Menteri Kesehatan dan Undang-Undang. Namun mereka tidak semua tahu hal-hal apa saja yang diatur didalamnya. Jawaban wawancara menunjukkan bahwa mereka
tidak semua tahu pasal-pasal yang diatur didalamnya secara lengkap, misalnya tentang tata cara penyelenggaraan RM, keseluruhan data penting yang harus diisi, dan
sanksi terhadap pelanggaran ketentuan yang telah diatur tersebut.
4.4.2. Hasil Wawancara dengan Ka. Sub Bidang Rekam Medis
Menurut Ka. Sub Bidang RM selama ini berkas RM yang diisi dengan lengkap masih sangat kurang. Belum ada evaluasi yang dilakukan pihak manajemen rumah
sakit terhadap pengisian RM. Pengembalian RM yang telah diisi ke ruang RM paling lama 2 hari. Pengawasan yang dilakukan oleh bidang RM selama ini adalah dengan
cara mengecek ulang setiap RM yang dikembalikan ke ruang RM. Apabila ada RM yang tidak lengkap maka petugas akan menelpon petugas di ruang rawat inap untuk
mengambil kembali berkas RM yang tidak lengkap supaya diisi oleh dokter yang bersangkutan. Berdasarkan observasi, hal ini sudah dilakukan. Namun berkas RM
yang dikembalikan ulang belum diisi lengkap juga. Hal ini menunjukkan motivasi dokter untuk mengisi RM masih rendah walaupun kebijakan yang ditetapkan untuk
mendukung pengisian RM sudah dijalankan. Selama ini untuk ketersediaaan berkas RM dan memudahkan pengisiannya,
petugas di ruang rawat inap wajib mengontrol ketersediaan lembaran RM di ruang rawat inap dimana dia bertugas. Apabila persediaan lembaran RM sudah menipis
hampir habis maka petugas harus segera mengambil lagi di ruang RM. Oleh karena itu, lembar RM selalu tersedia jika dibutuhkan oleh dokter.
Salami: Hubungan Pengetahuan Dan Motivasi Dengan Perilaku Dokter Spesialis Dalam Pengisian Rekam Medis Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Sigli, 2008.
USU e-Repository © 2008
4.4.3. Hasil Wawancara dengan Direktur Rumah Sakit
Direktur rumah sakit mengakui bahwa masih banyak terdapat ketidaklengkapan dalam pengisian RM oleh dokter spesialis. Usaha untuk
memberikan pemahaman terhadap pentingnya pengisian RM selama ini dilakukan pihak manajemen dengan melakukan sosialisasi kepada tenaga medis dan paramedis.
Sosialisasi dilakukan pada saat pertemuan bulanan yang dihadiri juga oleh dokter spesialis yang bertugas di BPK RSU Sigli.
Direktur BPK RSU Sigli mengatakan tidak tahu pasti apa yang menyebabkan dokter tidak mengisi dengan lengkap data RM. Pihak manajemen mengalami
kesulitan dalam memotivasi para dokter, khususnya dokter spesialis untuk melengkapi pengisian rekam medik karena kelangkaan tenaga dokter spesialis yang
bersedia ditugaskan di BPK RSU Sigli. Oleh karena itu, untuk memberikan memberikan punishment sulit dilakukan.
Usaha memperbaiki bentuk dan cara pengelolaan RM telah dilakukan dengan melakukan studi banding. Pihak manajemen telah mengunjungi rumah sakit lain yang
telah terakreditasi untuk melihat bagaimana pengelolaan RM mulai dari model formulir RM sampai dengan dokumentasi RM yang diterapkan.
Komite medis belum berperan dalam memotivasi para dokter dalam pengisian RM. Selama ini komite medis belum melakukan pengawasan ataupun pengecekan
langsung terhadap pengisian RM. Walaupun sebagai rumah sakit pusat rujukan di Pidie, rumah sakit ini belum memiliki lingkungan kerja yang standar. Ruang kerja
Salami: Hubungan Pengetahuan Dan Motivasi Dengan Perilaku Dokter Spesialis Dalam Pengisian Rekam Medis Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Sigli, 2008.
USU e-Repository © 2008
masih kurang nyaman dan belum memiliki standar operasional prosedur untuk pengisian RM.
Salami: Hubungan Pengetahuan Dan Motivasi Dengan Perilaku Dokter Spesialis Dalam Pengisian Rekam Medis Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Sigli, 2008.
USU e-Repository © 2008
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1.
Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Dokter Spesialis dalam Pengisian Rekam Medis
Pengujian statistik menghasilkan nilai koefisien korelasi sebesar 1,00. Hal ini menunjukkan tingkat hubungan yang sangat kuat Budi, 2006. Nilai p = 0,000
p value 0,05 dan signifikan pada level 1 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku dokter spesialis dalam pengisian
RM. Hasil penelitian ini juga menunjukkan terdapat hubungan positif antara baik
dan tidaknya pengetahuan seorang dokter terhadap perilaku pengisian RM. Pada hasil jawaban kuesioner diketahui bahwa pada umumnya pengetahuan dokter tentang
peraturan yang mengatur RM, kegunaan RM, tanggung jawab, dan cara pengisian RM adalah baik dan sangat baik, sehingga dengan pengetahuan yang baik tersebut dokter
dapat mengisi RM dengan lengkap. Bardasarkan hasil penelitian ini maka dapat dijelaskan bahwa pengetahuan berhubungan langsung terhadap kecenderungan
berperilaku, yaitu semakin baik pengetahuan seseorang akan memberikan kontribusi yang semakin baik pula pada kelengkapan berkas RM.
Hal ini sejalan dengan pernyataan tim kerja dari WHO dalam Dewi 1999 yang menyatakan bahwa seseorang berperilaku tertentu karena adanya empat alasan
pokok, yakni : a pemikiran dan perasaan yakni dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan nilai-nilai terhadap suatu objek; b orang penting sebagai
Salami: Hubungan Pengetahuan Dan Motivasi Dengan Perilaku Dokter Spesialis Dalam Pengisian Rekam Medis Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Sigli, 2008.
USU e-Repository © 2008