. Peneliti : trus, kalau yang sale tadi gimana kak ? Partisipan : disale itu bakar arang. Kemudian kita tidur diatasnya Peneliti : bakarnya seperti apa kak ? Partisipan : ada kuali tanah. Trus kita letakkan seng diatas kuali tersebut. Kemudian baru kita bakar arangnya diatas seng tersebut. Peneliti : berapa lama kak salenya ? Partisipan : kalau kakak sih dua jam aja. Ga bangun bangun. Tapi seharusnya 24 jam ga bangun bangun dari sana. Makan disitu, minum disitu. Semua disitu Peneliti : apa tindakan kakak setelah disale. Bagaimana perasaannya ? Partisipan : berkeringat pasti, kakak langsung mandi setelahnya. Seharusnya sih tidak boleh. Peneliti : air apa yang kakak gunakan untuk mandi ? Partisipan : air biasa sih. Peneliti : untuk perawatan vagina bagaimana kak ? Partisipan : Seperti biasa sih. Cebok bersih menggunakan air hangat. Bisa diselingi dengan air sirih sesekali. Keringkan dengan handuk bersih setiap kali cebok. Jangan lupa ganti juga sesering mungkin pembalut. Peneliti : berapa kali kakak cebok menggunakan air sirih? Kapan saja ? Partisipan : dua kali seminggu sih. Selama 44 hari Peneliti : ada tidak kak pantangan lain yang belum kakak sebutkan tadi ? Partisipan : kakak selama nifas tidurnya terpisah dari suami. Ga boleh makan lewat dari jam 6, harus pakai sandal kaus kaki terus, sebenarnya masih banyak pantangan lainnya kalau kita perawatan traditional tapi tidak semua kakak kerjakan. Karena berdasarkan pengalaman kakak air susu lebih sedikit keluarnya karena pantangan makanan kan. Tapi, kalau yang makanan kakak ikutin, gaboleh bicara suaranya besar, ga boleh tidur siang, ga boleh membaca juga, kalau jalan harus rapat kakinya jalan-nya pelan-pelan Peneliti : ada tidak kak perbedaan yang kakak alami pada saat kakak mengerjakan pantangan sama yang tidak. Partisipan : ada. Pada saat melahirkan anak pertama kan kakak ngikut semua ni. Jalan harus selangkah-selangkah. Ga boleh banyak gerak, salenya 24 jam. Badan cepat kembali singset. Turun drastis. Tapi itulah ASI nya sedikit. Beda dengan yang kakak alami anak kedua. Badan turunya hanya sedikit tapi air susunya banyak. Kakak rasa itu saja. Peneliti : ada tidak buk perawatan khusus supaya asinya lancar yang ibu lakukan? Partisipan : itulah dek, yang pas badan dipijat, payudara juga dipijat khusus, kakak harus makan banyak sayuran, daun daunan seperti daun katuk, makan tape, minum ramuan dari abu dapur yang udah disaring juga. Supaya asinya banyak dek Peneliti : baiklah kalau begitu kak. Saya ucapkan terima kasih. RESPONDEN D Peneliti : Coba ibu ceritakan pengalaman ibu setelah melahirkan? Partisipan : Setelah melahirkan 1 hari, besok pulang ke rumah dimandiin sama air yang ada jeruk purut dan daun daunan. Kemudian diberikan param di badan, pilis Peneliti : Ibu dimandikan pakai air apa? Partisipan : Di mandiin pakai air hangat Peneliti : Apakah ibu memakai air khusus untuk cebok? Partisipan : Hari pertama sich tidak, hari ke dua ada memakai air daun sirih di ceboin. Peneliti : Gunanya untuk apa bu? Partisipan : Setelah melahirkan kita masih berdarah, lebih cepat kering dan bersih. Peneliti : Setelah