METODOLOGI PENELITIAN Analisis Evaluasi Pembangunan Ekonomi Daerah Pasca Otonomi Daerah (Studi Kasus: Kabupaten Dairi)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah-langkah sistematik atau prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis sektor unggulan perekonomian Kabupaten Dairi. Menggambarkan posisi perekonomian 13 kecamatan yang ada di kabupaten Dairi. Yaitu, Kecamatan Sidikalang, Siempat Nempu, Siempat Nempu Hulu, Siempat Nempu Hilir, Parbuluan, Silima Pungga-Pungga, Berampu, Tigalingga, Sumbul, Pegagan Hilir, Lae Parira, Gunung Sitember, dan Kecamatan Tanah Pinem. Kemudian, menganalisis tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran di Kabupaten Dairi pada era otonomi daerah, serta mengetahui terjadinya ketimpangan pembangunan antar kecamatan di Kabupaten Dairi dalam kurun waktu tahun 2001 sampai dengan 2007. Jenis dan Sumber data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS Propinsi Sumatera Utara, buku literatur, internet serta bacaan lain yang berhubungan dengan pembahasan dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara Metode Pengumpulan Data Penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan melakukan pencatatan langsung data yang diperlukan, baik mendatangi Kantor Badan Pusat Statistik BPS Propinsi Sumatera Utara maupun melakukan telaah terhadap berbagai literatur seperti buku, jurnal, media cetak serta laporan-laporan ilmiah yang berhubungan dengan objek penelitian. Metode Analisis Data Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan mengambil lokasi Kabupaten Dairi sebagai wilayah studi. Untuk mengetahui posisi perekonomian setiap kecamatan di Kabupaten Dairi digunakan metode Tipologi Klassen, untuk mengetahui sektor unggulan di Kabupaten Dairi, maka digunakan metode analisis Location Quotient LQ , untuk menhetahui tingkat kemiskinan digunakan metode Head Count Index, untuk mengukur tingkat pengangguran digunakan rumus matematis tertentu sedangkan untuk mengetahui tingkat ketimpangan pembangunan antar kecamatan di Kabupaten Dairi digunakan metode Williamson Index. Analisis Tipologi Klassen Alat analisis tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui gambaran pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah. Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per kapita daerah. Dengan menentukan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu vertikal dan rata-rata pendapatan per kapita sebagai sumbu horizontal, daerah yang diamati dapat dibagi menjadi empat klasifikasi Hill dalam Kuncoro, 1996. Seperti pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1 Klasifikasi Daerah Berdasarkan Tipologi Klassen y i y y i y r i r Pendapatan tinggi dan pertumbuhan tinggi Pendapatan rendah dan pertumbuhan tinggi r i r Pendapatan tinggi dan pertumbuhan rendah Pendapatan rendah dan pertumbuhan rendah Keterangan: r : rata-rata pertumbuhan ekonomi kabupatenkota Kabupaten Dairi y : rata-rata PDRB per kapita kabupatenkota Kabupaten Dairi r i : Pertumbuhan ekonomi kabupatenkota yang diamati kecamatan y i : PDRB per kapita kabupatenkota yang diamati kecamatan Gambar 3.1 Sistem koordinat X-Y dengan Titik Pusat 1,0 Y Y ’ X P1,0 O0,0 K-III K-I K-IV K-II PDRB per Kapita y Pertumbuhan Ekonomi r Universitas Sumatera Utara Dengan meletakkan koordinat daerah x,y pada sistem koordinat x-y, maka terlihat sebaran daerah-daerah pada bidang kuadran dimana tiap bidang kuadran mempunyai karakteristik atau tipologi yang berbeda-beda. Dengan kriteria: Kuadran I, artinya daerah kecamatan cepat maju dan cepat tumbuh, yakni daerah kecamatan yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita yang lebih tinggi dibanding rata-rata kabupatenkota Kabupaten Dairi. Kuadran II, artinya daerah kecamatan maju, tapi tertekan, yakni daerah kecamatan yang memiliki pendapatan per kapita lebih tinggi, tetapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah dibanding rata-rata kabupatenkota Kabupaten Dairi. Kuadran III, artinya daerah kecamatan berkembang cepat, yakni daerah kecamatan yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi tingkat pendapatan per kapita lebih rendah dibanding rata-rata kabupatenkota Kabupaten Dairi. Kuadran IV, artinya daerah kecamatan relatif tertinggal, yakni daerah kecamatan yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita yang lebih rendah dibanding rata-rata kabupatenkota Kabupaten Dairi. Dikatakan “tinggi” apabila indikator di suatu kabupatenkota kecamatan lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata seluruh kabupatenkota kecamatan. Dikatakan “rendah” apabila indikator di suatu kabupatenkota kecamatan lebih rendah dibandingkan rata-rata seluruh kabupatenkota kecamatan. Universitas Sumatera Utara Analisis Location Quotient LQ Location Quotient LQ atau Kuosien Lokasi adalah suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor di suatu daerah terhadap besarnya peranan sektor tersebut secara nasional. Ada banyak variabel yang biasa diperbandingkan, tetapi yang umum adalah nilai tambah tingkat pendapatan dan jumlah lapangan kerja Tarigan, 2004. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah nilai tambah tingkat pendapatan. Secara matematis, analisis Location Quotient LQ dapat dirumuskan seperti berikut: = i LQ b ib c ic Y Y Y Y Keterangan: Y ic : Nilai tambah sektor i di kabupaten Y ib : Nilai tambah sektor i di propinsi Y c : Total nilai tambah di kabupaten Y b : Total nilai tambah di propinsi LQ i : Location Quotient sektor i Dengan kriteria: LQ 1, artinya sektor yang bersangkutan kurang terspesialisasi dibanding sektor yang sama di tingkat propinsi, sehingga bukan merupakan sektor unggulan. LQ = 1, artinya sektor yang bersangkutan memiliki tingkat spesialisasi yang sama bengan sektor sejenis di tingkat propinsi, sehingga hanya cukup untuk melayani kebutuhan Daerah sendiri. Universitas Sumatera Utara LQ 1, artinya sektor yang bersangkutan lebih terspesialisasi dibanding sektor yang sama di tingkat propinsi, sehingga merupakan sektor unggulan. Analisis Tingkat Kemiskinan Usaha pembangunan yang dilakukan tidak lain bertujuan untuk memperbaiki sekaligus untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu indikator kesejahteraan masyarakat adalah dengan melihat tingkat kemiskinan yang terjadi. Alat ukur yang dapat digunakan untuk melihat tingkat kemiskinan tersebut adalah dengan Head Count Index, secara matematis dapat dituliskan seperti berikut: Pt Pi HCi = Keterangan: Pi : Populasi penduduk miskin Pt : Populasi penduduk total Analisis Tingkat Pengangguran Pada umumnya, orang menganggap bahwa penyebab pengangguran ialah karena ketidakseimbangan inbalance antara penawaran tenaga kerja dengan permintaan tenaga kerja. Sebagian yang menawarkan tenaganya mencari pekerjaan dan berhasil memperolehnya tergolong bekerja employ sisanya yang tidak dapat atau belum memperolehnya digolongkan sebagai penganggur, asal masih terus mencari pekerjaan. Universitas Sumatera Utara Tinggi rendahnya pengangguran ini mencerminkan baik buruknya perekonomian suatu wilayah. Indeks yang dipakai adalah tingkat pengangguran yang merupakan persentase jumlah orang yang sedang mencari pekerjaan terhadap jumlah orang yang menawarkan tenaga kerjanya atau dirumuskan sebagai berikut: 100 tan x Kerja Angka Kerja Pencari IP = Keterangan: IP : Indeks Pengangguran Analisis Ketimpangan Pembangunan antarkecamatan Ketimpangan pembangunan antar kecamatan yang terjadi di Kabupaten Dairi pasca otonomi daerah dapat dianalisis dengan menggunakan indeks ketimpangan regional regional inequality, yang dinamakan dengan indeks ketimpangan Williamson Sjafrizal, 2008, secara Statistik ditampilkan sebagai berikut: ∑ = − = n i i i w n f y y V 1 2 0 V w 1 y Keterangan: y i : PDRB per kapita daerah i kecamatan y : PDRB per kapita rata-rata seluruh daerah kabupaten f i : Jumlah penduduk daerah i kecamatan Universitas Sumatera Utara n : Jumlah penduduk seluruh daerah kabupaten Apabila V w mendekati 1 berarti sangat timpang dan apabila V w mendekati 0 berarti sangat merata. Definisi Variabel Operasional Penelitian 1. Otonomi daerah adalah suatu keadaan dimana kekuasaan pemerintahan tidak lagi bersifat sentralistik pemerintahan yang terpusat, melainkan desentralistik pelimpahan wewenang kekuasaan dari pusat terhadap daerah. 2. Produk Domestik Regional Bruto adalah pendapatan regional bruto yang berasal dari sektor-sektor ekonomi di suatu daerah satuan Rupiah. 3. Pendapatan per kapita adalah penerimaan rata-rata yang diterima rumah tangga sebagai hasil dari proses produksi satuan Rupiah. 4. Penduduk miskin adalah seseorang yang memiliki pendapatan, namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang minimum dalam makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan dasar lainnya jiwa. 5. Pengangguran adalah jumlah penduduk angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan dan aktif mencari pekerjaan jiwa. 6. Ketimpangan pembangunan adalah perbedaan laju pembangunan antara daerah maju dengan daerah terbelakang yang diukur dengan jumlah PDRB per kapita dan jumlah penduduk daerah yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN