Konsep Negara menurut Mohammad Natsir.

BAB III ANALISIS DATA

3.1. Konsep Negara menurut Mohammad Natsir.

Pembahasan tentang negara mungkin wacana yang kuno, kekunoannya dari zaman plato hingga sekarang wacana ini terus berkembang mencari format yang ideal. Perkembangannya mengakibatkan juga semakin banyaknya defenisi negara serta konsep menjalankannya secara praktisnya, lihat saja Machiavelly dengan konsep pemisahan antar agama dan negara dalam membangun masyarakat. Ibnu Khaldun dengan konsep Islam yang mengatur tatanan masyarakat layaknya yang dicontohkan pada masa Rasullah di Madinah agama sebagai landasannya, dan begitu banyak ahli-ahli lainnya. Tafsiran terhadap apa itu negara yang begitu banyak membuat lebih rumit dalam memahaminya, untuk itu perlu adanya batasan dibuat untuk memudahkan memahaminya. Batasan dibuat dengan mengemukakan apa yang menjadi sifat- sifat dari sebuah negara atau elemen yang ada didalamnya sampai tugas dan fungsinya. Penggunaan cara ini mempermudah memahami tentang negara sekaligus bisa menjadi sebuah parameter apakah negara tersebut bisa disebut negara dan apakah negara telah menjalankan peran atau fungsinya. Negara adalah suatu “institution” yang mempunyai hak dan tugas dan tujuan khusus. Apakah institution itu? Institution dalam arti umum adalah suatu badan, organisasi yang mempunyai tujuan khusus dan dilengkapi oleh alat-alat material dan peraturan-peraturan tersendiri serta diakui oleh umum 1 1 Mohammad Natsir c, Op.cit., hal., 198. . Universitas Sumatera Utara Institution pendidikan seperti Universitas Sumatera Utara misalnya, mempunyai tenaga pengajar dalam melaksanakan proses belajar mengajar, memiliki pegawai lainnya dalam pengaturan administratif. Disamping itu secara materialnya Universitas Sumatera Utara memiliki gedung kuliah, gedung pertemuan, gedung olahraga dan gedung lainnya. Tidak ketinggalan juga didalam Universitas terdapat peraturan-peraturan didalamnya yang mengatur pola kerja, interaksi dan peraturan lain. Dimana aturan tersebut menguntungkan semua yang ada dalam teritorial Unversitas tersebut, bukan sebaliknya ada yang ditindas baik secara material dan in material. Berbagai macam banyaknya insitution yang ada dalam masyarakat seperti: institution ekonomi, politik, budaya, perdagangan dan sebagainya. Kesemua institution tersebut bertujuan untuk membuat suatu badan yang besar dengan bertujuan mengatur orang yang terlibat didalam institution tersebut. Setiap institution memiliki ruang gerak yang berbeda, memiliki anggota dan memilki kedaulatan yang diakui anggotanya. Nilai tentu ada dalam institution yang mana nilai itu dijunjung tinggi oleh anggotanya, bentuk nilai tersebut bisa saja tidak tertulis sering dilakukan tranformasikan melalui proses perkaderan secara seleksi yang ketat. Metode seperti transformasi yang ketat berlaku biasanya pada institution yang eksklusif, dan pelanggaran setiap aturan tentu diikuti sanksi. Insititution dapat dikatakan apabila institution itu memiliki 2 a. Sebuah tujuan dalam membutuhi kebutuhan jasmani maupun rohani masyarakat. : 2 Ibid, hal. 198-199. Universitas Sumatera Utara b. Keberadaannya diakui oleh masyarakat. c. Mempunyai alat-alat dalam pelaksanaan tujuan bersama. d. Memiliki peraturan-peraturan, norma-norma, nilai-nilai tertentu. e. Berdasarkan atas paham hidup masyarakat yang ada. f. Mempunyai keanggotaannya. g. Mempunyai daerah berlakunya atau teritorial. h. Mempunyai kedaulatan atas anggotanya. i. Memberikan hukuman terhadap pelanggaran atas peraturan-peraturan dan norma-normanya. Maka negara sebagai institution , juga mempunyai: a. Wilayah. b. Rakyat. c. Pemerintah. d. Kedaulatan e. Undang-undang Dasar atau suatu sumber hukum dan kekuasaan lain yang tidak tertulis. Karena itu mengandung konsekuensi: a. Negara meliputi seluruh masyarakat dan segala institution yang terdapat didalam negara tersebut. b. Negara mengikat ataupun mempersatukan institution-institution itu dalam satu peraturan hukum. c. Menjalankan koordinasi dan regulasi atas seluruh bagian-bagian masyarakat. d. Mempunyai hak untuk memaksa anggotanya untuk mengikuti peraturan- peraturan dan hukum-hukum yang telah ditentukan. Universitas Sumatera Utara e. Mempunyai tujuan untuk memimpin dan memenuhi kebutuhan masyarakat secara keseluruhannya. Natsir bersama Masyumi sebagai partai politik Islam memperlihatkan konsistensi mereka dengan peduli terhadap masalah umat Islam, selaku masyarakat yang mayoritas di Indonesia. Ideologi hal substansi harus diselesaikan pada awal kemerdekaan, Natsir selaku tokoh Islam tentu memperjuangan Islam sebagai ideologi negara, negara yang juga mayoritas Islam, dimana Islam telah menjadi dasar mereka bahkan sebelum merdeka. Jadi, tidak mengherankan jika persoalan penentuan ideologi dalam pandangan Natsir sangatlah penting adanya. Seperti yang pernah diucapkan Natsir : “ Di Indonesia faham yang hidup menggerakkan rakyat adalah agama. Agama yang sifat-sifat umumnya yang telah saya kemukakan. Dengan sendirinya asas negara kita harus berdasarkan agama, bukan suatu rangkaian berupa ide yang dianggap oleh masyarakat umum, sebagai Pancasila. Pancasila tidak dipercayai sebagai agama. Meskipun didalamnya terumus sila Ketuhanan Yang Maha Esa, sumbernya adalah sekuler, la diniyah, tanpa agama.” 3 Uraian diatas dapat defenisikan bahwa negara merupakan bentuk dari masyarakat yang ada, dimana antara satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Jelas sudah negara yang ada harus memiliki akar-akar kuat yang telah berada pada masyarakat itu juga, tidak mungkin diambil dari akar atau falsafah hidup masyarakat diluar negara tersebut, kemudian mayoritas masyarakat Indonesia yang muslim, inilah landasan Natsir dalam memahami negara dan Islam. 3 Mohammad Natsir d, Ibid., hal 53. Universitas Sumatera Utara

3.2. Islam sebagai Ideologi Negara menurut Mohammad Natsir.