mandi perawatan apa yang ibu lakukan? Partisipan : Saya dipakaikan pilis dan param. Peneliti : Pilis dipakai dimana bu? Partisipan : Ya di dahi. Peneliti : Bagaimana cara ibu pakai pilis? Partisipan : sebelum dipakai, pilis itu dicampur dengan air. Peneliti : Pilis itu dibuat atau di beli bu? Partisipan : Ooo….sudah ada yang siap pakai beli di pasar. Peneliti : Selain pilis apalagi ibu pakai? Partisipan : Param untuk badan. Peneliti : ibu dapat param dari mana? Partisipan : Beli dari pasar. Beberapa hari kemudian memakai gurita. Peneliti : Hari keberapa ibu pakai gurita? Partisipan : Hari ke 4 Peneliti : Sampai kapan ibu pakai gurita? Partisipan : Sampai hari ke lima belas. Peneliti : Kemudian perawatan apa lagi yang ibu lakukan? Partisipan : Ada juga cara sale panasin badan, di uapinlah istilahnya orang Aceh. Peneliti : Caranya di uapin bagaimana bu? Partisipan : Ada arang panas di satu tempat. Saya duduk di kursi yang berlubang-lubang, jadi uap arang yang terbakar itu. Asapnya mengasapin badan kita. Peneliti : Cara sale panasin badan sampai kapan dilakukan? Partisipan : Itu dilakukan tergantung mau kita, ada juga mau-a sampai 20 hari. Biasanya diselang seling. Peneliti : Kapan saja dilakukan panasin badan sale? Partisipan : Biasanya pagi Peneliti : Yang melakukan sale siapa bu? Partisipan : Mama di rumah. Peneliti : Selain sale apa lagi yang ibu lakukan perawatan yang lain? Partisipan : Ada, bakar batu di api. Peneliti : Sebesar mana batu yang dibakar? Partisipan : Ya lebih besarlah, sebesar dari kelapa yang sudah terkupas. Kemudian di bakar Peneliti : Batu diletakkan dimana? Partisipan : Di letakkan di atas vaginalah, ke bawah dikit dari perut. Peneliti : Batu itu apakah dilapisi lagi? Partisipan : Batu itu pertama kali di lapisi dengan daun jarak. Diletakkan sekitar beberapa lembar. kemudian ambil kain kain di bungkus dan diletakkan di atas perut. Peneliti : Berapa hari ibu melakukan sale? Partisipan : Cara melakukan sale itu tergantung dari maunya kita. Bila sanggup nahan lama ya lebih baik. Begitu dengan bakar batu. Bila sanggup kita tahan lama juga lebih bagus. Peneliti : Apa guna sale? Partisipan : Supaya perut kita cepat ketat, vagina cepat rapat, darah cepat kering. Peneliti : Apalagi perawatan yang ibu lakukan? Partisipan : Minum jamu dan kusuk. Peneliti : Jamu apa yang ibu minum? Partisipan : Jamu yang dijual di pasar yang siap minum. Tiap pagi minum jamu. Peneliti : Kira-kira berapa gelas ibu minum? Partisipan : 1 gelas saja Peneliti : Caranya bagaimana bu? Partisipan : Jamu yang dicampur air oleh mama di rumah. Ya kemudian di beri Peneliti : Apakah ibu tahu guna jamu tersebut? Partisipan : Guna jamu sich kata mama menurut orang tua, supaya cepat sembuh, darah lancar keluar darah kotor, kita lebih sehat, badan lebih fit. Ada juga melakukan kusuk, panggil orang tua ahli kusuk ke rumah. Kusuk dilakukan setelah 5 hari melahirkan secara selang seling, selama nifas pokoknya 7 hari. Peneliti : Apa kepercayaan ibu selama nifas? Partisipan : Kepercayaan orang aceh banyak pantang, orang nifas tidak boleh baca buku, tidak boleh menjahit, katanya