Sistem pendukung keputusan juga sudah diterapkan untuk membantu dokter dan perawat dalam menentukan diagnosis, pemberitahuan alergi, pemilihan obat serta
mematuhi protokol klinik. Dokter secara rutin dapat menggunakan komputer untuk menemukan pasien, mencari data klinis serta memberikan instruksi. Namun, kertas
masih tetap digunakan oeh dokter untuk mencetak ringkasan data klinis pasien rawat inap pada waktu melakukan visite.
Secara umum menurut Fuad 2007, faktor-faktor yang menentukan keberhasilan penerapan rekam medis berbasis komputer, yaitu: 1 Leadership,
komitmen, dan visi organisasi; 2 Bertujuan untuk meningkatkan proses klinis dan pelayanan pasien; 3 Melibatkan klinisi dalam perancangan dan modifikasi sistem;
4 Menjaga dan meningkatkan produktivitas klinis; 5 Menjaga momentum dan dukungan terhadap klinisi. Faktor-faktor kendalanya yaitu: 1 Sosiokultural, 2
Sumber daya manusia, dan 3 Kecurigaan lemahnya aspek security, konfidensialitas dan privacy data medis
Faktor-faktor di atas menggambarkan usaha luar biasa dibutuhkan untuk menerapkan catatan medis elektronik. Dalam penerapannya harus dipertimbangkan
penggunaan teknologi informasi yang harus memberikan nilai lebih yang tinggi dibandingkan dengan investasinya.
2.2. Landasan Teori
RM bertujuan untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit Departemen Kesehatan RI, 1997;
Salami: Hubungan Pengetahuan Dan Motivasi Dengan Perilaku Dokter Spesialis Dalam Pengisian Rekam Medis Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Sigli, 2008.
USU e-Repository © 2008
Samil, 2001.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 031Birhup1972 menyatakan bahwa semua rumah sakit diharuskan mengerjakan
medical recording, reporting, dan hospital statistic. Keputusan tersebut kemudian dilanjutkan dengan adanya Keputusan Menteri Kesehatan RI No.034Birhup1972
tentang Perencanaan dan Pemeliharaan Rumah sakit yang menyatakan bahwa guna menunjang terselenggaranya rencana induk master plan yang baik, maka setiap
rumah sakit diwajibkan: 1. Mempunyai dan merawat statistik yang up to date
2. Membina medical record yang berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.
Peraturan yang diterbitkan pemerintah mengenai RM dipertegas secara rinci dalam SK Menteri Kesehatan RI No. 749aMenkesPerXII1989. Dalam SK ini
tersurat adanya kewajiban bagi semua tenaga kesehatan untuk melaksanakan rekam medis.
Dibutuhkan kesadaran yang ditunjukkan oleh perilaku dari berbagai pihak di rumah sakit untuk membenahi pengelolaan RM. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa pengisian RM di rumah sakit di Indonesia belum lengkap dan hal ini sangat tergantung pada perilaku pengisi RM. Menurut Notoatmojo 1997 yang
mempengaruhi terbentuknya perilaku adalah:
Salami: Hubungan Pengetahuan Dan Motivasi Dengan Perilaku Dokter Spesialis Dalam Pengisian Rekam Medis Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Sigli, 2008.
USU e-Repository © 2008
1. Faktor internal, yaitu mencakup pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi,
motivasi dan sebagainya yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar; 2.
Faktor eksternal meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non fisik seperti: iklim, manusia, sosial ekonomi, kebudayaan dan sebagainya.
Pengetahuan dan motivasi merupakan dua faktor internal dari perilaku. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Perubahan perilaku pada manusia akan berlangsung lama apabila perubahan tersebut didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap
positif. Mathis dan Jackson 2001 menjelaskan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kinerja dari individu tenaga kerja, diantaranya kemampuan mereka,
motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan hubungan mereka dengan organisasi. Lebih tegasnya disebutkan bahwa kinerja
seseorang tergantung pada tiga faktor, yaitu kemampuan untuk mengerjakan pekerjaannya, tingkat usaha, dan dukungan yang diberikan pada orang tersebut.
Selanjutnya Kreitner dan Kinicki 2003 menyebutkan bahwa prestasi dipengaruhi oleh kemampuan dan pengetahuan individu , motivasi, dan konteks pekerjaan.
Penelitian ini juga didasari oleh teori motivasi dua faktor kepuasan yang dikembangkan oleh Herzberg dan disebut konsep higiene. Terdiri dari: faktor
ketidakpuasan faktor higiene dan faktor kepuasan faktor yang memotivasi- motivator. Faktor higiene mencakup Herzberg dalam Robbins, 2002: administrasi
Salami: Hubungan Pengetahuan Dan Motivasi Dengan Perilaku Dokter Spesialis Dalam Pengisian Rekam Medis Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Sigli, 2008.
USU e-Repository © 2008
dan kebijakan perusahaan, supervisi, hubungan dengan penyelia, kondisi kerja, gaji, hubungan dengan rekan kerja, kehidupan pribadi, hubungan dengan bawahan, status,
dan keamanan. Sedangkan faktor kepuasan mencakup: Prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, kemajuan, dan pertumbuhan.
2.3. Kerangka Konsep Penelitian