pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita yang lebih rendah dibanding rata-rata kabupaten.
Tabel 2.1 Klasifikasi Daerah Berdasarkan Tipologi
Klassen
y
i
y y
i
y
r
i
r Pendapatan tinggi dan
pertumbuhan tinggi Pendapatan rendah dan
pertumbuhan tinggi r
i
r Pendapatan tinggi dan
pertumbuhan rendah Pendapatan rendah dan
pertumbuhan rendah
Namun demikian, perlu dicatat bahwa pengelompokan ini adalah bersifat dinamis karena sangat tergantung pada perkembangan kegiatan pembangunan
pada daerah yang bersangkutan. Ini berarti bahwa dalam beberapa tahun ke depan, pengelompokan akan dapat berubah sesuai dengan perkembangan laju
pertumbuhan dan tingkat pendapatan per kapita daerah yang bersangkutan. Perubahan tersebut akan mudah terjadi pada daerah-daerah yang kondisinya telah
berada dekat dengan batas rata-rata dari tingkat pertumbuhan dan pendapatan per kapita.
2.4 Teori Basis Ekonomi
Economic Base Theory
Teori basis ekonomi Economic Base Theory mendasarkan pandangannya bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya
peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Teori ekonomi basis PDRB per
Kapita y
Pertumbuhan Ekonomi r
Universitas Sumatera Utara
mengklasifikasikan seluruh kegiatan ekonomi ke dalam dua sektor, yaitu sektor basis dan sektor non basis. Kegiatan basis merupakan kegiatan suatu masyarakat
yang hasilnya baik berupa barang maupun jasa ditujukan untuk ekspor ke luar dari lingkungan masyarakat atau yang berorientasi keluar, regional, nasional, dan
internasional. Sedangkan kegiatan non basis merupakan kegiatan masyarakat yang hasilnya baik berupa barang atau jasa diperuntukkan bagi masyarakat itu sendiri
dalam kawasan kehidupan ekonomi masyarakat tersebut. Konsep swsembada, mandiri, kesejahteraan dan kualitas hidup sangat menentukan dalam kegiatan non
basis ini. Karena sifatnya yang memenuhi kebutuhan lokal, permintaan sektor ini sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat setempat. Oleh karena itu,
kenaikannya sejalan dengan kenaikan pendapatan masyarakat setempat. Dengan demikian, sektor ini terikat kepada kondisi ekonomi setempat dan tidak bisa
berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi wilayah. Atas dasar anggapan inilah, maka dikatakan bahwa satu-satunya sektor yang bisa meningkatkan perekonomian
wilayah melebihi pertumbuhan alamiah adalah sektor basis. Dalam pengertian regional, ekspor adalah menjual produkjasa ke luar wilayah baik ke wilayah lain
dalam negara itu maupun ke luar negeri. Tenaga kerja yang berdomisili di wilayah kita, tetapi bekerja dan memperoleh uang dari wilayah lain termasuk dalam
pengertian ekspor. Salah satu metode yang umum digunakan dalam model basis ekonomi
sebagai langkah awal untuk memahami sektor kegiatan yang menjadi pemacu pertumbuhan secara tidak langsung adalah model Location Quotient LQ.
Metode LQ mengukur konsentrasi relatif atau derajat spesialisasi kegiatan ekonomi melalui pendekatan perbandingan. Teknik LQ banyak digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
membahas kondisi perekonomian, mengarah kepada identifikasi spesialisasi kegiatan perekonomian atau mengukur konsentrasi relatif kegiatan ekonomi untuk
mendapatkan gambaran dalam penetapan sektor unggulan sebagai leading sector suatu kegiatan ekonomi industri. Dasar pembahasannya sering difokuskan pada
aspek tenaga kerja dan pendapatan. Perkembangan LQ bisa dilihat untuk suatu sektor tertentu pada kurun
waktu yang berbeda, apakah terjadi kenaikan atau penurunan. Hal ini bisa memancing analisis lebih lanjut, misalnya apabila naik dilihat faktor-faktor yang
membuat daerah yang bersangkutan tumbuh lebih cepat dari rata-rata nasional. Demikian pula apabila turun, dikaji faktor-faktor yang membuat daerah tersebut
tumbuh lebih lambat dari rata-rata nasional. Hal ini bisa membantu untuk melihat kekuatan atau kelemahan suatu wilayah dibandingkan secara relatif dengan
wilayah yang lebih luas. Adapun faktor-faktor yang membuat potensi sektor di suatu wilayah lemah, perlu dipikirkan apakah harus ditanggulangi atau dianggap
tidak prioritas. Identifikasi dan pengembangan sektor-sektor unggulan merupakan
langkah strategis bagi daerah, karena beberapa alasan berikut: 1. Sektor unggulan dapat dijadikan arah, sasaran dan prioritas pembangunan
daerah agar pembangunan daerah dapat berlangsung dengan lebih efektif dan efisien, terutama karena keterbatasan sumber daya daerah. Alokasi
sumber daya tidak mungkin diterimakan secara merata pada seluruh sektor yang ada, tetapi harus difokuskan pada sektor tertentu berdasarkan skala
prioritas.
Universitas Sumatera Utara
2. Sektor unggulan dapat berfungsi sebagai motor penggerak sektor-sektor perekonomian secara keseluruhan. Selain memacu sektor secara internal,
sektor unggulan juga dapat mendorong pertumbuhan sektor-sektor lainnya dengan adanya keterkaitan antar sektor backward and forward linkages.
3. Mengingat posisi strategis yang dimiliki suatu daerah baik dilihat dari letak geografis maupun posisinya sebagai titik-titik pertumbuhan
aglomerasi, maka sektor unggulan diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah-daerah di sekitarnya hinterland.
Dengan asumsi bahwa semua penduduk di setiap daerah mempunyai pola permintaan yang sama dengan pola permintaan pada tingkat nasional pola
pengeluaran secara geografis sama, produktivitas tenaga kerja sama, dan setiap industri menghasilkan barang yang homogen pada setiap sektor.
2.5 Kemiskinan