mata kita cepat kabur. Jadi harus kita hindari. Tidak boleh jalan cepat harus pelan-pelan jalan, tidak boleh mengangkat barang-barang berat. Tidak boleh keluar rumah sebelum badan bersih dari darah nifas, gak boleh tidur sekamar dan berhubungan badan dengan suami juga. Pneliti : makanan apa saja yang ibu makan? Ada tidak pantangannya buk ? Partisipan : Saya hanya boleh makan nasi dengan sayur dan tahu atau tempe. Telur juga boleh. Tapi tidak dengan telur bebek serta ikan laut. Pneliti : kenapa buk ? Partisipan : biar banyak asi katanya sayuran khasiatnya sangat besar. Daun kates, sayur-sayuran hijau, kalau ikan laut nanti bikin amis darah nifasnya. Oh ya, kalau udah malam juga ga boleh makan lagi. Nanti gendut. Trus ada juga ramuan yang dari abu dapur untuk diminum Peneliti : itu cara pembuatannya bagaimana buk ? Partisipan : Abu dapurnya disaring kemudian ditambah madu sebelum diminum. Tapi saya Cuma minum sekali aja. Gakuat sama rasanya. Peneliti : Apa hasil yang ibu rasakan setelah melahirkan? Partisipan : Enaklah badan saya, karena sudah kembali seperti awal lagi. Seperti awal lagi. Seperti belum melahirkan, badan saya lebih fit. Kita setelah melahirkan banyak darah keluar, badan lemah. Tapi setelah saya jalanin perawatan ini insyaallah kembali seperti belum melahirkan. Istilahnya kalau orang bilang kembali muda lagi. Peneliti : kemudian ada tidak buk perawatan lain yang belum ibu sebutkan tadi ? Partisipan : ya paling selama nifas gaboleh kerja. Ngangkat yang berat-berat, kalau mau BAB juga harus di wc duduk biar gak keluar anusnya. Ga boleh banyak gerak juga selain ke kamar mandi. Kemudian saya ada minum juga sari kunyit supaya ga cepat hamil. Ya sebagai penunda kehamilan yang alami lah. Peneliti : bicara soal jamu, ada tidak buk yang ibu gunakan untuk tubuh ibu selain pilis atau param tadi? Partisipan : kan kalau sudah melahirkan masih banyak bekas pelebaran pada kulit kan, disana saya balurkan jeruk nipis yang dicampur dengan kapur. Di area perut aja. Kemudian saya pakai bedak dingin juga RESPONDEN E Peneliti : Coba Ibu Ceritakan Bagaimana Pengalaman Ibu Selama Masa Nifas? Partisipan : Setelah saya melahirkan di rumah saya diberi teluar ayam kampung setngah matang untuk saya teguk langsung, kemudian saya dimandikan dengan air hangat supaya badan saya kembali segar. Peneliti : berapa jam sesudah melahirkan buk ? Partisipan : satu jam sesudahnya Peneliti : biasanya ibuk kan susah jalannya buk setelah melahirkan. Bagaimana caranya ibu mandi ? Partisipan : Dibantu jalan sama mama dan kakak saya. Kemudian hari keduanya langsung bakar arang sale. Peneliti : bagaimana salenya buk ? Partisipan : ada tempat tidur khusus yang terbuat dari bambu. Kemudian bakar arang dibawahnya. Kita tidur disitu selama proses sale berlangsung. Peneliti : berapa lama salenya buk ? Partisipan : ada yang sebulan. Menurut keadaan dan kondisi badan. Kalau tidak tahan ada yang 15 atau 20 hari saja. Peneliti : berapa lama salenya buk ? Partisipan : 24 jam. Tidak pindah pindah. Mungkin sebentar pada saat menyusui aja. Tapi terkadang juga menyusui diatas dipan. Peneliti : bagaimana dengan ibu mandi ? Partisipan : mandi ya setiap hari. Sekali sehari. Peneliti : Bagaimana dengan makanannya buk ? Partisipan : saya lebih banyak makan sayur. Mengurangi minyak dan garam, protein yang saya makan pun berasal dari telur, tahu, tempe, tapi saya ga makan daging atau ikan. Peneliti : kenapa buk ga makan daging atau ikan ? Partisipan : saya kurang tau, tapi yang namanya ibu nifas ini pasti ada larangan dan pantangannya. Tidak boleh keluar rumah kan karena badan masih rentan, nanti cepat masuk angin. Saya tidak berhubungan intim dengan suami juga karena masih belum bersih kan. Tapi kalau menurut ada istiadat aceh, suami tidak boleh sekamar juga sama saya. Peneliti : kenapa seperti itu buk ? Partisipan : kalau orang aceh biasanya sesudah melahirkan, saya pindah ke kamar bagian belakang rumah dek. Suami tetap di kamar saya yang biasa. Saya tidur sama mama. Katanya kalau suami tidur sama saya nanti saya cepat hamil lagi. Begitulah dek kalau menurut adat aceh. Peneliti : kemudian apa lagi buk ? Partisipan : minum jamu atau kunyit Peneliti : jamunya dariamana buk ? Partisipan : buat sendiri. Isinya kunyit, telur ayam kampung, madu, asam jawa, kencur, lada. Ditumbuk halus ditambah dengan air. Peneliti : kapan kita konsumsi buk ? Partisipan : diminum setiap hari pada pagi hari. Peneliti : selama berapa hari buk ? Partisipan : selama 44 hari. Peneliti : bagaimana dengan jamu tadi buk ? Partisipan : ya sama saja Peneliti : jamunya darimana buk ? Partisipan : beli dipasar. Yang mereknya air mancur tadi. Ada pilis, param juga. Pilis dipakai dari habis melahirkan sampai 40 hari bagusnya. Param di badan. Bedak dingin untuk di badan juga bisa Peneliti : bagaimana perasaan ibu? Untuk apa fungsi jamunya buk ? Partisipan : untuk mencegah penglihatan kabur, masuk angin, menghilangkan bekas melahirkan juga. Peneliti : pernah tidak ibu tidak mengkonsumsinya. Bagaimana perasaan ibuk ? Partisipan : ya tidak enak saja. Tidak sesegar biasanya. Peneliti : bagaimana dengan bakar batu ? Partisipan : kebetulan saya tidak terlalu patuh. Karena saya tidak tahan dengan hawa panasnya. Peneliti : memangnya fungsi bakar batu untuk apa buk ? Partisipan : katanya supaya badan kita tetap awet, langsing. Peneliti : kemudian ada tidak buk yang ibu lakukan lagi ? Partisipan : kusuk. Peneliti : siapa yang kusuk buk ? Partisipan : ada dukun kampung yang sudah dipercaya. Badan kita dikusuk semuanya untuk mengembalikan kesegaran tubuh kita. Kan sesudah melahirkan kita capek. Payudara juga dipijat sekalian. Kan hari hari pertama belum keluar ASI. Nah tujuan pijatan ini biar ASI nya cepat keluar. Peneliti : berapa lama buk ibu dikusuk ? Partisipan : selama 7 hari. Hanya 15 menit setiap harinya Peneliti : bicara soal menyusui. Bagaimana cara ibu menyusui ? Partisipan : seperti biasa dek, asi saja tanpa saya kasih pisang atau yang lain kak. Harus sering sering juga. Peneliti : ada tidak makanan khusus yang ibu makan semenjak ibu menyusui? Partisipan : ada, paling saya lebih banyak minum air putih, sayur semangkuk setiap kali makan, atau saya pakai sandal supaya saya ga masuk angin, nanti bayinya juga bisa ditularkan melalui ASI Peneliti : ada tidak buk yang lain. Yang belum ibu sebutkan ? Partisipan : tidak ada. Saya rasa itu saja. Peneliti : baiklah buk, terima kasih untuk informasi yang sudah ibu berikan. TRANSKIP HASIL WAWANCARA PERAWATAN IBU POST PARTUM MENURUT BUDAYA ACEH DI DESA GAROT KECAMATAN DARUL IMARAH KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2015 Partisipan A Line Hasil Wawancara Kalimat Significant 1 Saya suku aceh 2 Iya 3 orang tua dua duanya dari aceh pidie 4 hm... karna kita besar di keluarga aceh pidie jadi aceh pidie. 5 Begitu kadang kadang ada campuran juga dari ayah orang ini. 6 Ayah anak anak maksudnya 7 Ga ada sih. Karna kan kita suku aceh hampir hampir sama gitu 8 juga. Ga ada perbedaan yang signifikan 9 itu maksudnya gimana ? 10 misalnya dulu setelah saya selesai bersalin, saya dimandikan P:A, L 10- 12 11 menggunakan air hangat yang ada jeruk purutnya juga 12 di akhir oleh keluarga saya. ya kebetulan saya bersalin dirumah 13 bidan. Ya langsung tapi memang saya minum obat juga. Obat dari 14 ibu bidannya. Kemudian saya difooding juga sama telur ayam

P: A, L 14-15

15 kampung. Saya juga melakukan ya istilahnya melakukan adat ya. 16 Tapi saya rasa sangat bermamfaat bagi saya jadi saya juga 17 melaksanakan anjuran dari orang tua saya dan juga dari mertua 18 dari bidannya sendiri ada obat tambah darah, ya mereknya saya 19 sudah lupa tapi kata ibu bidannya obat tambah darah trus untuk 20 Kalsium juga trus untuk tambah asi. Ya seinggat saya itu sih 21 Biasanya saya minum sehari sekali. Tapi itu saya minum paginya 22 Kalau malam saya minumnya jamu. Malam harinya sebelum P:A, L 22- 23 23 Makan 24 iya. Setiap malam saya minum 25 saat setelah melahirkan saya merasa luar biasa sangat kuat 26 daripada saat hamil. Jadi saat minum itu ya jelas perasaan tidak 27 pusing lagi ya perasaannya lebih kuatlah” 28 kalau obat tambah darah karna saya biasanya memang kurang 29 darahnya dari hamil. Saya memang kadang kadang agak pusing 30 gitu juga 31 biasanya sih normal 110. Tapi pada saat hamil darah saya sering 32 dibawah 100. Seringnya 90 gitu 33 adat istiadatnya maksudnya tidak boleh makan telur bebek P : A, Line 33-34 34 gitu. Trus kalau makan nasinya ga bole makan pake kuah P : A, Line 34-35 35 atau ikan laut yang bikin alergi katanya gatal-gatal. Trus 36 harus banyak makan sayur yang pasti. Sayurnya direbus P : A, Line 36-38 37 untuk tambah asi. Trus itu direbus. Itu yang paling sering 38 saya makan. Setiap hari satu mangkuk. Saya hanya boleh P : A, Line 38-40 39 makan tahu tempe sebagai lauknya kawan nasi. Gaboleh 40 pake minyak 41 telur bebek katanya sih larangan aja saya gatau juga gimana

P: A, L 41-43

42 tapi katanya rahimnya ga bagus nanti cairannya keluar aja 43 trus nanti juga bikin bau badan. 44 memang kalau kita ikuti secara adat itu memang capek 45 karena banyak banget aturannya seperti misalnya kakinya

P: A, L 45-52

46 kalau tidur tidak boleh terbuka. Jalannya harus sepelan 47 mungkin trus kalau kita buang air besar ga boleh jongkok 48 lebar lebar itu mesti pake Bangku atau secara duduk. Trus 49 waktu tidurnya pake arang apa namanya yang di uapin atau 50 diasapin gitu biar badannya lebih kuat trus darahnya lebih 51 apa namanya maksudnya kan badan kita gitu lebih keras ga 52 lembek lagi. 53 itu orang tua saya 54 hm... dari nenek nenek. Turun temurun 55 kebetulan waktu, ini kan saya sudah tiga anaknya. Dulu pas anak 56 pertama ngerasa ah itu tiduk tidak penting tapi tetap saya kerjakan. 57 Kemudian pada saat melahirkan anak kedua ah, saya mau lihat 58 penting gak sih ngelakuin hal-hal seperti itu. Jadi pada saat anak 59 pertama dan kedua itu ada terasa perbedaannya. Perbedaannya 60 pada saat anak pertama saya merasa lebih kuat, lebih muda, lebih 61 segar hm.... tapi pada saat anak keduanya saya merasa lebih cepat 62 lelah trus cepat merasa capek, ya seperti itu. 63 jalan cepat cepat nanti rahimnya turun, dikhawatirkan seperti P: A, L 63-65 64 itu. Saya juga harus pakai sandal trus kemana aja. Kalau ga 65 pasti saya masuk angin. 66 Kalau dalam istiadat kami itu 100 hari harus betul-betul tidak P: A, L 66-70 67 boleh tidak pake mangkung atau gurita seperti itu. 68 itu mangkung atau stagennya dipakai setiap hari seharusnya 3 69 bulan atau seratus hari kecuali saat kekamar mandi dan 70 diganti setiap kali kekamar mandi. 71 tidak. Setiap saya mandi. Akan tetapi setiap balik dari kamar 72 mandi akan dibenarkan kembali cara pemakaiannya. 73 ada yang 2 meter ada juga yang model ikat pake tali 74 ya kadang-kadang saat itu anak pertama ya selalu. Anak kedua P:A, L 71- 80 75 saya merasa itu tidak perlu jadi tidak saya pakai. Tapi kemudian 76 saya pakai lagi pada saat saya melahirkan anak ketiga lagi. 77 saya ingin tau bagaimana kalau apakah yang dikatakan oleh orang 78 tua kami itu ada manfaatnya karena saya juga baca baca buku 79 Kesehatan katanya tidak ada yang sesuai dengan apa yang saya 80 kerjakan seperti memakai mangkung, tidur tidak boleh 81 ngangkang, jalan harus pelan-pelan, itu tidak ada di buku 82 kesehatan. Jadi saya coba saja. Karena itu membuat saya sedikit 83 tersiksa karena membatasi gerak, membuat pegal. 84 mamfaatnya pakai mangkung itu perut saya lebih datar, tidak 85 dan kembung. Tidak ada meler-meler itu trus saya merasa 86 lebih kuat saya jarang sakit perut. 87 seharusnya 100 hari tapi tidak pada anak kedua karna hanya 88 sebulan. Tapi kemudian saya pakai 100 hari kembali pada anak 89 Ketiga 90 boleh minum air putih banyak tapi tidak boleh sekaligus. bikin 91 Misalnya sekaligus itu jangan memang boleh minum air putih tapi 92 dianjurkan minum air rebusan daun-daunan 44. Itu yang lebih 93 kita jadi kuat 94 kebetulan itu sejenis jamu yang dijual dipasaran. Bilang aja daun 95 44 96 isinya itu ada 44 macam daun direbus untuk diminum. Salah

P: A, L 93-96

