Analisis Basis Ekonomi Kabupaten Dairi

Hal ini mengindikasikan bahwa selama periode penelitian ini Kabupaten Dairi merupakan daerah yang tergolong sukses dalam mengatur daerahnya. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan apabila ada apresiasi terhadap daerah kabupaten ini dan penduduk, khususnya jajaran pemerintah daerah setempat sepantasnya bangga dengan kinerjanya bekerja sama dengan masyarakat setempat juga. Tanpa merasa terlalu terlena dengan keberhasilan tersebut, penduduk terutama pemerintah daerah setempat haruslah tetap berjaga-jaga sehingga apa yang telah dicapai sekarang ini dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan di masa mendatang.

4.3 Analisis Basis Ekonomi Kabupaten Dairi

Kabupaten Dairi terdiri dari 15 wilayah kecamatan dan 161 desakelurahan dengan sumber daya alam yang sangat potensial, antara lain pertanian, khususnya tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Dalam rangka untuk melihat fluktuasi pertumbuhan ekonomi tersebut secara rill dari tahun ke tahun akan terlihat melalui Produk Domestik Regional Bruto PDRB atau indeks harga konsumen secara berkala. Apabila pertumbuhan positif, berarti terjadi peningkatan perekonomian dan apabila negatif menunjukkan terjadinya penurunan perekonomian. Produk Domestik Regional Bruto PDRB di Indonesia pada dasarnya terdiri dari 9 sembilan sektor, yaitu sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, penganggkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa lainnya. Universitas Sumatera Utara Analisis Location Quotient digunakan untuk menentukan subsektor unggulan perekonomian daerah, yang mengacu pada formulasi Bendavid-Val seperti berikut: LQ = b ib c ic Y Y Y Y Keterangan: Y ic : Nilai tambah sektor i di kabupaten Y ib : Nilai tambah sektor i di propinsi Y c : Total nilai tambah di kabupaten Y b : Total nilai tambah di propinsi LQ i : Location Quotient sektor i Apabila LQ 1, artinya peranan sektor tertentu di tingkat Kabupaten Dairi lebih besar dari sektor yang sama di tingkat Propinsi Sumatera Utara, sehingga merupakan sektor unggulan. Hal ini menunjukkan bahwa subsektor tersebut potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak perekonomian daerah. Apabila LQ = 1, berarti peranan sektor tertentu di tingkat Kabupaten Dairi sama dengan peranan sektor yang sama di tingkat Propinsi Sumatera Utara sehingga hanya cukup melayani kebutuhan daerah sendiri. Apabila LQ 1, berarti peranan sektor tertentu di tingkat Kabupaten Dairi lebih kecil dari sektor yang sama di tingkat Propinsi Sumatera Utara sehingga bukan merupakan sektor unggulan. Hal ini menunjukkan bahwa subsektor yang bersangkutan kurang potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak perekonomian daerah. Berdasarkan data yang diperoleh terdapat 3 tiga sektor yang potensial memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Dairi, Universitas Sumatera Utara yaitu sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor jasa-jasa. Sejak tahun 2001 sampai dengan 2007 sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Dairi. Pada tahun 2007 mampu menyumbang sebesar 67,76 atau sejumlah Rp 1,229,018,89. Kondisi ini merupakan suatu penurunan apabila dibandingkan kondisi pada tahun 2006 yang mampu memberikan kontribusi sebesar 68,94 dengan jumlah sebanyak Rp 1,194,240.72. Sebesar 45,07 berasal dari tanaman bahan makanan dan sisanya dari tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Bahkan pada tahun 2003 subsektor tanaman bahan makanan mampu memberikan kontribusi sebesar 48,88 . Oleh sebab itu, tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa masyarakat Kabupaten Dairi sangat bergantung pada sektor pertanian, khususnya tanaman bahan makanan yang didukung dengan suatu kesimpulan bahwa mata pencaharian utama masyarakat Kabupaten Dairi adalah di subsektor tanaman bahan makanan. Sektor kedua terbesar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan kontribusi sebesar Rp 252,396.36 pada tahun 2007 atau sebesar 14,47. Sektor terbesar ketiga adalah sektor jasa-jasa dengan total Rp 252,396.36 atau sebesar 8,70 . Sedangkan sektor yang kurang berkembang atau memberikan kontribusi terkecil terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Dairi adalah sektor pertambangan dan penggalian. Pada tahun 2001 sektor ini menyumbang sebesar Rp 1,047.00 atau 0,07 dan pada tahun 2007 mengalami kenaikan yang tidak terlalu signifikan, yaitu hanya sebesar Rp 1,292.42 dan stagnant pada 0,07 . Subsektor yang berperan hanya subsektor penggalian saja, sedangkan subsektor pertambangan yakni minyak dan gas