97 satunya daun peugaga, daun pacar gaca, unseumpeung 98 Urang- aring. Sebaiknya memang setiap kali kita haus 99 jangan minum air tapi air rebusan ini. 100 rasanya sangat pahit dan sangat kelat 101 saya minum. Apalagi perasaan saya tidak enak banget sesudah 102 minum air rebusan ini karena pada dasarnya saya bukan orang 103 yang suka minum jamu. 104 Seharusnya minum ini 44 hari dan setiap hari diminumnya. Tapi 105 saya masih ada bolong bolong juga kok, apalagi kalau ga ada 106 orang tua saya. Hehehe 107 saya merasa bukan saat itu juga kita merasakan manfaatnya akan 108 tetapi setelah 100 harinya kita sanggup mengurus anak sendiri. 109 Sambil mengerjakan pekerjaan rumah tangga juga. 110 orang tua juga 111 setau saya seperti itu. Karena mertua juga mengajurkan seperti itu. 112 misalnya seperti apa ya ?” 113 kepercayaan orang aceh ya kalau belum 100 hari kalau bisa P : A, L 110 – 114 114 jangan keluar rumah dulu. Yang belum 44 hari jangan keluar 115 sama sekali.itu mungkin karena badan kita kan belum bersih, 116 trus kan jangan kena matahari juga. Matahari pagi sih tidak 117 apa. Tapi ditakutkan kena angin nanti jadi mudah sakit. 118 ya saya udah pernah coba waktu anak kedua. Saya tidak anak saat 119 mengindahkan anjuran adat bukan tidak sama sekali tapi tidak 120 sepenuhnya saya lakukan dan sangat terasa perbedaannya antara 121 pertama dan keduanya jauh banget. Saya merasa lebih tua pada 122 itu. 123 ada, kunyit atau induk kunyit trus jinten trus pakai gula P : A, L 120-122 124 merah, asam jawa, kemudian buah mangkeng sejenis jeruk 125 nipis tapi setau saya hanya ada di aceh 126 Kunyit dihaluskan kemudian, dicampur semua bahannya 127 ditambahkan madu kemudian diminum dengan air hangat. 128 Bagusnya minumnya sebelum makan 129 sekali setiap pagi aja 130 segar, enak, rasanya saya bisa melakukan aktifitas sepanjang hari 131 bisa membuat badan lebih segar dan mempercepat proses 132 penyembuhan. 133 orang tua saya. Ini adat istiadat keluarga saya 134 Iya saya tidur di rangkang atau tempat duduk yang dari kayu P : A, L 134-137 135 istilahnya sale. 136 kebetulan itu disebuah rakit atau dipan tapi ga pake alas. 137 Karena kalau pake alas ditakutkan terbakar dengan uap. Jadi 138 gitu aja.Rasanya seperti di steam. Kayak kita pergi ke tempat 139 sauna. 140 Banyak keluar keringat. 141 sangat banyak. Dari rambut sampai ke daleman basah semua. 142 Saya memakai panci dari tanah diisi arang. Kemudian kita bakar 143 dulu. Tapi bakarnya diluar rumah. Kita tunggu sampai tinggal 144 arang merahnya saja tapi tidak ada api, kemudian kita bawa 145 kembali ke dalam rumah, kita letakkan diatas tungku kaki tiga 146 sebagai alas panci dan diletakkan dibawah dipan. Ya sudah 147 kemudian saya tidur saja diatasnya. 148 Bisa aja duduk kok, ada tempat duduk khususnya dia. Dibuat asap 149 khusus yang dibagian alas duduknya ada ruang ruang sehingga 150 bisa masuk. 151 hm... memang sebaiknya 100 hari tapi 44 hari saja sudah cukup 152 saya rasa.” 153 itu tergantung kita sendiri. Kalau saya pada saat anak sudah tidur, 154 saya mulai tidur diatas dipan sampai anak bangun, bagusnya sih 4- 155 5 jam dalam sehari. 156 rasanya segar, seperti habis masuk sauna aja. Cuman yang gak 157 enaknya pada saat tiduran diatas itu aja karena panas. 158 tidak, saya tunggu keringatnya kering dulu baru saya mandi 159 perasaan saya saja yang tidak enak kalau saya langsung mandi 160 kebetulan tidak pernah 161 tidak banyak aktifitas yang saya lakukan. Saya lebih banyak P : A, L 161-165 162 istirahat sambil meletakkan batu panas di sale. Saya tidak 163 diperbolehkan jalan kecuali ke kamar mandi, atau mengambil 164 bayi kalau dia nangis. Tapi saya dilarang untuk tidur siang 165 atau saat magrib. 166 katanya nanti badan saya akan semakin gemuk. Kalau magrib gak 167 bagus, bikin saya cepat lupa. 168 iyalah dek, kan asi harus diberikan untuk bayi saya. Untuk P : A, L 168-172 169 Memperbanyak asi saya makan daun katuk, kates juga trus 170 payudara saya juga dipijat khusus supaya asinya cepat keluar, 171 saya juga dianjurkan makan tape sebagai selingan karna 172 bagus untuk asi juga, 173 orang tua saya dan ini sudah menjadi kebiasaan kami 174 Suami sama saya ga tidur sekamar, dipantang sama orang

P: A, L 174-175

175 tua. Cepat berisi lagi katanya Partisipan B Line Hasil Wawancara Kata Significant 1 Setelah melahirkan, saya disuruh mandi oleh mama saya. Airnya sudah P :B, L 1-2 2 dicampur sama jeruk purut. Kemudian saya disuruh minum obat 3 untuk menghilangkan bau amis dari darah. 4 air mancur 5 pilis, param, untuk di kepala, badan 6 sesudah 40 atau 44 hari 7 dari habis melahirkan sampai 44 hari 8 saya beli di pasar 9 sama, satu paket dia. Pilis digunakan dikepala agar kita tidak sakit P :B, L 9-10 10 kepala, pusing, bagus untuk mata juga. 11 ada yang bikinan sendiri untuk diminum. Air kunyit. P :B, L 11- 15 12 untuk menyembuhkan luka dari dalam. Kan pada saat melahirkan luka 13 didalam. Kalau kita rutin minumnya ini bisa menyembuhkan luka 14 tersebut. 15 Juga bisa merapatkan kembali. Membuat kita awet juga. 16 sampai 44 hari. Satu kali sehari. Sesudah makan pagi. 17 ada. Bakar batu. Sesudah dibakar batunya diletakkan diatas perut P :B, L 17- 20 18 batu yang kecil. Kira kira beratnya tidak lebih dari 1 kg. 19 setelah dibakar diletakkan diatas perut. Kita pakai alas berupa kain 20 karna kan panas. Supaya tidak langsung membakar kulit perut. 21 ya sampai panas. 22 ya seterusnya. Kalau batunya sudah dingin dibakar kembali kemudian 23 diletakkan kembali begitu seterusnya. 24 kan tadi kita gunakan kain sebagai alas. Ah, saya lupa kita siram dulu batunya 25 dengan air dingin baru kemudian kita alaskan kain dan letakkan di atas perut. 26 untuk menghilangkan debu dan abu arang yang menempel. Kemudian batu 27 akan tahan lama panasnya jika disiram air terlebih dahulu. 28 kalau kata orang jaman biar perutnya naik lagi. 29 tidak, tidak pernah 30 tidak tau saya. Tapi kalau sekarang sudah tidak diperbolehkan lagi kalau kata 31 orang. 32 iya. Semuanya ada. Kemudian ada sale juga pakai arang. P :B, L 32- 33 33 ya tidur kemudian kita di sale selama 20 hari. 34 tidur diatas dipan kayu yang dibawahnya diletakkan arang yang sudah dibakar 35 selanjutnya. Kemudian arangnya akan diganti setiap kali habis terbakar. 36 kalau kata orang dulu biar badan cepat langsing kembali. Cepat sehat kembali. 37 Lebih kuat juga 38 pegal-pegal hilang, ya lebih berkeringat, karna uap panas kan 39 selalu sale. Tidak ada jeda. Kalau salenya 20 hari ya 20 hari. Kalau 10 P :B, L 39- 40 40 hari ya 10 hari. 41 tidak, nanti kita tidak lagi tahan kalau di salenya berhenti henti