bumi, dan pertambangan tanpa migas sama Universitas Sumatera Utara sekali tidak berperan. Sektor kedua terkecil adalah sektor listrik, gas, dan air minum, pada tahun 2007 sebesar Rp 5,463.30 atau 0,30 dan tidak mengalami perubahan yang signifikan pada tahun-tahun sebelumnya. Sektor ketiga terkecil dalam pembentukan PDRB Kabupaten Dairi adalah dari sektor industri pengolahan sebesar Rp 5,826.83 atau 0,32 pada tahun 2007 dan tidak menunjukkan suatu perubahan yang signifikan pada tahun sebelumnya. Dilihat dari keunggulan sektor ekonomi di Kabupaten Dairi, tampaknya ada sektor dengan keunggulan yang sama baik pra dan pasca otonomi daerah. Namun ada pula sektor unggulan yang bergeser ke sektor lain. Pada tahun 1994, sektor pertanian memiliki nilai LQ sebesar 2,085 yang mengindikasikan bahwa sektor ini merupakan sektor unggulan di Kabupaten Dairi. Sementara pada tahun 2007 sektor ini semakin berkembang hingga mencapai nilai LQ sebesar 2,872. di samping itu sektor jasa-jasa juga merupakan sektor unggulan pada tahun 1994 sebelum otonomi daerah dengan nilai LQ mencapai 2,085, akan tetapi pada tahun 2007 pasca otonomi daerah bergeser menjadi sektor bukan unggulan dengan nilai LQ sebesar 0,853 saja. Demikian juga halnya dengan sektor bangunan yang mencapai nilai LQ 1,624 pada tahun 1994 yang mengindikasikan sektor ini merupakan sektor unggulan. Namun hanya mampu menghasilkan nilai LQ sebesar 0,512 pada tahun 2007. Pra otonomi daerah Kabupaten Dairi memiliki 3 tiga sektor unggulan dalam perekonomian daerahnya, yakni sektor pertanian, jasa-jasa, dan bangunan. Namun, pasca kebijakan otonomi daerah diberlakukan Kabupaten Dairi hanya memiliki 1 satu sektor unggulan saja, yakni sektor pertanian. Terjadinya pergeseran sektor unggulan di Kabupaten Dairi didorong oleh semakin terspesialisasinya masyarakat Kabupaten Dairi untuk Universitas Sumatera Utara mengembangkan sektor pertanian, semakin berkembangnya sektor listrik, gas dan air minum serta terjadinya progress terhadap sektor perdagangan, hotel dan restoran pasca otonomi daerah. Kondisi ini bisa dimaklumi karena kebijakan otonomi daerah dikeluarkan oleh pemerintah pusat agar pemerintah daerah berwenang untuk mengatur daerahnya masing-masing untuk kesejahteraan masyarakat daerah tersebut. Dalam hal ini pemerintah daerah Kabupaten Dairi mencanangkan kebijakan-kebijakan untuk menstimulus masyarakat mengelola usaha pertanian mereka dengan sebaik mungkin. Sehingga menghasilkan produk dengan kualitas terbaik pada akhirnya memiliki daya jual yang tinggi. Diantaranya adalah berbagai sosialisasi yang dilakukan pemerintah Kabupaten Dairi dalam hal penggunaan bibit unggul sampai kepada metode cocok tanam yang benar. Pemerintah daerah tersebut juga melakukan perbaikan pelayanan jasa, khususnya hotel dan restoran. Hal ini didukung oleh terjadinya pembangunan daerah pariwisata di Kabupaten Dairi, Kecamatan Sitinjo. Yaitu, Taman Wisata Iman yang banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara. Di samping itu, hampir tidak dijumpai lagi daerah desa di Kabupaten Dairi yang tidak menikmati fasilitas tenaga listrik. Dan terjadi kenaikan atas penggunaan gas maupun air bersih sehingga sektor listrik, gas dan air bersih mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Namun, pasca otonomi daerah juga terjadi kemerosotan terutama pada sektor pengangkutan dan komunikasi yang dapat dilihat secara nyata bahwa sarana dan prasarana transportasi di Kabupaten Dairi kurang memadai. Yakni, banyaknya jalan yang rusak serta minimnya alat angkutan yang tersedia. Faktor pendukung alat komunikasi juga masih minim di kabupaten tersebut. Seperti, Universitas Sumatera Utara jaringan telepon seluler yang masih bersifat pilihan bahkan sebagian besar penduduk rumah tangga Kabupaten Dairi juga belum menikmati fasilitas telepon kabel rumah. Rata-rata rumah tangga penduduk yang bertempat di pusat ibukota kabupaten dan sebagian kecil masyarakat di ibukota kecamatan yang menikmati fasilitas tersebut. Tabel 4.7 Nilai LQ Kabupaten Dairi Atas Dasar Harga Konstan Tahun 1994 dan 2007 No Sektoral Ekonomi 1994 2007 1 Pertanian 2.085 2.872 2 Pertambangan dan Penggalian 0.025 0.059 3 Industri Pengolahan 0.020 0.014 4 Listrik, Gas, dan Air Minum 0.00080 0.412 5 Bangunan 1.624 0.512 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 0.653 0.765 7 Pengangkutan dan Komunikasi 0.852 0.418 8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa 0.382 0.171 9 Jasa-Jasa 2.085 0.853 Sumber: BPS Sumatera Utara, Kabupaten Dairi Dalam Angka data diolah

4.4 Analisis Tingkat Kemiskinan Kabupaten Dairi